31. SELFISH

38 5 98
                                    

Bulan berlalu begitu saja, bahkan kini Karina tidak paham dengan dirinya. Ia tidak mengerti apa yang dirinya mau dan apa yang dirinya tidak mau.

Bayangkan saja, yang sebelumnya ia bersama siapa, kini justru bersama siapa. Padahal sebelumnya ia tidak pernah mau untuk dekat dengan Arjun. Namun semesta justru membuat keduanya semakin dekat.

Ah, apakah boleh Karina membenci dirinya sendiri?

Entahlah, dirinya tidak tau harus apa untuk saat ini. Dirinya lebih memilih untuk mengasingkan diri dari orang-orang sekitarnya. Bahkan setiap ajakan dari Juna selalu ia tolak dengan alasan sibuk.

Buktinya kini ia berada di taman dekat danau sendirian. Dirinya hanya butuh ketenangan, tidak lebih dari itu. Namun mengapa rasanya begitu sulit untuk didapatkan?

Menghela nafasnya secara perlahan, dirinya bingung harus melakukan apa disini selain duduk dan berdiam diri.

"Sendiri aja neng" ujar seseorang yang tiba-tiba saja duduk disamping Karina lengkap dengan gitarnya.

Karina yang merasakan kedatangan seseorang kini menatap kearah sosok tersebut.

Jika dilihat rasanya dirinya tidak asing dengan sosok ini. Sangat familiar sekali rasanya. Kalaupun tidak salah, sepertinya ia ini anak band di sekolahnya.

"Maaf, anak band bukan?" Tanya Karina yang kini masih menelisik dengan tatapannya.

Mendengar pertanyaan tersebut, Hesa menatap balik kearah Karina sembari mengangguk, "iya nih, pernah liat gua tampil ya?"

Mendapat pertanyaan tersebut, Karina mengangguk-angguk seolah paham. Berarti tebakan nya benar.

"Ah iya, waktu itu liat kamu tampil soalnya," balas Karina dengan senyum simpulnya.

"Mau dinyanyiin gak?" Tawar Hesa yang kini tengah memperbaiki senar gitarnya.

Karina mengangguk, mengiyakan tawaran dari Hesa. Dibanding harus saling diam, lebih baik dirinya menyetujui tawaran tersebut bukan?

"Lagunya terserah gua gak apa-apa ya.." ucap Hesa sebelum mulai memetik gitarnya.

Lagi dan lagi Karina mengangguk, dia hanya mengikuti apa kata Hesa. Karena ia tahu, Hesa pasti tidak akan pernah gagal dalam menunjukkan talenta nya.

Senar mulai dipetik, menciptakan irama-irama indah yang nyaman untuk di dengar.

"Bolehkah kita mengulang" meskipun baru awal, entah mengapa Karina justru merasakan seolah lagu ini cocok dengannya.

"Masa-masa indah itu"

masa-masa indah itu.. ah, entah mengapa Karina justru terpikirkan tentang masa-masa antar dirinya dan Angga. Sangat indah rasanya.

"Ku tak mengerti apa yang terjadi hingga berakhir"

Angga... Apakah mungkin dirinya berpikiran semacam ini disana? Apakah salah dirinya melakukan tindakan semacam ini?

"Bagaimanakah kabar mu?"

Bahkan rasanya tidak mungkin untuk Angga menanyakan kabar tentangnya. Namun tidak jarang dirinya menemukan sosok Angga yang tengah menatap kearah nya.

"Berhasilkah lupakan ku..."

Tidak, dirinya tidak berhasil dalam hal melupakan Angga. Dirinya tidak pernah berhasil. Bohong rasanya jika ia benar-benar melupakan Angga.

"Diriku yang bodoh ini masih mendamba hadirmu"

Tidak, Angga tidak bodoh. Tapi apa salah jika Karina berharap bahwa Angga merindukan dirinya?

Amin kita beda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang