[25] Misunderstanding - Lee Seunghwan

10 1 2
                                    

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

Sinar matahari serasa mengikutiku kala aku berlari mengejar bus menuju kampus yang hampir berangkat. Sial, begitu sampai di halte, bus tersebut sudah berjalan terlebih dahulu. Aku mengutuk kaki kecilku yang sangat tidak bisa diajak bekerja sama pagi ini setelah tadi ketika masih di rumah aku mengutuk jam alarmku yang tidak menyala di saat aku harus bangun pagi-pagi. Hari ini merupakan hari yang penting bagiku karena ini adalah hari pertama masa orientasi kampus dimulai. Namun, aku dengan bodohnya bangun lebih siang daripada hari biasanya karena selusin komik yang aku habiskan semalaman.

Aku mengacak rambut yang tidak kutata rapi karena memang tidak sempat. Memasukkan sepotong telur goreng buatan ibu ke mulut saja tidak sempat, bagaimana bisa aku memikirkan penampilan?

Aku menarik napas dalam sambil duduk di kursi halte dan menoleh ke kanan-kiri, barangkali bus berikutnya akan segera tiba.

“Bus berikutnya tunggu 15 menit lagi,” seorang penjaga halte memberikan informasi yang sama sekali tidak membuatku merasa lega. 15 menit lagi? Yang benar saja? Untuk tiba di kampus sekarang saja aku sudah terlambat 20 menit, belum lagi perjalanannya. Sepertinya senior yang menjadi panitia orientasi kampus akan menghukumku.

Benar saja, tepat 15 menit, bus berikutnya datang. Aku segera menaiki bus itu tanpa peduli apapun di sekitarku. Yang ku pikirkan saat ini hanyalah aku harus tiba secepatnya di kampus apapun keadaannya.

Bus yang aku naiki saat ini sangat sepi, dan aku sedikit bersyukur karena aku tidak harus berhimpitan dengan manusia-manusia yang memakai parfum menyengat karena itu sangat memusingkan.

Aku sibuk menundukkan kepala sebelum aku menyadari seseorang yang duduk di kursi depanku sedang memperhatikanku. Aku menatapnya, dia tersenyum.

“Sepertinya kita satu kampus?” tanya lelaki yang memakai almamater kampusku, persis dengan yang aku kenakan saat ini.

Aku tersenyum tipis, mengangguk pelan. Sepertinya dia juga senasib denganku yang terlambat datang ke kampus? Wah, ternyata aku tidak sendirian.

“Aku Lee Seunghwan, salam kenal,” lelaki itu mengulurkan tangannya, aku menatapnya. Wajahnya terlihat seperti orang yang baik dan sangat ramah.

“Ah, iya. Aku Choi Yura. Salam kenal, Seunghwan,” aku membalas uluran tangannya. Seketika kekesalanku karena kejadian hari ini sirna begitu saja. Bahkan, rasanya aku ingin bus ini jangan cepat sampai di kampus dan terus berjalan saja.

Namun, pada kenyataannya, bus tersebut tetap harus berhenti pada tempatnya dan beroperasi layaknya bus pada umumnya. Aku turun dari halte hampir bersamaan dengan Seunghwan. Lelaki itu tetap berjalan di belakangku dengan santai.

“Bukankah kita sudah terlambat?” aku bertanya memastikan.

Seunghwan mengangguk pelan, “Memang,”

Planet SeriesWhere stories live. Discover now