Semenjak pertemuan itu, tanpa di duga ternyata keduanya sering bertemu. Lebih tepatnya, Arjun lah yang selalu mencari celah agar bisa bertemu dengan Karina. Tentunya, tanpa ada orang lain yang bersama Karina selain dirinya.
Karina sendiri tentunya menerima ajakan itu, lagipula dirinya sangat ingin tahu tentang latar belakang Arjun. Siapa tahu dengan mendekatinya, justru ia mendapat jawaban atas latar belakang Arjun.
Arjun sendiri berhasil mendapat atensi dari Karina. Buktinya saja, Karina selalu mau jika Arjun membawa nya pergi dengan alasan butuh teman.
Jadi sebenarnya, siapa yang terlalu bodoh disini? Haha.
Karena hal itupun, Arjun mulai mempengaruhi Karina dengan semua ucapan nya. Meski dirinya tahu, Karina tidak mungkin langsung percaya jika tidak ada bukti sama sekali.
Iya benar, dirinya memang mengajak Karina dengan alasan butuh teman. Tapi dibalik itu, dirinya memiliki maksud ingin mempengaruhi gadis itu. Tidak sulit bukan? Lagipula semua rencana sudah tersusun rapi. Dan kini, hanya tinggal menjalankan saja.
Karina tidak pernah mempercayai setiap ucapan Arjun. Lagipula tidak ada bukti bukan? Seperti contohnya sekarang, Arjun lagi dan lagi mengajak nya ke sebuah cafe.
Karina tahu betul, Arjun hanya akan menceritakan tentang Angga. Dirinya sadar akan hal itu, hanya saja tidak begitu percaya meski dalam hatinya bertanya-tanya.
"Oh iya Alina, lo tau Sabiru kan?"
Karina mengalihkan pandang ke arah Arjun. Dirinya yang sebelumnya malas-malasan mendengar apa yang diucapkan Arjun, kini mulai tertarik dengan obrolan tersebut.
Gotcha! Arjun tahu dimana letak kelemahan Karina.
Karina mengangguk, berharap Arjun mau menjelaskan lebih dalam tentang Sabiru. Seorang gadis yang akhir-akhir ini sering bersama Angga.
"Dia mantan terindah Angga," lanjut Arjun dengan penekanan pada kata terindah.
Karina terdiam. Tidak, dia benar-benar tidak percaya. Mana mungkin Sabiru ini mantan terindah Angga? Jikapun iya, apakah itu artinya Karina hanya menjadi pelarian Angga? Atau mungkin... Sikap yang Angga tunjukkan selama ini, termasuk sikap Angga ketika dirinya bersama Sabiru?
Ah, benar-benar tidak habis pikir.
"Oh, yaudah ya gua pulang dulu," ujar Karina yang kemudian pergi berlalu meninggalkan cafe.
Arjun tersenyum, membiarkan Karina pergi, dan merasa rencana nya berhasil. Untungnya Marvin, Jevan maupun Angga belum mengetahui keberadaan nya. Lagipula, bukankah dirinya jarang menampakkan diri?
. . . .
Awalnya Karina berpikir bahwa Angga adalah sosok yang berkepribadian halus dan berbeda dari lelaki lainnya. Namun kini pikirannya berubah. Angga sama saja dengan lelaki lain.
Dirinya jadi berpikir, jangan-jangan selama ini ia hanya menjadi tempat pelarian Angga.
"Alina, ini pesanan yang lo pesan tadi," ucap Arjun yang kemudian duduk di hadapan Karina.
Iya, mereka semakin dekat. Bahkan mungkin, kini Karina lebih percaya pada seorang Arjun yang bahkan baru ia kenal.
Padahal jelas-jelas, tidak baik percaya pada orang yang baru di kenal.
Keduanya sama-sama memakan apa yang mereka pesan. Hening, tidak ada obrolan sama sekali.
Jika Arjun saat ini tengah menikmati makanan nya, berbeda dengan Karina yang justru tidak merasakan apa-apa dari apa yang dirinya pesan.
"Alina tadi waktu mau kesini, ada yang nanyain ngga?" Tanya Arjun membuka obrolan.
Karina menatap sekilas, kemudian menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amin kita beda
Roman pour Adolescents"Angga, maaf... maaf karena terlalu jatuh dalam pesona mu. Padahal aku tau betul, disini kita benar benar tidak bisa bersama," monolog gadis itu di pinggir danau yang sepi. Entahlah, perasaan nya benar benar sulit dijelaskan. Bahkan kini, air mata n...