happy reading!
gue bangun saat seseorang menepuk nepuk bahu dan pipi gue dengan ga santai, ternyata gue masih ada dirumah Jungwon, dan sekarang udah malem. ternyata gue tidur selama itu ya.
"gue kira lo mati, Gil" ujar Delyn dengan tidak senonoh.
"pulang yok, dah malem" ujar kak Jay. semua orang disana beberes, kecuali gue yang masih mengumpulkan nyawa dengan duduk sambil plonga plongo.
"gue pulang dulu ya kalo gitu," ujar kak Jay sambil menggandeng Delyn, lah ini gue ditinggal gitu aja ini? mana Jungwon sedari kedua insan itu beberes tiba tiba ngilang.
gue membuka aplikasi pada handphone gue dan berencana untuk memesan ojek onlen (yang pasti bukan kak Jake), gue menganga saat melihat harganya yang melonjak karena diluar sana pastinya sedang macet macetnya arus balik para pekerja.
" ayo, gue anter pulang" ujar Jungwon yang tiba tiba datang entah darimana. ia melemparkan jaket ke gue. " pake tuh, diluar dingin"
dimotor kami sama sama diam, motor nya juga ikut diam, karena jalanan yang macet, kami terjebak 2 kali lampu merah. gue ngelihat kearah jalanan yang penuh dengan kepulan asap kendaraan yang menyesakkan.
"makasi banyak ya, won. lo repot repot anterin gue pulang" ucap gue, Jungwon cuma membalas dengan senyuman. setelah itu gue pamit dan berjalan masuk kedalam rumah.
"Agilda," panggil Jungwon.
"kenapa, won?" tanya gue sambil menoleh lagi kearah Jungwon, kiranya ada barang yang ketinggalan. namun lelaki itu cuma diam sambil memandang kearah gue.
"won?" panggil gue memastikan, apa gue salah denger ya?
"oh, gapapa. gue balik dulu" ujar Jungwon, ia menutup kaca helm nya dan menyalakan mesin motornya.
"oke, hati hati" balas gue.
***
pelajaran sudah dimulai sejak 30 menit yang lalu, Pak Ronald yang sibuk menjelaskan tiba tiba dikejutkan dengan ke datangan ketua kelas yang terlambat, ditambah lagi lelaki itu datang dengan keadaan yang menyedihkan. seragamnya yang lusuh dan wajah yang babak belur. what? seorang ketua kelas ribut? cukup mencoreng nama kelas dimata para guru. tapi kenapa? perasaan Jungwon bukan tipe orang yang nyerang duluan kalo bukan orang lain yang memulai.
"lho, Jungwon? baju kamu kenapa? wajah kamu juga luka gitu?"
"maaf pak, saya terlambat" bukannya menjawab pertanyaan pak Ronald, Jungwon justru minta maaf sambil salim lalu melengos duduk di kursinya.
gue dan Delyn meringis melihat kondisi tubuh Jungwon seperti diserang orang sekampung gitu.
"won, mau gue obatin ga?" tawar gue pada Jungwon.
"ntar aja, waktu istirahat" balas Jungwon, gue mengangkat jempol untuk menjawabnya.
untungnya, bentar lagi istirahat. lagian, jungwon habis dipukulin siapa?
"lo kok bisa sampe kaya gini sih, won?" Delyn sedari tadi tidak berhenti berhentinya mengulangi pertanyaan yang sama, namun Jungwon justru mengalihkan pertanyaan Delyn.
"akh... pelan pelan napa, gil" protes Jungwon saat gue dengan sengaja menekan luka di pipinya yang lebam itu.
"jawab noh, emak lo ngomel" ujar gue sambil menunjuk Delyn dengan dagu.
"ck, apasih, gil?"
"apa ini gara gara kak Jake?" kepala gue menoleh kearah Delyn yang ada di samping gue."udah gue bilang kan, gil? mending lu gausah sama kak Jake kalo gini caranya"

KAMU SEDANG MEMBACA
B I P O L A R ■ SHIM JAKE
Fanfic[SLOW UPDATE] bi·po·lar /bīˈpōlər/ adjective having or relating to two poles or extremities. "a sharply bipolar division of affluent and underclass" (of psychiatric illness) characterized by both manic and depressive episodes, or manic ones only. TR...