20: Dewa Venomia

545 67 37
                                    

[Warn! Gore scenes!]
Kalau ada yang nggak kuat sama adegan berdarah-darah aku saranin skip aja chapter ini, soalnya agak ekstrim (menurutku)

ו×

"Habisi dia!"

"Ambil intinya!"

"Yaaaaaaa!!!" Teriakan dan sorakan bersemangat terdengar sangat memekakkan telinga.

Hanbin bergetar menahan takut. Biar bagaimanapun kehidupan nya dulu tidak pernah semengerikan ini. Hanbin lahir dan besar di keluarga harmonis, dia bahkan tidak pernah melihat kekerasan secara langsung. Tapi kini dia terjebak di tengah-tengah pembantaian masal.

Meskipun Hanbin tahu ini adalah salahnya karena terjebak di situasi ini, tapi biar bagaimanapun ini sudah tugasnya. Dia harus melakukan ini, meskipun dia tidak menginginkan nya.

"Aku harus pergi dari sini." Gumam Hanbin pada dirinya sendiri. Tapi bagaimana lagi, tubuhnya terasa sangat kaku dan tidak dapat di gerakkan.

Jean menarik rambut werewolf itu dan dengan kasar menendang perutnya, membuat sang werewolf memuntahkan darah segar.

Jean terkekeh mengerikan, dia terlihat terlihat sangat bahagia. "Akhirnya penantian panjang ku terbayarkan sudah. Setelah ini aku akan abadi dan menjadi manusia terkuat di alam semesta! Tidak akan ada yang bisa mengalahkan ku!"

Jean berputar-putar di sekeliling lelaki werewolf malang yang tampak lemah itu. Dia beberapa kali menendang bagian tubuh lelaki itu, kemudian kembali berputar dan menari. Dia bahkan melompat-lompat kecil sambil berteriak, "Venom!"

Dan teriakan Jean juga diikuti oleh para pengunjung sirkus, termasuk Gyuvin.

Ini lebih terlihat seperti perkumpulan sekte sesat daripada pertujukan sirkus.

"Sudah tiba waktunya! Buka atapnya!" Teriak Jean.

Suara berisik terdengar dari balik layar panggung. Kemudian secara perlahan atap tenda mulai terbuka, membuat sinar bulan purnama langsung menerobos masuk.

Sinar itu tepat menerpa si lelaki werewolf. Matanya bahkan sampai menyipit karena cahaya bulan itu sangat terang benderang. Sangat tidak normal.

Jean bersujud di sebelah lelaki werewolf yang masih terikat lemas tak berdaya di tempatnya. Jean mengangkat kedua tangannya dan mengarahkan kepalanya ke atas, ke arah bagian atap tenda yang sudah tidak tertutup. Itu benar cahaya bulan, namun anehnya, itu cahaya berwarna merah.

Hanbin mendongak ke atas, dia juga bisa melihat ada yang aneh. Bulan nya berwarna semerah darah, begitu juga dengan langit malam yang seharusnya hitam dan gelap itu.

Hawa yang di bawa oleh sinar itu juga mencekam. Seakan ada sesuatu yang ganjil. Bahkan hawa di dalam tenda sirkus itu mulai mencekam.

Jean menyatukan kedua tangannya dan mulai merapalkan berbagai macam mantera aneh. Hanbin terkesiap ngeri, apalagi ketika para penonton di sekelilingnya ikut menyatukan kedua tangan mereka dan ikut merapalkan mantra-mantra aneh. Suara rapalan mantera terdengar dari arah manapun Hanbin memandang, membuat lelaki itu mual.

Air mata turun dari pelupuk mata Hanbin.

"Pada Dewa Venomia yang agung, penguasa Abyys, aku membawa persembahan untuk mu. Berikanlah aku keabadian dan kekuatan. Venom!" Teriak Jean sampai suaranya serak.

"Venom!"

"Venom!"

"VENOM!"

Tanah berguncang, dan suara guntur mulai terdengar bersahut-sahutan dari luar tenda. Seakan-akan alam merespon perkataan Jean.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The King [Sung Hanbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang