Koneksi telepati antara Hao dan Hanbin terputus. Hao frustasi, belum pernah dia merasakan perasaan seperti ini dalam kurun waktu hidup nya yang panjang dan abadi. Baru kali ini Hao benar-benar di buat khawatir pada seseorang. Dan itu manusia pula.
Sung Hanbin. Entitas pertama yang berhasil membuat Hao khawatir setengah mati.
Sung Hanbin itu memiliki jiwa penasaran yang tidak bisa di bantah meskipun Hao sudah berusaha untuk melarangnya, setidaknya itulah sifat Hanbin yang terus lelaki itu tunjukkan di depannya. Sehingga ketika Hanbin selalu mengutarakan ide gilanya, Hao tidak akan bisa melarang nya.
Dan dia menyesal karena tidak bisa lebih tegas.
Hao menggigit bibirnya, dia terus berlari, tujuan nya saat ini adalah tenda sirkus di tengah kota. Hanbin dan Gyuvin pasti dalam bahaya, firasat Hao tidak pernah salah selama ini.
"Hanbin, Gyuvin, bertahanlah." Harap nya dengan sungguh-sungguh.
Braakkk!
Hao tersentak begitu sesuatu tiba-tiba saja menghantam bangunan di depannya. Bangunan itu retak dan rohoh, membuat beberapa pejalan kaki yang sedang sial tertimpa puing-puing bangunan. Hao terdiam mematung, abu dari bangunan yang runtuh itu mengepul hingga sulit baginya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Jeritan terdengar ricuh dari orang-orang yang kebetulan juga berada di sana. Sebagian berlari ketakutan dan pergi, tapi sebagian yang penasaran tetap tinggal.
Selang beberapa menit setelahnya sesosok lelaki muda dengan pakaian yang sudah robek-robek dan berdarah berjalan menembus abu. Hao bisa memperkirakan usianya sekitar sembilan belas atau dua puluh tahun.
Lalu dari arah berlawanan muncul juga seorang lelaki dengan wajah putih pucat tidak alami. Hao mengerutkan keningnya, lelaki itu adalah orang yang dia cari-cari! Dia adalah Kim Jiwoong!
Kim Jiwoong dan lelaki di depannya saling beradu tatap. Aura kebencian menguar dari tubuh satu sama lain. Meskipun jaraknya cukup jauh, Hao bisa mengendus aroma dendam dari keduanya secara bersamaan. Begitu pekat dan kuat.
"Kembalikan hyung ku." Desis Jiwoong. Matanya sudah merah menyala sewarna darah pekat. Tangannya terkepal, posisinya sekarang dia sudah siap untuk menyerang lelaki itu jika di perlukan. "Park Gunwook, ini peringatan terakhir."
Lelaki satunya--Park Gunwook, juga ikut menggeram seperti serigala. "Lalu kembalikan Chanyeol!"
"Sudah bertahun-tahun lamanya, dan aku tetap diam. Malam ini adalah malam dua bulan purnama merah. Jika kau tidak mengembalikan hyung ku, maka aku akan membantai klan mu." Ancam Jiwoong dengan suara serak.
"Malam dua bulan purnama merah..." Hao jelas mengetahui apa itu. Dalam sepuluh tahun sekali, di tengah malam bumi akan memiliki dua buah bulan berwarna merah, bukan hanya satu seperti biasa dan itu juga berwarna merah pekat seperti darah. Langit malam juga otomatis akan menjadi merah, bahkan jika malam itu hujan, maka air hujan nya akan benar-benar persis seperti darah segar.
Di malam itu, segala kekuatan sihir akan menjadi kuat. Jadi malam itu biasanya di salahgunakan oleh orang-orang yang menyimpang untuk mengambil inti atau energi dari kekuatan orang lain untuk menjadikan dirinya abadi. Orang-orang menyimpang itu biasanya memiliki mantra khusus untuk membuat target mereka tidak bisa mengaktifkan kekuatan nya, dan saat itulah inti mereka akan di ambil paksa oleh orang tersebut sampai mati.
"Aku sudah mengatakan akan mengembalikan hyung mu jika kau mengembalikan Chanyeol lebih dulu." Bentak Gunwook. "Hei vampir busuk, ini peringatan terakhir, kembalikan Chanyeol atau kau mati."
Secara mengejutkan tiba-tiba Gunwook membungkukkan tubuhnya dan terdengar suara tulang yang bergeser dan tubuh Gunwook yang semula seperti manusia normal kini secara perlahan membesar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King [Sung Hanbin]
Fantasía[Fantasi, No romance, No bl, but bromance] Sung Hanbin, mahasiswa biasa yang menjalani kehidupan monoton suatu hari harus masuk ke dalam sebuah novel fantasi dengan akhir yang tragis. Bukan hanya itu, dia masuk ke tubuh seorang karakter figuran meny...