°°°
“AWAAAASSSS!”
Aku baru hendak menoleh ketika mendengar suara teriakan itu, sebelum akhirnya lelaki dengan sepeda kecil itu menubruk tubuhku hingga aku terjatuh dan mengaduh kesakitan.
“Hei, kau tidak apa-apa?!” lelaki yang tampaknya seumuran denganku itu menghampiriku setelah melempar sepedanya ke sembarangan arah.
Aku masih meringis kesakitan, memegang kepalaku yang sepertinya terbentur sesuatu tadi, untungnya tidak berdarah, hanya pusing sedikit.
“Wah, kau sakit parah! Ayo kita ke rumah sakit!” lelaki itu dengan tanpa izin menarik tanganku memaksaku berdiri di tengah keadaanku yang masih lemah tidak berdaya ini.
“Air,” ujarku lirih, kecelakaan ini mendadak membuatku terasa haus.
“Hah? Air? Baiklah, harus di mana aku mencari air?” lelaki itu bertanya panik sembari menoleh ke kanan dan kekiri, sepertinya mencari sumber air terpecaya.
“Ah, ini dia,” lelaki itu menarik selang yang terhubung dengan kran milik rumah tetangga dan mengarahkan airnya kepadaku.
“BAGAIMANA? APA KAU MERASA LEBIH HIDUP?!” lelaki itu setengah berteriak sambil ‘menyiramku’ dengan air menggunakan selang itu bak pohon.
Aku yang benar-benar tidak diberi kesempatan untuk bicara itu melambaikan tangannya. Tidak habis pikir, siapa sih dia? Benar-benar gila.
Hingga bertahun-tahun kemudian, aku baru mengetahui kalau nama lelaki itu adalah Ji Yunseo.
°°°
Pertemuan pertamaku dengan Yunseo itu merupakan pertemuan yang tidak pernah aku duga akan menjadi pertemuan yang berlanjut hingga saat ini. Tetangga nenekku yang hanya aku lihat ketika aku datang ke rumah nenek ketika berlibur itu kini menjadi teman bermainku. Aneh kan? Seharusnya aku membencinya karena dia pernah menabrakku, tapi kini justru kami bermain bersama.
“LIM YUSEO AYO MAIN KE LAPANGAN,” di tengah teriknya matahari ini Yunseo lagi-lagi berteriak memangilku dari depan rumah.
Aku yang sedang menikmati es serutku menoleh keluar, terlihat Yunseo yang tengah menatapku sambil melambaikan tangannya. Aku terpaksa tersenyum dan segera menghabiskan es serutku hanya untuk menemuinya.
“Memangnya ada apa, sih, Ji Yunseo?” tanyaku dengan intonasi malas dan menunjukkan gesture mengantuk.
“Sedang ada penyiraman di lapangan. Ayo main basah-basahan di sana!” jawab Yunseo dengan senyum cerahnya.
Aku bagai tersihir oleh kalimat ajakan dari Yunseo itu dan langsung mengangguk tanpa berpikir panjang. Bermain air di tengah hari yang panas ini, boleh saja bukan?
Yunseo sungguh-sungguh saat mengatakan ada penyiraman di lapangan. Telah banyak anak yang berlarian di tengah siraman air dengan alat penyiram yang telah menyala otomatis.
YOU ARE READING
Planet Series
FanfictionThis is a compilation of one-shot stories with the Boys Planet contestants as the casts.