Ketika malam hari tiba Hanbin benar-benar bersiap untuk pergi keluar. Dia memakai pakaian sederhana dengan jubah yang panjang, menutupi ukuran tubuhnya. Tapi lucunya, Hanbin malah terlihat imut dengan jubah kebesaran itu. Hao mau tidak mau menertawakan penampilan Hanbin.
"Aku sering memakai pakaian oversize dulu. Ini bukan sesuatu yang spesial." Ujarnya bersungut-sungut.
Hao sendiri juga memakai jubah hitam, namun ukurannya pas dengan tubuhnya sehingga Hao terlihat sangat elegan. Tidak ada satupun dari diri Zhang Hao yang bisa di protes oleh Hanbin, sehingga lelaki itu mengalah dan membiarkan Hao megatakan apapun sesukanya.
Hanbin dan Hao memutuskan untuk pergi secara terpisah. Karena jika mereka menjadi satu, penampilan Hanbin akan mencolok. Jika mereka tidak menyatu, Hao ataupun Hanbin akan memiliki penampilan yang biasa, seperti orang-orang pada umumnya.
Hao memang memiliki telinga runcing, hanya saja elf memiliki kemampuan untuk menyembunyikan penampilan asli mereka. Dan ketika menyatu dengan manusia yang membuat kontrak dengan mereka, barulah penampilan asli mereka tidak dapat di tutupi dan memengaruhi manusia tersebut.
"Apakah sudah selesai bersiap-siap hyung?"
"Ya, ayo."
Namun ketika Hanbin membuka pintu kamar, dia tersentak begitu melihat Gyuvin sudah berdiri tepat di depan pintu. Anak itu memasang wajah angkuh dengan tangan terlipat, menatap Hanbin dan Hao yang sudah bersiap untuk pergi keluar.
Hanbin dan Hao sama-sama membeku dengan kehadiran Gyuvin yang tidak pernah mereka sangka.
"Gyuvin kau mengejutkan ku!" Protes Hanbin.
"Hyung dan Hao hyung ingin pergi jalan-jalan tapi tidak mengajakku." Gerutunya dengan wajah kesal.
Hao menahan senyum nya, "kenapa? Kau cemburu aku hanya pergi berdua dengan Hanbin hyung mu?"
Lucunya Gyuvin malah mengangguk dengan wajah polos. "Ajak aku juga Bin hyung Hao hyung."
Hanbin menghela nafas. Gyuvin sudah dewasa namun tingkahnya seperti bayi baru lahir. Hanbin pergi untuk memastikan sesuatu bukan untuk bertamasya!
Tapi Hanbin adalah orang yang memiliki sifat tidak enakan. Jadi dia hanya bisa mengiyakan keinginan Gyuvin yang langsung berubah ceria dan bersemangat.
Hanbin masuk kembali ke dalam kamar untuk mengambil satu jubah lagi untuk Gyuvin, dan dengan telaten memakaikannya ke tubuh dongsaeng nya itu. Gyuvin menerima jubah Hanbin dengan senang hati.
Ketiganya pergi keluar penginapan di malam itu. Hanbin memimpin mereka menuju perkampungan kumuh di desa itu. Menurut novel, desa yang menjadi tujuan kegiatan amal Hanbin ini adalah desa yang terkenal miskin di kekaisaran Lux, namun tidak pernah kekurangan. Bahkan orang-orang yang tidak punya rumah masih mempunyai tempat tinggal. Baron yang memimpin desa adalah sosok yang baik hati, sehingga tidak pernah ada orang yang benar-benar kelaparan.
Sekarang Hanbin bisa melihat sendiri orang-orang disana yang masih berkeliaran bahkan ketika matahari sudah terbenam, anak-anak kecil masih aktif bermain bersama.
Mereka mungkin miskin, tapi wajah mereka cerah dan bahagia. Mereka juga memiliki tubuh yang sehat dan gemuk, bukan tubuh kurus kekeringan.
Hanbin hanya bisa memperhatikan dari jauh keadaan perkampungan kumuh itu. Hatinya tersentuh melihat orang-orang itu penuh dengan rasa syukur dan menikmati hidup. Mereka bisa bahagia apapun keadaan mereka.
"Apa kalian seorang pendatang yang tersesat?"
Ketiga nya di kagetkan dengan kemunculan seorang wanita tua yang tersenyum ramah. Hanbin dengan cepat balas tersenyum sopan, "benar, halmeoni. Kami awalnya ingin pergi ke penginapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The King [Sung Hanbin]
Fantasi[Fantasi, No romance, No bl, but bromance] Sung Hanbin, mahasiswa biasa yang menjalani kehidupan monoton suatu hari harus masuk ke dalam sebuah novel fantasi dengan akhir yang tragis. Bukan hanya itu, dia masuk ke tubuh seorang karakter figuran meny...