Love Command ( Bab 11 )

560 11 0
                                    

Kejujuran. Kebenaran yang seringkali tak terkatakan. Karena kenyataan kadang tak seindah yang diharapkan. Merengkuh atau melepasnya adalah pilihan. Karena saat semuanya terbungkam, tak ada lagi yang bisa

dilakukan, selain mengungkap kepastian.

*

Shilla masih berusaha membaca alunan lagu dari ombak yang berkejaran di mata Rio. Dan ia tidak menemukannya. Kini, ia tertegun merasakan kehangatan asing yang menjalari

punggung tangannya.Rio masih dengan nyalang menatapnya. Setiap helaan nafas berat yang ditiupkannya mengisyaratkan kata yang kian tak terbaca. Shilla berusaha menyibak tirai itu, namun tak ada yang didapatinya.

Apakah yang berusaha dicarinya dibalik kedua selaput jernih itu ?Rio menghela nafas dan melepaskan genggaman tangannya. Tak ada guna. Gadis di hadapannya bahkan belum tahu apa yang bergemuruh di dadanya. Meskipun itu bukan salahnya juga. Karena membaca

hati tak semudah kelihatannya.Rio merasakan pening hebat kian menyerangnya. Seakan akan ribuan jarum menusuki inci demi inci kepalanya. Rasa dingin perlahan menelusuri jejak demi jejak tubuhnya. Rasa dingin yang lebih parah

dari tiupan angin selatan paling ganas saat musim dingin paling mengerikan di

belahan dunia barat sana.Suara ketukan di pintu membuat Shilla bergegas menghampiri dan membukanya. Ternyata pelayan yang membawakan pesanan Rio tadi dalam sebuah baki. Segelas air putih hangat, termos kecil, sebaskom air

es, handuk kompres, sebuah thermometer dan semangkuk sup ayam yang masih

mengepul.Shilla membawa semua itu ke meja kecil di samping tempat tidur Rio, ia menarik bangku kecil dan meletakkannya pula tepat di pinggir tempat tidur.Shilla mengukur tubuh Rio dengan thermometer. Betapa terkejutnya ia mendapati angka 39,3 derajat celcius disana. Parah, dia saja belum pernah demam setinggi ini.Rio bergidik pelan saat Shilla menekankan kompres dingin ke dahinya yang terasa melepuh. Ulu hatinya terasa sakit. Rasa dingin merayap dari sela sela jari kakinya. Mau mati rasanya.Shilla ketar ketir melihat Rio menggiggil hebat. Ia merapatkan selimut ke tubuh Rio."d-d-d-dingin ,,," ucap Rio pelan, wajahnya memucat.Shilla menghela nafas, ia meletakkan salah satu tangannya di pipi Rio. Tanpa sadar, Shilla mengusapnya pelan. Rio terdiam sejenak. Dalam sekejap,

seakan, karena usapan tangan Shilla tadi, angin dingin yang menyerangnya

secara ganas mulai menjinak. Tubuh dan hatinya sedikit menghangat.Tanpa ragu, Rio meraih tangan Shilla yang menempel di pipinya. Ia mengapit jemari gadis itu dengan kedua belah telapak tangannya yang memanas."biar begini .." desahnya teramat pelan, setengah tak sadar.Shilla membiarkan tangannya berada dalam genggaman kedua tangan kokoh Rio. Secara samar, Shilla menggerakkan tangannya, menggenggam balik tangan lelaki rupawan di hadapannya.Rio tersentak membaca gestur yang baru diberikan tangan Shilla. Sudahkah gadis ini mendapati isi hatinya ? mungkin ya, mungkin juga tidak. cukuplah. Ini sudah lebih dari cukup dari yang

diperlukannya sekarang. Ia membawa jemari gadis itu tepat di dadanya.Artikanlah tiap getaran ini lebih gamblang .. isyarat Rio. Rasa berat mulai menggelayuti kedua pelupuk matanya yang kini mulai tertutup. Rio mendengkur pelan.Shilla terkesima mendapati tangannya merasakan detak jantung Rio yang memburu. Entah pengaruh kondisi badannya atau hal lain. Shilla menghela nafas. Seiring semakin

terlelapnya Rio, genggaman tangan lelaki muda

itu pun mengendur.Shilla menarik dan tanpa sadar, mengelus tangannya sendiri. Masih ada kehangatan itu disana dan sedikit .. bertanda di hatinya. Shilla menyibak beberapa helai rambut yang jatuh menutupi kening Rio. Sebuah perasaan aneh merambatinya saat melihat Rio tertidur dengan hela nafas satu-satu.Lelaki ini ... seperti ini ... karenanya .. untuknya .. buat apa ? tak terketukkah hatinya ?"sil – a .." Rio menggumam pelan secara tak sadar.Dan Shilla kembali menatapi sosok itu. Ada getaran aneh yang merayap di hatinya. Apa itu ? apakah ia sudah tahu ? tapi berusaha pura pura tidak tahu ? cukup beranikah ia jujur pada perasaanya sendiri ?

Love Command ( repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang