Beberapa hari yang lalu tepat nya saat mikel sakit dan setelah sindi meminta bantuan ke puput, sindi mendengar semua apa yang di katakan oleh mikel dan puput saat itu.
Sindi tak menyalahkan ataupun membenci sikap mikel yang seperti itu kepadanya karena ia juga paham dengan apa yang di alami oleh mikel.
Wajar, itu adalah satu kata yang pertama kali muncul di hati sindi, ia juga terkejut saat mamah nya menerima lamaran dan menikah dengan papah nya mikel, apalagi dengan ketidak hadiran mikel saat itu.
Setelah hari itu, sindi berusaha untuk membujuk papah nya agar mendengarkan apa yang mikel mau. Malam itu sindi mampir ke ruang kerja papah nya yang ada di lantai satu rumah mereka.
" pah, kopi nya " jelas sindi menyajikan kopi untuk papah nya.
" oh makasih sayang, tumben banget nih ada apa ?" tanya papah nya yang sudah mengetahui jika sindi punya maksud tertentu.
" pah sindi mau minta tolong sama papah, boleh ?" tanya sindi yang langsung membuat papah nya menghentikan pekerjaan nya dan menatap sindi hangat.
" boleh, mau minta tolong apa ?" tanya papah nya mikel.
" papah tolong degerin apa yang kak mikel mau ya, kak mikel kemarin sampai sakit karena gak makan juga gak bisa keluar dari kamar nya " jelas sindi yang sedikit tertahan.
" sindi, papah kan.." belum sempat melanjutkan ucapan nya sindi terlebih dahulu langsung memotong ucapan papah nya itu.
" pah sindi belum selesai, sindi tahu apa yang kak mikel rasain, sindi juga sama kok, sindi juga pengen banget ketemu sama almarhum ayah kalau bisa, kak mikel Cuma pengen ketemu sama mamah nya. sindi juga tahu kok kalau dulu kak mikel adalah anak yang pinter, bahkan selalu masuk 3 besar, papah tahu gak kenapa sikap kak mikel jadi kayak sekarang ?" tanya sindi yang tak bisa di jawab oleh papah nya.
" kalau mau kak mikel bisa kok nyalahin kedatangan aku sama mamah atas perubahan sikap dia, awalnya kak mikel emang marah dan sempet kabur dari rumah tapi setelah itu kak mikel bahkan gak pernah bicara kasar ataupun memperlakukan hal gak baik ke aku sama mamah, kak mikel Cuma mau papah perhatiin kak mikel kayak dulu, kak mikel mau papah bangga sama kak mikel, dan itu pun yang aku rasain pah, perhatian papah setelah kedatangan kami pasti terpecah ke kami juga begitupun perhatian mamah sama aku " ucap sindi yang tak bisa menahan tangis nya.
" kak mikel berusaha untuk jadi anak yang penurut dan berharap papah bisa bangga sama dia, apa papah pernah denger permintaan kak mikel sebelum nya ?, apa papah pernah nanya apa kak mikel bahagia selama ini ?. tolong dengerin apa permintaan kak mikel pah " jelas sindi kembali.
Setelah pembicaraan nya dengan papah nya tersebut, dan papah nya mikel juga sudah selesai mengerjakan pekerjaan nya, papah nya mikel langsung pergi ke dalam kamar mikel untuk membicarakan apa yang di katakan oleh sindi sebelum nya.
" mikel papah boleh masuk ?" tanya papah nya sambil mengetuk pintu kamar mikel.
" masuk aja, kan papah yang pegang kuncinya " jelas mikel yang sedang memainkan ponsel nya di atas tempat tidur.
Papah nya mikel langsung masuk ke dalam dan menghampiri mikel, ikut duduk bersama di atas tempat tidur mikel dan untuk sesaat hanya memperhatikan isi kamar mikel.
Perasaan papah nya mikel campur aduk, dengan dominan rasa sedih, karena rasanya sudah lama ia tak masuk ke dalam kamar mikel ataupun menanyakan keadaan nya.
" gimana kondisi kamu ?, papah denger kemarin kamu demam, kita periksa ke dokter yuk " ajak papah nya mikel yang membuat mikel cukup terkejut namun tidak menurunkan ponsel nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the last painting
Teen Fictionsepasang mata cantik itu terus memandang laki-laki yang sedang sibuk dengan lukisan nya tak memperdulikan jika sedang ditatap oleh nya. menyadari jika dirinya di tatap dengan intens, ia mengalihkan pandangan nya melihat perempuan cantik yang sedang...