Happy Reading
Di ruang yang serba putih dan juga aroma obat-obatan yang menyengat terlihat seorang gadis remaja terbaring dengan lemah di atas brangkar. Sudah dua minggu gadis itu terbaring di tempat ini, yang tak lain adalah rumah sakit. Kejadian dua minggu lalu lah yang membuat dirinya harus berakhir di rumah sakit ini, terbaring lemah dan tak sadar kan diri.
Entah mimpi seperti apa yang membuat gadis itu betah berlama-lama dalam tidurnya. Di dalam ruangan itu bukan hanya dirinya saja, ada seseorang yang setia menemani dua minggu belakangan ini.
"Dek, sampai kapan kamu terbaring di sini. Kamu nggak kangen sama kakak, kakak kangen lo sama kamu sayang. Cepat bangun sayangnya kakak, kakak janji setelah kamu bangun nanti kakak akan nurutin semua permintaan kamu."
"Dek bangun ya, kumohon apa pun mimpi mu sekarang jika ada yang mengajak mu ikut bersama mereka, tolong jangan pernah mengiyakan ajakan mereka." Air mata yang sudah berusaha ia tahan agar tak keluar akhirnya keluar juga, kakak dari gadis yang terbaring itu menangis menggenggam tangan sang adik.
Kedua gadis itu tak lain adalah Chika dan Christy, dimana Christy yang tengah terbaring dan Chika yang setia menemani adiknya itu.
Flashback dua minggu yang lalu.
Christy yang berjalan sendiri di trotoar jalan harus menghentikan langkahnya saat dirinya melihat seorang perempuan yang tengah di ganggu oleh dua orang preman. Keadaan trotoar itu sangatlah sepi tak ada orang yang berlalu-lalang, setelah mengumpulkan keberaniannya Christy menghampiri preman-preman itu dan juga perempuan itu.
"Lepasin dia." Ucap Christy secara tiba-tiba membuat preman-preman itu berhenti lalu menoleh ke arah Christy, sementara perempuan yang Christy lihat tadi berjongkok sembari memeluk lututnya dan menenggelamkan kepalanya di kalinya, tubuhnya bergetar ketakutan.
"Wah, mangsa baru kita sudah datang bro." Salah satu dari preman-preman itu mendekat ke arah Christy dan hendak memegang tangan remaja itu, namun dengan cepat Christy menepisnya dengan cukup kuat.
"Jangan macem-macem atau saya bakal menghajar kalian berdua." Christy menatap tajam kedua preman itu, bukannya malah takut justru preman-preman itu terkekeh mendengar ancaman yang dilontarkan oleh Christy.
"Hahaha, gadis seperti lo mana bisa menghajar kami. Daripada lo buang-buang tenaga untuk menghajar kami yang tentunya hasilnya akan sia-sia, lebih baik lo ikut kita berdua." Preman yang tadi kembali ingin memegang tangan Christy, namun dengan cepat Christy menendang kemaluan preman itu dengan kuat membuat preman itu merintih kesakitan memegangi area kemaluannya.
"Awsh."
"Segitu aja kemampuan lo, mana yang katanya sia-sia." Dengan wajah super tengilnya Christy mengejek preman itu, melihat temannya yang sedang kesulitan preman yang lain pun mendekat ke arah Christy dan langsung memberikan sebuah bogeman kepada Christy yang mengenai pipi remaja itu.
"Aws,"
"Mampus lo, makanya jangan tengil. Remaja wanita lemah seperti lo mana mampu buat ngalahin gue dan teman gue, mending lo nurut daripada lo gue buat babak-belur." Ucap preman itu menatap remeh Christy.
"Cih, lo kira pukulan yang lo berikan ini ngaruh buat gue?" Christy mengusap bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.
"Belagu lo ya, terima ini." Preman itu kembali memukul Christy, namun dengan cepat Christy menepisnya dan balik memukul perut preman itu dengan kuat membuat preman itu memegangi perutnya. Tidak sampai di situ, Christy melayangkan tendangan nya ke dagu pria itu dengan kuat membuat preman itu mengeluarkan air liurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Sister's (End)
Teen Fiction"Kamu dan Christy udah buat papa dan mama pergi ninggalin kita semua untuk selama-lamanya" ucap Gracia. "Kalian berdua itu pembunuh aku benci sama kalian berdua" "Pergi dari kamar aku pergi" teriak Gracia mengusir Shani sambil mendorong tubuh Shani...