Extra Part

6.6K 468 16
                                    

Happy Reading

Tiga bulan yang lalu.

Dokter yang saat ini tengah fokus memeriksa Shani, tak menyadari jika pasiennya itu mulai mengerakkan jari-jarinya. Perlahan Shani membuka matanya, ia menatap ke sekitar, ini dimana? Pikirnya. Namun tak berapa lama kemudian ia mengigat apa yang telah terjadi kepadanya dan inilah akibat dari kecelakaan yang menimpa dirinya.

"Dok, dokter." Shani memanggil sang dokter dengan suara lemahnya, dokter itu pun menoleh dan terkejut melihat Shani yang sudah sadar.

"Anda sudah sadar, saya tak menyadarinya." Ucap dokter itu, Shani menggangguk lemah.

"Dok, apakah saya boleh meminta sesuatu?"

"Apa itu?"

"Bisakah dokter merekayasa kematian saya?" Pernyataan dari Shani mampu membuat dokter itu terkejut.

"Hah! Anda jangan bercanda, bagaimana dengan keluarga anda nantinya, mereka pasti sangat sedih dan terpukul."

"Saya punya alasan tertentu dok, tolong ya dok. Rekayasa kematian saya." Shani menatap dokter itu dengan tatapan memohonnya. Setelah berfikir cukup keras akhirnya sang dokter itu pun mau merekayasa kematian Shani.

"Terimakasih dok."

.
.
.

Disinilah Shani sekarang, di sebuah kamar rumah sakit yang yang berbeda dan jauh dari jangkauan keempat adiknya . Setelah tadi ia melihat bagaimana prosesi pemakaman yang di ketahui banyak orang bahwa dirinya lah yang di makamkan itu. Meskipun tubuhnya masih lemah, namun ia tetap memaksakan diri untuk melihat prosesi pemakaman itu.

Sebenarnya Shani tak tega melihat Christy yang amat sangat sedih akan kepergiannya, namun ia harus melakukan ini. Memilih menghilang untuk sementara waktu, menenangkan diri dan ia ingin melihat reaksi Gracia, Chika dan Zee bagaimana jika lau saja ia benar meninggal nanti nya.

Saat tengah asik melamun, tiba-tiba pintu ruang rawat Shani berdecit tanda ada yang membukanya. Shani mengalihkan pandangannya ke arah pintu itu dan melihat Desy yang masuk dengan ekspresi yang tak percaya melihat Shani yang masih hidup.

"Ini beneran lo Shan, lo beneran nggak ninggalin gue sendiri. Shan,... hiks, lo jahat, kenapa lo harus pura-pura mati." Shani hanya bisa tersenyum tipis mendengar omelan dan Isak tangis Desy.

"Bilang sama gue, kenapa lo harus pura-pura mati seperti ini. Lo tau nggak adik lo Christy sangat terpukul, dia sedih banget saat itu bahkan ia pingsan saat pertama kalinya mendengar kabar bahwa lo mati."

"Gue tau Des, gue tau semuanya yang terjadi dirumah sakit dan di pemakaman. Gue ada di sana, gue melihat bagaimana hancurnya adik gue Christy, bukan cuman Christy, ketiga adik gue yang lain pun hancur."

"Gue terpaksa ngelakuin ini Des, g-gue nggak tahan lagi, gue nggak bisa menahan emosi saat Gracia dan Chika menyudutkan gue atas apa yang terjadi pada pacar mereka."

"Gue mau menghilang sejenak dari kehidupan mereka, gue ingin nenangin diri dulu. Hati gue sakit Des, selama ini gue udah berusaha sabar dan menerima semua caci-maki yang di lontarkan ketiga adik gue."

"Tapi, bagaimana dengan Christy. Apa dia bisa hidup tanpa lo? Dia sangat ketergantungan sama lo Shan."

"Maka dari itu gue minta lo kesini Des, tolong lo pantau semua kegiatan Christy, tolong jaga dia untuk gue." Shani sangat berharap jika Desy mau membantu dia untuk mengawasi dan menjaga Christy.

Five Sister's (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang