12. BACK TOGETHER

58 7 72
                                    

Ajakan dari Jevan tentu saja diiyakan oleh Angga. Bahkan kini dirinya sudah berada di basecamp menanti Jevan dengan sebotol minuman dingin. Tenang saja, dirinya juga membelikan Jevan minuman yang sama dengan nya. Tidak mungkin juga Jevan menolak rezeki darinya.

"Ah, lama banget tuh bocah. Lama-lama gua nyanyi sendiri aja ini. Yang ngajak ketemuan siapa, yang telat juga siapa, heran," sindir Angga kembali duduk di kursi basecamp.

Lagipula untuk apa dirinya menunggu seseorang seperti Jevan? Janji nya jam berapa, berangkat nya setengah jam setelahnya. Pantas saja selalu telat untuk ke sekolah.

Kok bisa ya Angga punya teman dekat seperti Jevan?

15 menit menunggu, belum juga ada tanda-tanda keberadaan Jevan. Ah, ini jadi tidak sih? Jika tidak, maka Angga akan pergi saja dari sini.

"Oy bro, sorry baru dateng. Barusan gua nganter-"

"Udah lah, nih minuman buat lo. Alasan lo itu-itu mulu, bosen gua dengernya. Kreatif dikit kalo mau bikin alasan," potong Angga menyindir lawan bicaranya.

Jevan hanya terkekeh, mengambil minuman pemberian Angga sembari mengucap terima kasih kemudian meminumnya hingga tandas.

"Kapan nyanyinya?" Tanya Angga yang terlihat tidak sabar.

Jevan hanya melirik, "ga sabar bener lo, kenapa emang?"

Angga yang mendapat pertanyaan seperti itu hanya terlihat cuek kemudian membalas.

"Gapapa, gua suka aja sama lagunya," yang kemudian hanya dibalas oh oleh Jevan.

"Yaudah ayo sekarang aja," ujar Jevan membiarkan Angga untuk bernyanyi duluan.

"I lay awake, naui meoritsogen neoui moksoriman repeat," Angga dengan suara indahnya.

Kini, giliran Jevan, "Meomchwojiji anchi,"

"Uh, ara nega itgie areumdawotdeon naui challanhan sungan nae jeonbuin neo for you"

Di sela mereka yang tengah asik bernyanyi, mereka tidak sadar bahwa ada orang lain diantara keduanya. Orang itu hanya mendengar mereka bernyanyi tanpa mengeluarkan kata sebelumnya. Namun karena merasa ingin ikut bernyanyi juga, akhirnya orang tersebut pun ikut bernyanyi.

"Dasi doechatgo sipeo kkumeun baraejiji ankie," lanjutnya yang membuat Jevan dan Angga sempat bingung. Darimana munculnya sosok ini?

Namun karena merasakan keseruan jika bernyanyi bersama, Jevan yang peka pun melanjutkan nyanyian.

"Gongheohae nan neo eopsin wanjeonhal su eopji deutgo sipji aneun soeumil ppun," lanjut Jevan dengan senyuman khas milik nya. Entah mengapa ini justru lebih seru.

"Dachi mothan geu somethin' miwanseongui uri I'll do anything to get back to you, you," lanjut Angga dengan suara sedikit keras namun tetap saja enak untuk di dengar.

Bagaimana tidak? Dirinya merasakan energi semangat ketika sosok itu datang. Siapa kah itu? Tentu saja Marvin.

"Life is but a dream, we got history
I just wanna feel the chemistry feel you next to me you know that I hate this distance cause I'm just left here singin" lanjut mereka bersama-sama yang menambah keseruan dalam nyanyian ini.

"Lonely harmonies, broken melodies love-drunk energy, I'm in ocean deep," kembali dilanjut Angga dengan suara indahnya.

"Oh, I hate this distance and I hate singin," dilanjut oleh Jevan dengan suara nya.

Dan terakhir, mereka bernyanyi bersama-sama untuk menutup lagu ini.

"Broken melodies,"

Selesai bernyanyi, mereka justru tertawa tanpa adanya sebab yang jelas. Yang pasti, tidak jarang mereka bernyanyi bersama si basecamp kebanggaan mereka ini.

"Kalian ternyata gitu ya, kesini ga ngajak-ngajak," ujar Marvin seperti menyindir.

Jevan yang mendengar itu hanya mencebik, "alah, lo aja sibuk sama Karina,"

Angga yang mendengar balasan Jevan sedikit merasa perih dalam hatinya. Mungkin karena dirinya yang belum bisa melupakan Karina?

"Dih, gini-gini juga gua udah ketemu sama cewe yang lagi dekat sama Angga," balas Marvin membuat Jevan dan Angga menatap kearah nya.

"Cantik kagak bang?" Tanya Jevan kemudian.

Menaikkan bahu nya secara acuh tak acuh, dirinya kembali menjawab, "netral gua mah, dibilang cantik iya, sopan juga iya,"

Angga yang mendengar itu hanya menampakkan senyum tipis nya sembari menatap ke arah bawah.

"Sabiru, Sabiru.. pinter juga ya lo ngambil hati orang,"

Tak lama kemudian, Angga pamit pada kedua temannya.

"Bang, Jev, gua pamit ya?" Ucap nya yang sudah berdiri dari duduknya.

"Mau kemana lo? Baru juga disini," tanya Jevan menatap bingung.

Angga tidak membalas, melainkan memakai jaketnya terlebih dahulu sembari membenarkan rambutnya.

"Mau nemuin Sabiru, gua ada janji sama dia," balas nya kemudian.

Jevan hanya mengangguk, sedangkan Marvin hanya mendengarkan. Dirinya tidak berminat untuk bertanya lebih jauh tentang Sabiru, lagipula kan baginya Sabiru tidak penting.

Disaat Angga akan membuka pintu, Jevan kembali menyahut, "bucin mah beda,"

Mendapat sahutan seperti itu hanya menimbulkan senyum pada sudut bibir Angga. Mereka tidak tahu saja siapa Sabiru sebenarnya. Ah, menyenangkan sekali membuat teka-teki pada kedua temannya ini.

Jikapun rencana nya berhasil, sungguh dirinya akan sangat senang akan hal itu. Karena ini, baru rencana awal, belum keseluruhan.

Perihal Karina, Angga hanya berharap gadis itu akan baik-baik saja tanpa dirinya. Bahkan jika bisa, mendapat seseorang yang seperti Marvin.

Menjaga Karina dengan sepenuhnya, bahkan begitu khawatir jika terjadi sesuatu dengan gadis itu. Atau jika bisa, Marvin saja yang menjadi pasangan Karina nantinya. Lagipula, bukankah mereka berdua terlihat cocok?

Berbeda dengan dirinya maupun Jevan. Agama mereka tidak merestui, dinding antar keduanya sama-sama tinggi. Bahkan dengan dua Tuhan pun mereka tidak bisa bersama. Sebuah kemustahilan bukan?

. . . .

Halooo, gimana nihhh, puas kan udah up 2 part? Pasti puas juga dong sama alurnya? anw aku disini juga ga maksa kalian buat kasih vote, sekalipun kalian sider, aku juga udah bersyukur karena udah mau baca cerita aku.

Amin kita beda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang