Happy Reading
Gracia memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit dan setelah itu ia turun, berjalan memasuki rumah sakit itu menuju ruangan Christy. Banyak ungkapan rasa terimakasih ia ucapkan kepada Tuhan, adiknya Christy sudah sadar dari komanya.
Sesampainya di dekat ruangan sang adik, Gracia di buat bingung dengan keberadaan Zee, adik keduanya itu tengah menangis sekarang. Gracia pun mendekatinya, berdiri di depan Zee lalu mengelus kepala sang adik dengan lembut. Zee mendongak dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Kamu kenapa hey, kok kamu di luar. Bukannya Christy udah sadar ya." Gracia bertanya sembari menghapus air mata sang adik.
"T-toya ngak mau ngelihat aku ci, dia benci sama aku ci. Hikss aku terlalu jahat ya ci sama Toya." Gracia langsung memeluk tubuh adiknya itu, menenangkan Zee dalam pelukannya.
"Cup cup, jangan nangis ya Zee, nanti biar Cici yang coba ngomong sama adek, biar dia maafin kamu." Ucap Gracia sembari mengelus punggung Zee.
"G-gimana kalau Toya nggak mau maafin Zoya ci, hikss Zoya nggak mau ci." Ucap Zee sesenggukan.
"Pasti Christy maafin kamu Zee, kamu tau sendiri kan bagaimana baiknya dia. Mungkin sekarang dia masih butuh waktu, Cici yakin Christy pasti maafin kamu. Kamu harus sabar ya, jangan nangis terus, nanti mata kamu bengkak." Ucap Gracia lalu melepaskan pelukannya kemudian merapikan rambut Zee yang sedikit berantakan.
"Cici masuk dulu ya, kamu mau masuk juga atau nunggu disini aja."
"Aku disini aja ci, takut kalau Toya nggak nyaman dengan kehadiranku." Balas Zee sendu, Gracia menatap iba sang adik.
Setelahnya Gracia pun masuk kedalam ruang rawat Christy, sesampainya di dalam, Gracia dapat melihat jika sang adik saat ini tengah makan yang disuapin oleh Chika.
"Hay adiknya Cici, banyak makan ya sayang supaya kamu cepat sembuh dan bisa cepat pulang ke rumah, Cici kangen sama kamu sayang." Ucap Gracia yang saat ini sudah berada di samping Christy, mengelus kepala sang adik dengan sayang.
"Christy juga kangen sama Cici." Balas Christy sembari memeluk tubuh Gracia, Christy yang saat ini tengah duduk memeluk tubuh Gracia dengan erat dan ia juga sudah selesai dengan makanannya.
"Cici seneng deh ngelihat kamu udah sadar. Makasih ya sayang, makasih sudah mau bertahan, Cici juga minta maaf ya sayang, maaf atas sikap Cici selama ini. Cici sadar, Cici bukan Cici yang baik buat kamu, bahkan Cici tidak pantas untuk jadi Cici kamu."
"No, Cici jangan bilang begitu. Cici itu pantas jadi Cici aku, mungkin kejadian beberapa tahun terakhir ini yang membuat Cici berkata seperti itu, tapi aku tidak mempermasalahkan itu lagi Ci, aku udah ikhlas menerima itu semua. Dan Christy juga udah maafin Cici."
"Makasih, makasih sayang. Kamu sangat baik dek, semudah itu kamu buat maafin kesalahan yang Cici perbuat sama kamu selama ini."
"Christy juga mau minta maaf sama Cici dan kak Chika, maaf atas sikapku selama ini. Maaf sudah pernah membuat kalian kecewa." Christy balik meminta maaf kepada kedua adiknya itu.
"Iya sayang, Cici dan kak Chika ngerti kok kenapa kamu ngelakuin itu."
"Makasih Ci Gre, kak Chika, Christy sayang banget sama kalian, jangan berubah lagi ya, terus seperti ini."
"Iya sayang, kak Chika dan Ci Gre janji." Setelahnya ketiga saudari itu berpelukan, tanpa mereka sadari ada yang memperhatikan mereka sedari tadi, dan orang itu adalah Zee. Zee menatap sendu kearah saudari-saudarinya itu, Zee pun memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit itu, ia hendak menenangkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Sister's (End)
Teen Fiction"Kamu dan Christy udah buat papa dan mama pergi ninggalin kita semua untuk selama-lamanya" ucap Gracia. "Kalian berdua itu pembunuh aku benci sama kalian berdua" "Pergi dari kamar aku pergi" teriak Gracia mengusir Shani sambil mendorong tubuh Shani...