°°°
Seora menoleh ke kanan dan ke kiri, berupaya agar rencananya untuk kabur dari kelas tidak ketahuan. Mengendap-endap dari tembok satu ke tembok lainnya seperti maling, dan bersembunyi dimanapun ketika ada murid atau guru yang berlalu-lalang di koridor sekolah.
“Min Seora,”
Langkah kakinya mendadak beku ketika mendengar seseorang menyebut namanya. Mampus, tamatlah kehidupannya kali ini kalau yang menangkapnya adalah guru atau petugas sekolah. Seora reflek mengangkat kedua tangannya dan perlahan membalik badannya.
“Peringkat dari kelas satu tidak pernah masuk 20 besar, dan sekarang mau kabur?”
Seora menatap malas, ternyata itu ketua kelasnya, Na Kamden, yang di matanya selalu sok tegas dan selalu sok berkuasa. Musuh Seora di kelas.
“Pagi ini kelas kosong bukan berarti kau bisa kabur, Min Seora. Guru Kim sudah memberikan tugas yang harus dikerjakan.” ujar Kamden dengan nada tegas.
Gadis bermarga Min itu hanya memutar bola matanya, “Aku bosan di kelas. Bisakah aku mengerjakannya di tempat lain?”
Kamden menggeleng tegas, “Ini masih jam sekolah. Memangnya kau mau kemana?"
“Bukan urusanmu!” seru Seora yang dalam sekejap mata sudah berlari menjauh dari hadapan Kamden.
Kamden yang posisinya tengah membawa tumpukan buku hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sulit sekali rasanya menghadapi satu murid bandel dari kelasnya itu.
Seora terduduk dalam keadaan ngos-ngosan begitu berhasil turun dari pagar belakang sekolah yang ia panjat. Seora berniat untuk istirahat sejenak, setidaknya ia sudah berhasil keluar dari lingkungan sekolah. Tempat itu sepi, sangat kecil kemungkinan orang dari sekolahnya melewati tempat itu, jadi Seora masih bisa bersantai sejenak.
‘Buk!’
Seora yang baru selesai menenggak air minum yang dibawanya nyaris tersedak mendengar suara gedebuk itu. Lantas gadis itu pun menoleh, betapa terkejutnya ia ketika melihat Kamden sudah berdiri tepat di sebelahnya.
“Kau melupakan buku tugasmu, Min Seora,” ujar Kamden menyerahkan satu buku tebal kepada Seora.
Seora menatap sinis ke arah Kamden, “Kau mengejarku sampai sini hanya untuk memberikan buku tebal yang sudah usang ini?”
Kamden mengangkat bahunya, “Aku bosan dimarahi Guru Kim jika tidak ada yang mengumpulkan tugas lagi seperti minggu-minggu kemarin,”
Seora berdecih pelan lantas mengambil buku itu dari tangan Kamden, “Aku akan mengerjakan ini, tapi tidak sekarang. Nanti hasilnya akan aku berikan padamu, kau tenang saja,” ujar gadis itu lantas berbalik badan, berniat meninggalkan Kamden lagi.
Tanpa berkata apapun, Kamden ikut melangkahkan kakinya di belakang Seora. Seora yang langsung menyadarinya pun kembali membalik badannya, “Kenapa kau masih mengikutiku?!”
YOU ARE READING
Planet Series
FanfictionThis is a compilation of one-shot stories with the Boys Planet contestants as the casts.