[Warn! Gore scenes!]
Kalau ada yang nggak kuat sama adegan berdarah-darah aku saranin skip aja chapter ini, soalnya agak ekstrim (menurutku)ו×
Tirai kembali di tutup perlahan. Sorak sorai dari para penonton membuat suasana di dalam sana menjadi ramai dan penuh antusiasme. Meskipun di luar memiliki suhu udara yang dingin, tapi berbeda dengan suhu di dalam sini yang entah kenapa terasa panas. Hanbin menurunkan penutup kepalanya dan melonggarkan kerah. "Andai saja di zaman ini ada AC." Keluhnya sambil mengipasi wajahnya yang sudah mulai berpeluh. Bahkan pertunjukan belum di mulai tapi Hanbin sudah merasa kepanasan.
Selang beberapa menit kemudian tirai kembali terbuka perlahan. Di tengah panggung berdiri seorang wanita muda yang memakai topeng untuk menutupi wajahnya. Rambutnya berwarna pirang bergelombang dengan sebuah jepit rambut kupu-kupu.
Bibirnya berwarna merah darah dengan senyum lembut tersungging, membuat para lelaki berhidung belang mulai bersiul menggoda.
"Saya Jeniffer, akan membawakan pertunjukan pertama." Dia menunjuk ke arah seorang pria, yang entah sejak kapan, terikat di sebuah papan target raksasa. Entah memang tidak ada yang menyadari nya sejak awal karena terfokus pada kemunculan heroik Jeniffer, atau memang kemunculan pria itu merupakan salah satu trik dari pertunjukan sulap ini.
Hanbin menganga, dia sama sekali tidak sadar! Lagipula pria itu benar-benar terikat kuat di papan target, membuatnya mulai memikirkan berbagai spekulasi. "Tidak mungkin... Kan?"
Tapi tampaknya spekulasi Hanbin terbukti benar. Seorang anak kecil yang juga memakai topeng berlarian mendekat sambil membawa nampan berisi beberapa buah pisau lempar.
"Astaga..."
Para penonton semakin ricuh. Mereka terlihat semakin bersemangat untuk menanti pertunjukan yang akan di pertontonkan pada mereka. Gelang besi di tangan mereka mulai mengeluarkan bunyi kerincing bersahut-sahutan.
Kepala Hanbin entah kenapa mendadak pusing. Dia mengusap wajahnya dan mencoba untuk fokus ke depan.
Wanita itu meraih tiga buah pisau lipat itu, memamerkan nya pada para penonton, dan mulai berancang-ancang untuk menembak.
Pria yang di ikat itu memakai kain hitam yang menutupi matanya, sehingga dia hanya terlihat menggeliat kecil dan tidak berdaya di tempatnya.
Wanita itu melempar pisau pertama, dan bilah tajam itu menancap tepat di atas kepalanya. Begitu juga dengan pisau selanjutnya yang menancap di antara kedua kakinya.
Pertunjukan ini pernah Hanbin lihat di televisi, tapi entah kenapa melihatnya secara langsung membuat perasaan Hanbin tidak enak. Selain itu dia juga merasa akan ada hal buruk yang terjadi, tapi entah apa itu.
Wanita itu semakin melebarkan senyumnya, para penonton juga semakin ricuh dan mulai mengelu-elukan nama wanita itu. Jeniffer membungkuk senang ke arah para penonton dan memberikan flying kiss dengan genit.
"Jeniffer kau yang terbaik!"
"Ayo lempar lebih banyak pisau!"
"Jangan sampai mengenai wajahnya ya!" Pekik seseorang yang di sambut tawa oleh penonton lain.
Hanbin merinding seketika.
Pertunjukan ini... Aman kan?
Jeniffer mengambil tiga pisau terakhir, dia membidik ke arah pria itu dan melemparkannya dengan kuat.
Namun secara tidak terduga, pisau itu justru menancap tepat di mata kiri pria itu yang tertutup kain hitam. Jeritan kesakitan sang target terdengar keras dan memilukan. Menggema di seluruh penjuru tenda sirkus, mengalahkan sorak sorai para penonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King [Sung Hanbin]
Fantasy[Fantasi, No romance, No bl, but bromance] Sung Hanbin, mahasiswa biasa yang menjalani kehidupan monoton suatu hari harus masuk ke dalam sebuah novel fantasi dengan akhir yang tragis. Bukan hanya itu, dia masuk ke tubuh seorang karakter figuran meny...