Love Command ( Bab 16 )

839 7 0
                                    

Dua hal tak terduga, yang datang bersama. Cinta dan Prahara.*Gadis itu berteriak kencang kepada lelaki di ujung ponselnya "I.DON'T.WANNA.HEAR.ANY.EXCUSE." katanya geram, desisan tajamnya memantul dari dinding granit di sekitarnya. Eeeergh, kenapa sih daddy-nya mempekerjakan orang tidak professional begini."Search EVERYTHING about the name I texted you. EVERY TINY LITTLE PIECES of the information. Or just STALK her, You IDIOT !" sergah gadis itu lalu membanting ponselnya ke lantai marmer disamping jacuzzinya.

*Shilla mengambil langkah panjang menuju lantai atas sambil bersenandung pelan. Hari ini hari pertama liburan tengah semester sekolahnya. Dan pagi ini , ia membantu Bi Okky memasak untuk makan siang, karena Chef Dave menghilang entah kemana, katanya. Entahlah, Shilla juga jarang sekali melihat Chef satu itu. Biasanya Chef Dave lebih sering berada di ruang eksperimennya sendiri, membuat menu menu yang semakin aneh tapi lezat. Shilla diminta Bi Okky untuk mengambil persediaan saus tiram baru di rak pantry atas.Shilla menjejakkan kakinya di lantai atas, tersenyum kecil pada pintu jati yang pertama dilihatnya lalu melangkah ringan ke pantry yang tertutup. Shilla mengerutkan kening sejenak, karena biasanya pintu pantry tak pernah tertutup. Ia mendaratkan tangannya di kenop pintu, lalu memutarnya ke bawah. Tidak terbuka.Barulah saat itu, Shilla mendengar suara bariton yang familier disusul suara kenes yang berteriak agak histeris dari dalam."Auuuuch ..""Astaga, Tuaaaaaaan. Hati-hati dong. Loh, kok begini motongnya ? memang Tuan pernah makan bawang sebesar ini ?"Shilla mengerutkan keningnya tidak mengerti, lalu memutuskan mengetuk pintu. Agak keras, karena suara dari dalam pantry menjadi lebih gaduh. Shilla mendengar langkah berat dari dalam dan suara mendumel "Siapa sih yang gan .... Hei.." Sosok bertubuh tinggi itu yang keluar dari pantry melembutkan suaranya saat melihat siapa yang mengetuk."Hai .." kata Shilla pelan membalas sapaan Rio, lalu tiba-tiba menunduk malu. Shilla merasakan pipinya memerah, mengingat sattusnya dengan lelaki di depannya ini sejak kemarin.Suara kenes dari dalam terdengar samar lagi "Tuan .. ini sayurnya mau di..." Dengan sigap, Rio menutup pintu di belakangnya lalu tersenyum pada Shilla "Ehm .. kenapa ?" Tanya Rio agak grogi.Shilla mengangkat kepalanya "Ehm .. Bi Okky minta diambilin saus tiram ... Aku boleh uhm masuk ?" Tanya Shilla."Eh .." Rio menggeleng cepat "Aku aja yang ambilin buat kamu. Saus tiram kan ? oke .." ujar Rio lalu kembali ke dalam pantry.Shilla merasakan ada yang aneh, lalu dia mengangkat bahu sendiri. Suara klontang berisik terdengar pelan dari dalam lalu suara kenes itu berkata "Di rak kiri Tuan .." disusul suara grabak-grubuk rak dibuka dan suara kenes itu berujar lagi "Ya ampun, Tuaaaaaan .. itu sih kecap asin bukan saus tiram .. begitu aja ga tau, gimana mau belajar ma hmmmbbbff hmmpppff .."Shilla tertawa kecil. Membayangkan apa yang dilakukan Rio barusan, mungkin membekap si empunya suara kenes itu."Ini .." Rio muncul lagi di hadapannya, mengulurkan sebotol saus tiram yang masih tersegel. Rio berdiri sedemikian rupa di hadapan Shilla sehingga gadis itu tidak bisa melihat ke dalam pantry, apa yang terjadi di balik tubuh Rio."Thanks .." Kata Shilla, tersenyum lalu beranjak pergi saat itu pula Rio menhan tangannya, membuat Shilla berbalik lagi "Hmm ?"Rio tidak tahan untuk tidak mencubit pipi Shilla dan berkata pelan "Cuma mau bilang .. Happy holiday, Sweetie ..""Sssssh ... jangan ngomong disini .." Shilla tersenyum dan memegangi tangan Rio yang masih menjawil pipinya.Rio memutar bola matanya "Ya .. ya .. We haven't ready yet to let then know, have we ?" Rio melepas tangannya dari pipi Shilla, namun masih membawa jemari gadis itu dalam genggamannya.Shilla tersenyum lagi, meremas pelan tangan Rio lalu melepasnya "Aku turun dulu, ya .."Rio mengangguk, menatap punggung Shilla yang menjauh. Rio mencubit-cubit bibirnya sendiri. Sebentar lagi .. batinnya lalu menghela nafas dan kembali ke pantry, meneruskan kursusnya sambil mematangkan rencananya.

*2 hari kemudian ..Shilla tidak mengingatnya secara jelas. Dia tidak tahu apakah itu mimpi atau kenyataan. Seingatnya, Rio membangunkannya pagi-pagi sekali. Mungkin, ayam-ayam milik Pak Jagur di desanya dulu pun belum bangun kala itu. Lalu, karena kantuk yang tak tertahankan, sepertinya (karena dia masih bingung apakah itu realita) Shilla membiarkan Rio membopongnya. Dan ia jatuh tertidur sampai sekarang karena kelelahan, dimana malam sebelumnya ia membantu Bi Okky menyortir suplai makanan yang baru datang dari Paris, yang Shilla rasa jumlahnya bisa memenuhi kuota kebutuhan pangan satu kelurahan.Shilla membuka matanya lalu mengerjap-ngerjap. Ia melihat kelambu putih di atasnya dan mengerutkan kening. Sejak kapan di kamarnya ada kelambu ? Atau ini bukan kamarnya ? Mata Shilla mencari-cari lalu mendapati sebuah jam digital di dekatnya. 16.37 ? ah, masa sih ia tidur selama itu ?Pertanyaan lain yang berputar di kepalanya sedari tadi : Dimana ia sekarang ? Shilla bangun dari posisinya lalu duduk bersandar ke kepala ranjang. Ia memandang sekelilingnya.Selain ranjang besar berkelambu ini. Shilla mendapati sebuah cermin besar bergaya kuno berwarna susu di seberangnya. Tidak banyak pernik di atasnya. Di sudut lain, ada dua buah sofa dan meja kecil bernuansa gading. Wallpaper dan lantai (marmer kah ?) yang berwarna broken white semakin menguatkan nuansa klasik kamar ini.Wah .. apa dia sedang ada di toko furniture ata sebangsanya ?Shilla menoleh ke samping, mendapati sesuatu di atas nakas samping ranjangnya. Sebuah nampan berisi segelas susu, sebongkah garlic bread, sepucuk kartu dan setangkai mawar berwarna puith juga. Shilla tertawa kecil, mungkin dia sedang bermimpi masuk ke dalam novel semacam 'Eiffel Im In Love'.Shilla meraih dan menaruh nampan itu di pangkuannya. Ia menyusupkan beberapa anak rambut ke belakang telinganya. Sambil menyesap susunya. Shilla mengambil kartu di nampannya yang ternyata cukup berat. Shilla membukanya dan mendapati sebuah kaca kecil tertempel di dalam kartu, hingga ia bisa menemukan refleksi dirinyaAda tulisan tangan Rio disana "Even with your pillow-face, you're still the most beautiful girl I've ever met .. Love you, sleepyhead"Shilla tersenyum kecil lalu mendapati tulisan kecil yang berada di ujung kartu "meet me @ the kitchen if you already woke up .."Dapur ? ngapain Rio di dapur ? Hei, sebenarnya dia dimana sih sekarang ?

Love Command ( repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang