Hari keberangkatan pun tiba. Hanbin tidak membawa banyak barang, namun benda yang paling dia perhatikan adalah biola miliknya dan Hao. Hao sangat amat mencintai Biolanya. Ketika hari ulang tahun Hanbin, bukannya di beri hadiah justru Hanbin memberikan Hao hadiah. Hao sudah hidup terlalu lama sehingga melupakan hari ulang tahunnya sendiri. Dan Hanbin dengan baik hati menawarkan hari ulang tahunnya untuk di bagi bersama Hao. Lagipula mereka satu jiwa, ulang tahun Hanbin tentulah juga ulang tahun Hao.
Setelah beberapa saat memutuskan hadiah, Hanbin memilih menghadiahkan Hao biola baru. Dan sejak itu hingga kini Hao tidak pernah lepas dari biolanya. Dia begitu mencintai biola itu, dan setiap malam memainkannya di balkon. Tentu saja itu menjadi keuntungan untuk Hanbin yang selalu mendapatkan lantunan lullaby sebelum tidur.
Sejujurnya Hanbin lebih mahir memainkan piano daripada Biola. Tapi meskipun begitu Hanbin pernah les biola ketika dia masih kecil, karena itu dia bisa mengimbangi permainan Hao meskipun tidak sebagus itu.
Hao mengunyah pie dagingnya sambil menatap malas keluar jendela. Tampaknya dia bosan. Kereta kuda yang membawa mereka tidak melaju terlalu kencang, jadi Hanbin bisa menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus melalui jendela.
"Aku jadi ingin mendengar permainan piano mu." Hao berujar sambil menatap Hanbin, "apakah sebagus itu?"
Hanbin memasang pose berpikir, "tidak sebagus itu juga. Hanya saja aku lebih mahir menekan tuts daripada menggesek senar."
Hao mengusap Biolanya, "tapi aku bersyukur kau pandai memainkan ini juga. Aku selalu mencari teman untuk duet, tapi tidak ada yang sebagus kau."
Hanbin tertawa tidak percaya. "Mana mungkin begitu. Dalam ribuan tahun hidupmu dan banyaknya orang yang memainkan biola di depanmu mungkin permainan ku termasuk kategori standar dan biasa saja. Tidak perlu terlalu memuji, hyung."
Hao menggeleng cepat, "tidak tidak. Aku tidak bercanda. Aku... Merasakan aura lain ketika kau memainkan biola. Aura yang tidak di miliki orang lain. Atau mungkin karena kau seorang pelintas?"
"Bisa jadi."
Setelahnya perjalanan mereka diisi oleh percakapan santai Hanbin dan Hao. Seperti membahas kehidupan Hao sebelum bertemu Hanbin, ataupun kehidupan Hanbin di dunia lain. Hao tampak tertarik dengan benda bernama ponsel dan berharap bisa memainkannya suatu saat nanti. Hanbin juga mengutarakan betapa kesepiannya dia tanpa ponselnya, dan harus berusaha keras menyesuaikan diri tanpa benda pintar itu dari waktu ke waktu.
Waktu terus berlalu hingga sampailah mereka ke lokasi tujuan. Sebuah desa kecil yang indah dan asri, terletak di kaki gunung Shirak. Sepanjang perjalanan ke penginapan Hanbin bisa mendengar Gyuvin berseru bahagia ketika mereka melintasi perkebunan mangga.
"Hyung apa aku boleh pergi ke kebun mangga nanti sore?" Pinta Gyuvin sambil menyamakan laju kudanya dengan jendela kereta kuda Hanbin dan Hao. Wajah Gyuvin kini tepat di sebelah jendela, sedikit mengagetkan Hanbin yang pada awalnya tengah melamun.
"Hmm, boleh saja. Terserah mu. Lagipula kegiatan amal nya di mulai besok."
Gyuvin menjadi cerah mendengar itu. "Ya! Aku akan membeli banyak mangga untuk hyung juga."
Hanbin mengangguk dan tersenyum lembut, "ya, beli yang banyak." Dia menepuk-nepuk kepala Gyuvin.
Sesampainya mereka di penginapan para pelayan mulai melakukan tugas nya. Hao memilih menyatu dengan Hanbin, sehingga pemilik penginapan sedikit kaget dengan penampilan putra mahkota itu. Hanbin hanya bisa tertawa dan mengatakan ada beberapa hal yang terjadi.
"Penginapan ini bagus sekali, tidak terlalu mewah tapi bagus." Komentar Hao.
"Desa ini sering mendapatkan kegiatan amal dari Gereja Lux. Karena itu penginapan ini di buat untuk rombongan gereja menginap. Makanya tidak di buat terlalu mewah sesuai permintaan uskup agung." Jelas Hanbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King [Sung Hanbin]
Fantasy[Fantasi, No romance, No bl, but bromance] Sung Hanbin, mahasiswa biasa yang menjalani kehidupan monoton suatu hari harus masuk ke dalam sebuah novel fantasi dengan akhir yang tragis. Bukan hanya itu, dia masuk ke tubuh seorang karakter figuran meny...