Happy Reading
Ia berjalan menuju mobil lalu memasukinya, tanpa memperdulikan pertanyaan Gracia, Chika langsung menjalankan mobil itu dengan kecepatan yang tinggi ia berniat untuk mencari Christy.
.
.Sepeninggalan Chika, Gracia dan Zee pun menyusul mereka, namun kali ini Zee lah yang menyetir. Ia menyetir dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan hal itu membuat Gracia takut.
"Pelan-pelan Zee." Ucap Gracia yang tengah ketakutan.
"Nggak bisa ci, kita harus cepat." Zee tak mengindahkan ucapan Gracia, ia semakin menambah kecepatannya.
"Zee, please pelan-pelan cici takut." Gracia berucap dengan suara yang teramat pelan namun masih bisa di dengar oleh Zee. Zee pun akhirnya menurunkan kecepatannya melihat sang cici yang sangat ketakutan.
"Maaf ci." Zee menyesal akan perbuatannya yang membawa mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi, hingga membuat sang cici ketakutan.
"Ngak pa-pa Zee, asal kamu jangan ngebut lagi." Ucap Gracia yang tak terlalu takut lagi, Zee membalas perkataan Gracia dengan anggukan.
Sementara itu Chika sudah berhasil menyusul mobil yang di kendarai oleh Christy, Chika membuka kaca mobilnya, memepetkan mobilnya ke mobil Christy dan membunyikan klakson mobilnya berkali-kali berharap Christy mau ikut membuka kaca mobilnya, dan hal itu berhasil.
"Christy, berhenti sayang. Jangan celakain diri kamu dek." Chika berteriak agar Christy dapat mendengar suaranya. Christy tak peduli akan teriakan sang kakak, ia malah menambah kecepatannya.
Melihat sang adik yang menambah kecepatannya, Chika pun ikut. Ia melakukan hal sama, kembali memepetkan mobilnya ke mobil Christy kala ia berhasil menyusul Christy.
"Dek, tolong dengerin kakak. Hentikan mobilnya, kamu bisa celaka dek." Chika memohon kepada sang adik agar perkataannya di dengar.
"Mending kakak yang berhenti, kakak berada di jalur yang salah, kalau tiba-tiba ada mobil dari depan kakak bisa kecelakaan." Walau bagaimana pun Christy tak akan tega melihat jika sesuatu terjadi pada sang kakak.
"Nggak dek, kamu yang seharusnya berhenti. Kamu baru belajar mengendarai mobil." Chika menggeleng tak mau mengikuti apa yang di katakan sang adik.
Perdebatan keduanya terus berlanjut, saling mencegah dan menyuruh untuk menepi atau pun berhenti. Chika yang kekeh memepetkan mobilnya dengan mobil Christy dan menyuruh adiknya itu untuk berhenti, Christy yang tak mau berhenti, akan tetapi ia terus menyuruh Chika untuk tidak memepetkan mobilnya dan menyuruh Chika untuk tidak mengikutinya.
"Dek kali ini aja, tolong dengerin kakak. Kamu harus berhenti sayang." Christy menggeleng sebagai jawaban, ia memfokuskan pandangannya kedepan sementara Chika hanya sesekali melirik kedepan untuk memastikan tak ada kendaraan lain yang datang.
"Kak Chika awas di depan ada truk." Christy berteriak saat dirinya melihat sebuah truk yang melaju dengan kecepatan yang tinggi.
Dengan kecepatan yang sama-sama tinggi, Chika tak dapat menghindar hingga kecelakaan itu terjadi. Mobil yang di kendarai Chika terpental cukup jauh saat truk itu menabrak mobil Chika, bagian kap depan mobil Chika hancur. Truk itu pun sama tapi tidak separah mobil Chika.
Christy mengerjapkan matanya, kecelakaan itu terjadi begitu cepat, dengan tubuh yang bergetar ia keluar dari mobilnya dan menghampiri mobil Chika yang sudah banyak di kerubuni orang-orang sekitar. Mereka mencoba untuk mengeluarkan tubuh Chika dan salah satu dari mereka juga telah menghubungi ambulance.
"Kak Chika." Lirih Christy saat matanya melihat keadaan Chika yang jauh dari kata baik-baik saja, tubuh Chika penuh dengan darah.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Sister's (End)
Teen Fiction"Kamu dan Christy udah buat papa dan mama pergi ninggalin kita semua untuk selama-lamanya" ucap Gracia. "Kalian berdua itu pembunuh aku benci sama kalian berdua" "Pergi dari kamar aku pergi" teriak Gracia mengusir Shani sambil mendorong tubuh Shani...