Love Command ( Bab 2 )

797 25 0
                                    

Shock yang dialami Shilla karena bentakan cowok tampan tadi semakin menjadi-jadi ketika si bibi tua itu membawanya masuk melewati gerbang besar tadi. Dengan tatapan takjub, Shilla melirik kearah kamera CCTV yang berada diatas gerbang.

Sebuah air mancur besar bediri megah ditengah halaman, disebuah jalan setapak yang cukup lebar untuk tempat parker mobil orang sekampungnya –diasumsikan, semua orang dikampungnya yang padat itu punya mobil-. Ditingkat teratas air mancur itu terdapat sebuah ukiran besar dari marmer, lambing yang sama dengan symbol digerbang tadi. Disisi kiri dan kanan jalan setapak itu terhampar sebuah kebun luas. Masing-masing luasnya hamper 4x lipat dari luas kebun Mang Echa. Wiiih, kalo nanem mangga disini bisa panen berapa truk ya?

Dan astaga, ketika Shilla melemparkan pandangannya kedepan, sebuah rumah besar bertingkat 4 menjulang kokoh dihadapannya. Beranda depan rumah itu –yang luasnya 5x dari rumah kontrakannya- ditopang oleh pilar-pilar besar yang terbuat dari marmer. Begitu pula lantainya. Lampu Kristal menggantung angkuh di langit beranda, menyempurnakan segalanya.

Ini rumah atau hotel? Pikir Shilla

"kita lewat garasi aja ya masuknya, jangan lewat pintu depan.." si bibi menarik Shilla ke samping beranda, kearah sebuah pintu kecil yang bersebelahan tepat dengan pintu dorong yang cukup panjang.

Bibi tua itu membuka pintu kecil itu dan ternyata Shilla dibawa masuk kedalam sebuah sebuah ...

Showroom mobil?

Memang tidak begitu banyak, kira-kira ada 10 buah mobil mewah yang duduk manis didalam garasi 'kecil' itu. Dari mulai si besar Alphard hingga si lincah Porsche. Shilla meneguk ludah. Mobil-mobil ini hanya biasa dilihatnya dari majalah otomotif kepunyaan pamannya Sivia, yang kerap dibawanya dari kota. Ya ampun, rumah macam apa ini sebenarnya?

Si bibi ternyata membawa Shilla memasuki sebuah ruangan yang tersambung dengan garasi. Ternyata dapur. Beberapa perempuan yang memakai baju terusan berwarna hitam yang sama terlihat sangat sibuk. Memotong buncis, merebus daging, memreteli jagung ada juga beberapa yang sibuk mengobrol –bergosip tampaknya-. Shilla mengangkat sebelah alisnya. Ternyata bukan hanya di film-film saja, pelayan dari sebuah rumah megah memakai seragam seperti ini.

Memang sih mereka tidak memakai baju pelayan yang berenda-renda seperti diserial korea. Tapikan tetap saja seragam. Shilla bisa melihat sekilas di dada kanan baju terusan hitam lengan pendek itu terdapat juga symbol yang sama, seperti yang terdapat di gerbang dan di air mancur.

Begitu melihat si bibi masuk, beberapa pelayan yang kelihatan mengobrol langsung kembali ke pekerjaannya masing-masing. Wah, padahal si bibi tidak memakai seragam seperti mereka. Mungkin dia yang di tuakan.

"ehm.." kata si bibi memecah keheningan

Pelayan-pelayan itu langsung menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan bibi.

"ini teman baru kalian.." bibi menepuk pundak Shilla "namanya..." si bibi menengok kearah Shilla.

"Shilla" jawabnya otomatis.

Bibi mengangguk-angguk "bantu dia didalam pekerjaannya. Ingat bahwa keluarga yang kalian layani selalu menginginkan yang terbaik. Kembalilah bekerja!"

Para pelayan kembali sibuk. Bibi kembali menuntun Shilla ke sebuah runagan lain yang juga terkoneksi dengan dapur. Sebuah lorong panjang yang tampak seperti bangsal rumah sakit. Bibi membuka salah satu pintu. Shilla mengintip kedalam. Sebuah kamar kecil berisi dua buah ranjang, sebuah lemari, sebuah aisle-telephone dan sebuah meja rias kecil.

"ini kamar kamu, mulai sekarang kamu tinggal disini" kata si bibi.

"tapi..." Shilla baru teringat tujuan awalnya kesini.

Love Command ( repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang