°°°
Seorin keluar dari rumahnya dengan langkah perlahan. Matahari langsung menyapa begitu ia membuka gerbang rumahnya yang cukup tinggi itu. Menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan orang yang dihindarinya belum muncul sepagi ini. Ketika dirasa suasana aman, Seorin melanjutkan langkahnya menuju sekolah barunya.
Gadis bermarga Lee itu cukup tidak semangat. Ia baru saja berhasil masuk ke sekolah menengah akhir terfavorit di kotanya yang telah lama didambakkannya. Namun, ada satu hal yang mengganjal di hatinya yaitu, tetangganya—yang sama sekali tidak dapat ia sebut sebagai teman—bernama Park Gunwook juga masuk ke sekolah yang sama dengan Seorin. Satu hal itu lah yang membuat gadis berponi itu kini berjalan dengan sangat hati-hati agar tidak dapat berpapasan dengan Park Gunwook—karena kebetulan jarak rumah mereka cukup dekat.
Seorin mulai merasa nyaman melewati jalanan menuju sekolah setelah cukup jauh dari rumah. Setelah selama sebulan lebih menghabiskan hari libur dengan kegiatan membosankan, akhirnya dia dapat kembali merasakan jalan kaki ke sekolah di pagi hari.
Perjalanan sampai di sekolah berakhir dengan aman, Seorin tidah berpapasan sama sekali dengan lelaki bermarga Park. Sambil menyunggingkan senyum untuk menyapa wajah teman-teman barunya, Seorin berjalan menuju papan informasi untuk mengetahui dimana keberadaan kelasnya. Tentu ia tidak mau tersesat di hari pertama sekolah.
Senyumnya semakin mengembang ketika menemukan namanya di dalam daftar murid kelas 10-B. Tidak buruk. Seorin rasa hal itu menjadi awal yang baik untuk masa SMA-nya di 3 tahun ke depan.
Seorin cukup terkejut ketika mengetahui posisi duduk sudah ditentukan berdasarkan peringkat—yang didapatkan dari ujian masuk sekolah. Keterkejutannya bertambah ketika mendapati Park Gunwook berada di kelas yang sama.
“Kelihatannya kau cukup senang bisa melihatku di kelas yang sama dengamu, Lee Seorin?” sapa Gunwook yang duduk di barisan bangku paling depan.
Seorin menatap Gunwook dengan tatapan aneh, “Huh, apa wajahku terlihat seperti wajah orang senang?” tanya gadis itu kemudian memutuskan untuk berkeliling mencari letak bangkunya.
Setelah satu putaran, Seorin akhirnya menemukan bangkunya di barisan ke-tiga, paling ujung dekat jendela. Rasanya seperti ingin bersujud karena dirinya tidak ditempatkan di bangku samping Gunwook.
°°°
Gunwook dan Seorin memang tidak pernah akur dan sepertinya memang tidak akan pernah akur. Meski sudah hidup bertetangga sejak kecil, namun selalu ada perselisihan di antara mereka yang menyebabkan keduanya tidak pernah menjadi akur.
Semua berawal ketika Gunwook kecil tengah bermain bola bersama bocah kampung lainnya di tengah lapangan yang penuh dengan genangan air bekas hujan deras semalam. Seorin yang saat itu hendak pergi bermain ke rumah temannya dengan kaus baru yang dibelikan ayah di supermarket kota berjalan dengan senang melewati lapangan dimana Gunwook dan teman-temannya sedang melangsungkan pertandingan sepak bola.
YOU ARE READING
Planet Series
FanficThis is a compilation of one-shot stories with the Boys Planet contestants as the casts.