Jealous

783 59 8
                                    

Author Point Of View On

"Pokoknya Phi tidak boleh ikut ke pesta pernikahan adikku Perth!" Ucap Gulf sambil menatap Mew dengan tatapan tajam.

"Kenapa sayang?" Mew sedih karena tidak boleh menghadiri pesta pernikahan adik Gulf.

Mew tahu alasan kenapa Gulf melarangnya datang, karena Perth sangat sulit move on dari Mew. Mereka belum pernah berpacaran sebelumnya, namun cinta sepihak Perth ke Mew membuat Perth selalu gagal dalam menjalin hubungan. Dia selalu mencari pasangan yang sempurna seperti Mew. Hal ini membuat Perth lama tidak menjalin hubungan dengan siapapun.

Mew merasa kasihan, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Istrinya tercinta sangat cemburuan dan juga posesif kepadanya. Ketika Mew ingin mencoba mendekati Perth, padahal niat Mew hanya ingin memberikan nasehat kepada Perth, tapi Gulf mencegah Mew melakukannya. Gulf akan menatap Mew dengan tatapan penuh mengintimidasi ketika Mew mendekati adiknya Perth dan mencoba untuk akrab.

"Aku takut dia akan membatalkan pernikahannya lalu memilih menikah dengan Phi! Apalagi kalau dia tahu Phi menghadiri acara itu, bisa saja nanti dia datang menarik Phi dan mengajak Phi menikah!" Ucap Gulf.

Gulf kini sedang memilih jas yang cocok untuk datang ke pesta pernikahan adiknya itu. Gulf sebenarnya sudah menyiapkan jas couple an dengan Mew, namun Gulf tidak memperbolehkan Mew datang ke acara itu. Jadilah Gulf mengubah rencananya dan berencana pergi bersama anak-anaknya saja.

"Aku kan sudah punya kamu! Bagaimana mungkin aku menikah dua kali? Aku juga sudah berjanji untuk setia kepadamu."

"Perth lebih cantik daripada aku. Phi mungkin akan tergoda lalu memilih Perth daripada aku."

"Ngga, aku tidak akan memilih Perth! Sayang, apakah kamu tidak percaya kepadaku?"

"Setelah sekian lama kita bersama, Phi pasti akan merasa bosan kepadaku."

"Sayang, aku mohon buang jauh-jauh pikiran itu!"

"Ak-aku akan menjadi janda dua anak. Salah satu anakku masih bayi. Di-dia pasti akan hidup tanpa mengenal Daddynya. Hiks.. Hiks.." Gulf mulai menangis dan mengeluarkan air mata buaya.

"Apa sih? Bicaramu mulai ngelantur! Aku ngga bakalan kayak gitu!" Mew mulai kesal. Mew tahu kalau Gulf kini sedang berakting.

"Lalu untuk apa Phi tetap ngotot mau pergi ke acara pernikahan Perth hm? Aku curiga sama Phi."

"Aku ingin menyapa Papamu. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Kamu selalu melarang aku datang mengunjunginya."

"Itu karena ada Perth di rumah!"

"Kamu kan datang bersamaku. Perth juga sudah tidak berani berharap karena aku milik kakaknya."

"Jangan membuat alasan!"

"Terserah kamu saja. Aku lelah.."

"Hiks.. Hiks.. kamu pasti lelah dan mau bercerai kan? Katakan kepadaku, apakah Phi berniat mengambil Perth dari calon suaminya?"

Mew menghela nafasnya dengan kasar. Dia tidak tahu lagi harus melakukan apa. Yang harus dia lakukan sekarang adalah mengikuti semua perintah dari Gulf agar Gulf tidak merasa sedih.

"Tidak, aku tidak akan merebutnya dan juga tidak akan pergi. Apakah kamu merasa puas?"

"Hmm, Phi memang harus di rumah!"

"Tinggalkan Mecha dan juga Nara di rumah! Aku akan menjaga mereka berdua."

"Benarkah?"

"Hmm.."

"Terima kasih sayangku." Gulf langsung berjalan menghampiri Mew lalu memeluknya dengan erat.

"Cepatlah kembali dan jangan mampir kemana-mana!"

"Iya suamiku tersayang.."

Gulf telah selesai memilih pakaiannya dan segera pergi ke acara pernikahan itu. Mew kini hanya menatap Gulf dengan tatapan sedih, karena Gulf terlihat sangat tampan dan dewasa saat ini. Mew ingin mengambil foto bersama dengan Gulf yang sekarang. Saat pernikahan Mew dulu, Gulf masih terlihat kusam dan berantakan sehingga foto yang diambil saat itu sangat sedikit.

"Nak, Papa mu itu sungguh tidak pengertian dan peka." Ucap Mew kepada Nara yang masih berusia 8 bulan.

***

"Mana suami dan anak-anakmu?" Tanya Mild kepada Gulf.

"Aku mengurung mereka di dalam rumah."

"Kamu sungguh keterlaluan Gulf. Masa di hari pernikahan adikmu, kamu malah mengurung anak dan suamimu."

"Itu bukan urusanmu Mild."

Mild dan Gulf kini sedang berada di tengah-tengah acara pernikahan Perth. Acara pernikahan itu terlihat sangat mewah dan meriah. Tiba-tiba saja ada perasaan iri di hati Gulf karena pesta pernikahannya dengan Mew tidak semewah itu, padahal mereka bisa saja membuat acara semewah itu, tapi karena usia Gulf yang masih dibawah umur, jadi pernikahannya digelar secara sederhana.

"Pernikahanku dulu tidak semewah ini." Ucap Gulf dengan tiba-tiba.

"Kamu juga tidak mengundang kami saat kamu menikah." Ucap Mild.

"Hmm, Papaku tidak memperbolehkan aku mengundang siapapun. Aku pun tidak mau mengundang siapapun karena merasa malu."

"Apakah kamu ingin menikah sekali lagi?"

"Huh?"

"Kamu menikah lagi dengan Phi Mew, namun mengadakan pesta yang semewah ini atau mungkin lebih mewah dari ini."

"Ide yang bagus. Aku ingin mengulang semuanya. Aku ingin membuat kenangan yang indah bersama dengan Phi Mew."

Di tengah-tengah acara pernikahan adiknya, Gulf malah pulang. Dia ingin mengatakan kepada Phi Mew bahwa dia ingin menikah sekali lagi. Ketika Gulf sampai di rumah, Gulf langsung mencari Mew. Ketika Gulf sudah berhadapan dengan Mew, Gulf mulai mengutarakan keinginannya.

"Phi, ayo menikah lagi denganku!" Ucap Gulf sambil tersenyum.

"Huh?"

"Ayo menikah dan buat pesta yang meriah sama seperti milik Perth!"

"Sayang, kenapa kamu menginginkan hal itu?"

"Pesta pernikahan kita dulu dilakukan secara diam-diam dan sangat sederhana. Ak-aku ingin mengundang teman-temanku ke acara pernikahanku juga! Aku mohon, ayo menikah lagi denganku!" Gulf memohon kepada Mew.

Pada akhirnya Mew menuruti apa yang Gulf inginkan karena Mew juga menginginkan hal itu. Mew segera menelpon sekretarisnya untuk menyiapkan semuanya. Gulf mulai memilih gedung dan juga designnya.

Dibutuhkan waktu satu bulan untuk menyiapkan semuanya sama seperti yang Gulf mau. Tibalah mereka di hari yang berbahagia itu. Banyak teman dan rekan kerja Mew yang terkejut karena baru mengetahui kalau istri Mew merupakan muridnya dulu dan kini menjadi sekretarisnya di kantor. Teman-teman Gulf juga tidak kalah terkejutnya karena kini Gulf telah memiliki dua anak dari pernikahannya dengan Mew.

Pernikahan yang diam-diam itu membuat banyak orang tidak tahu kalau Mew dan Gulf telah menikah. Kalaupun mereka tahu, mereka pasti tidak tahu dengan siapa Mew dan Gulf menikah. Mew dan Gulf kini berjalan sambil membawa kedua anaknya ke pelataran. Mereka kembali mengucap janji setia untuk bersama sampai ajal menjemput.

"Terima kasih karena mau menikah lagi dengan aku." Ucap Gulf

"Aku akan selalu menikah denganmu dikehidupan yang lain. Aku akan menjadi suamimu selamanya." Ucap Mew.

Gulf kini mencium bibir Mew lalu tersenyum ke arah Mew. Setelah ciuman itu, Mew dan Gulf kini memeluk kedua anak mereka. Mereka mengambil banyak kenangan di acara itu dengan mengabadikannya melalui foto.

Author Point Of View Off

My Teacher is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang