13

4.7K 375 13
                                    

Happy Reading


"Oke, disini mungkin cici yang salah. Cici yang sudah buat papa meninggal, dan ya, cici bakal nyusul mereka." Ucap Shani yang sudah pasrah, ia menyambar kunci mobilnya yang berada di atas meja lalu berlari keluar dengan air mata yang membanjiri pipinya.

Sepeninggalan Shani, Gracia dan Chika saling pandang. Mereka baru menyadari jika perkataan mereka sudah keterlaluan.

"Ci Gre, kita sudah berlebihan ci. Seharusnya kita bisa jaga omongan kita ci. Gimana ini ci, Chika takut ci Shani kenapa-napa." Ucap Chika yang sudah menyadari kesalahannya, Gracia masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Nggak, Cici nggak boleh ninggalin kami." Teriak Gracia dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya, ia menyadari jika perlakuan dan kata-katanya selama ini sudah keterlaluan terhadap Shani.

"Ayo Chik, kita kejar ci Shani." Gracia menarik tangan Chika lalu segera keluar dari rumah mereka, belum sempat mereka keluar Christy dan Zee masuk kedalam rumah dengan bergandengan tangan. Mereka berdua menatap Gracia dan Chika bingung, sebelumnya mereka baru saja pergi membeli makanan dan makanan yang mereka beli di bawakan oleh art mereka.

Flashback

Setelah Gracia dan Chika tertidur di kamar yang sama, Shani , Christy dan Zee keluar dari kamar itu. Setelah ketiga nya keluar Zee meminta penjelasan kepada Shani apa yang telah terjadi kepada Gracia dan Chika.

"Jelasin kenapa mereka bisa seperti itu." Ucap Zee, mendengar itu Christy menatap Zee, ia tak terima akan perkataan Zee yang terkesan kurang sopan terhadap Shani.

"Kak Zee tolong bicara yang sopan, ci Shani itu Cici kamu juga." Ucap Christy memeringati.

"Udah dek Cici nggak pa-pa."

"Jadi gini Zee, Ci Gre dan kak Chika hampir saja di perkosa." Ucap Shani mejelaskan kejadian yang telah menimpa kedua adiknya.

"Apa!" Kaget Christy dan Zee.

"Iya, dan untung anak buah Cici dengan cepat memberitahu kepada cici. Makanya tadi setelah Cici antar kamu pulang Cici langsung pergi lagi de." Jelas Shani.

"Astaga, jadi ci Gre sama kak Chika nggak kenapa-napa kan ci." Tanya Christy dengan panik.

"Seperti yang kalian lihat ci Gre dan kak Chika di jebak dengan mencampur minuman mereka dengan obat perangsang, makanya tadi badan ci Gre dan kak Chika panas." Jelas Shani.

"Kurang ajar siapa yang berani ngelakuin itu sama ci Gre dan kak Chika." Ucap Zee yang terpancing emosi.

"Gito dan Aran, pacar mereka sendiri."

"Trus mereka sekarang dimana ci." Tanya Christy yang ikut emosi.

"Kalian tenang ya jangan emosi, Cici sudah kasih mereka pelajaran kok. Cici sudah suruh anak buah Cici buat patahin tangan dan kaki mereka." Balas Shani.

"Kenapa tidak dibunuh aja sekalian." Ucap Zee dingin, sudah dari dulu ia tidak suka dengan Gito pacar Gracia dan ia tidak menyangka jika Aran juga sama.

"Cici memang berniat buat ngebunuh mereka tapi kalian tau sendiri kan jika Cici ngelakuin itu, kamu Zee, bakal lebih percaya jika Cici kamu ini seorang pembunuh." Ucap Shani.

Deg

Jantung Zee berdetak kala Shani menyebut dirinya seorang pembunuh. "Asal kamu tahu Zee, Cici rela ngelakuin apa saja asal kalian mau maafin Cici dari kesalahan yang Cici tidak tau apa itu. Jika perlu Cici akan ngorbanin nyawa Cici asal kalian mau terima dan ikhlasin apa yang telah terjadi." Lanjut Shani.

"Nggak, Cici nggak boleh ninggalin aku. Aku nggak mau, jika Cici pergi aku juga ikut pergi." Bukan Zee yang berbicara melainkan Christy, air mata nya sudah keluar.

"Nggak dek kamu nggak boleh ikut Cici, masa depan mu masih panjang de." Balas Shani.

"Jangan tinggalin aku ci." Ucap Christy lalu memeluk tubuh Shani dengan erat.

"Cici capek de, Cici capek nggak pernah di hargai dirumah ini. Bukan cuman mereka yang kehilangan tapi Cici juga." Shani menangis di pelukan Christy, selama ini ia menahan semua kesedihannya sendiri tanpa mau bercerita kepada orang lain. Batin dan tubuh Shani sudah lelah menerima semua caci maki ketiga adiknya.

"Kalau Cici capek Cici harus istirahat bukannya malah pergi ci, kalau Cici pergi aku sama siapa ci. Aku juga tidak tahan akan semuanya. Aku selama ini bertahan karena Cici masih ada di dekat ku, Cici selalu melindungi aku dan membela aku saat kakak-kakak ku yang lain mengganggu ku."  Lirih Christy di pelukan Shani.

Shani melepaskan pelukannya lalu mengusap air mata yang berada di pipi Christy. "Maafin Cici ya, kalau perkataan Cici tadi membuat kamu sedih. Cici janji nggak akan ninggalin kamu, ninggalin adik kesayangan Cici ini." Shani kemudian mencium kening Christy lalu melirik kearah Zee yang juga memperlihatkan mereka. Shani tersenyum, "maaf Zee kalau kamu harus melihat drama ini." Ucap Shani, ia dan Christy hendak melangkah namun Zee menahan tangan mereka.

"Kenapa Zee." Bingung Shani, Zee menggeleng dan langsung memeluk tubuh Shani. Shani yang mendapat pelukan mendadak dari Zee hampir saja terjatuh jika saja Christy tidak menahan tubuh mereka.

"Maaf."

"Maafin Zoya ci, maafin Zoya karena Zoya udah jahat sama Cici. Zoya sadar kalau selama ini Zoya sudah keterlaluan sama Cici, benar apa yang dikatakan Cici jika bukan kami saja yang merasa kehilangan, kalian juga. Dan mungkin kalian lah yang paling kehilangan di antara kami." Shani tersenyum lalu membalas pelukan Zee.

"Jangan tinggalin kami ci."

"Cici nggak pernah marah sama kalian Zee hanya saja Cici kecewa sama perlakuan kalian, tapi setelah melihat kamu meminta maaf seperti ini rasa kecewa Cici hilang."

"Terimakasih ci, makasih karena Cici mau maafin Zoya." Zee dan Shani melepaskan pelukannya.

"Kamu nggak minta maaf juga sama Toya ." Ucap Shani melirik ke arah Christy.

"Maafin Zoya juga ya toy, maaf Zoya belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu, maaf selama ini aku udah jahat sama kamu." Ucap Zee yang langsung memeluk tubuh Christy, Christy melirik kearah Shani, Shani menggangguk dan tersenyum.

"Iya aku udah maafin kamu kok, jangan ulangi lagi ya." Ucap Christy sambil mengusap punggung Zee.

"Iya Zoya janji, terimakasih karena Toya udah maafin Zoya." Ucap Zee, pelukan mereka pun terlepas tapi dengan cepat Zee memeluk Shani dan Christy secara bersamaan. Ketiga saudara itu berpelukan.

Setelahnya mereka melepaskan pelukannya dan menatap satu sama lain lalu tersenyum. Hari ini mungkin akan menjadi hari yang tidak akan dilupakan oleh ketiga saudara itu.

"Semoga secepatnya kita semua bisa akur lagi ya Gre, Chik." Batin Shani.

Flashback end.

Sebelum Zee dan Christy bertanya apa yang telah terjadi, sebuah siaran dari televisi mengagetkan mereka.

Telah terjadi kecelakaan di jln *****, di duga korban yang mengalami kecelakaan adalah pemilik perusahaan Natio Grup dan saat ini telah di larikan ke rumah sakit *****.

"Nggak, nggak, itu bukan ci Shani kan zoy, ci Shani." Teriak Christy mencari keberadaan Shani. " Ci Shani dimana ci Gre, kak Chika tadi ci Shani masih disini." Tanya Christy sementara Gracia dan Chika bingung harus menjawab apa, mereka yakin jika yang ada di berita itu adalah Shani.

"Kalian bisa ngomong kan, ci Shani dimana." Ucap Christy lagi.

"Ci Gre, kak Chika Ci Shani ada di rumah kan." Kali ini Zee yang berbicara, tapi Gracia dan Chika masih saja diam.

"Kita kerumah sakit sekarang." Ucap Gracia langsung keluar dari rumah mereka di ikut Chika yang menarik tangan Zee dan Christy.

"Nanti dimobil kakak ceritain." Ucap Chika seraya menarik tangan Zee dan Christy.

Tbc.

See you part selanjutnya.

Five Sister's (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang