CHAPTER 47 LAST CHAPTER

653 10 0
                                    

HAI, TERIMA KASIH BANYAK YA UDAH SELALU IKUTIN CERITA INI

BANTU UNTUK VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI SEBANYAK-BANYAKNYA YA

DILARANG UNTUK PLAGIAT!

CHAPTER 47
LAST CHAPTER

 "Bry, apa gue udah salah karena punya perasaan itu untuk Abraham?" tanya Kania di sela jam istirahat dari pekerjaannya. Sebelum itu Kania sudah menjelaskan semua yang terjadi, dimulai dari awal Kania yang menyukai Abraham sampai kejadian terakhir.

Satu hal yang baru Bryan sadari kalau Kania sudah merubah gaya bicaranya. "Kan, semua orang bisa ngerasain jatuh cinta dan itu gak salah. Kecuali lo berusaha ngerebut dia dari pasangannya."

Kania menundukkan kepalanya. "Maka dari itu gue rasa keputusan gue buat nahan Abra kasih tau Eysha mungkin udah benar. Gue gak mau kalo sampai nantinya Eysha tau justru buat semuanya berantakan."

"Tapi mereka gak pacaran, kan?"

Kania menggeleng. "Tapi tetap aja mereka udah ada niat buat nikah, Bry. Masa karena gue mereka harus gagal menikah? Itu gak mungkin."

"Gimana perasaan lo sekarang?" tanya Bryan datar.

"Sedikit lebih baik dari sebelumnya. Mungkin masih ada rasa sedih kalo inget apa yang udah terjadi, tapi gue udah terima kalo gak semua hal bakal terjadi sesuai keinginan gue. Mungkin Abraham bukan takdir gue."

"Iya, Kania. Lo gak salah suka sama Abraham, lagi pula perasaan lo itu udah 2 tahun jauh sebelum lo tau kalo Abraham suka ke Eysha. Terbongkarnya perasaan lo itu bukan kesalahan lo, itu murni terjadi gitu aja."

Kania tersenyum tipis. "Harusnya gue gak perlu ke taman waktu itu dan akhirnya Calvin jadi denger apa yang gue bilang."

"Ssstt.. Semua itu udah berlalu dan gak usah merasa bersalah terus-menerus, Kania. Abraham udah cukup dewasa buat ambil keputusan terbaiknya. Dia mungkin sayang sama Eysha, tapi dia juga sayang sama lo."

"Rasa sayang untuk gue dan Eysha itu berbeda, Bryan. Itu jelas," kata Kania sangat yakin.

"Tapi yang pasti dia sayang. Kalian udah bersahabat bertahun-tahun."

"Apa itu berarti gue udah merusak rencana-rencana Eysha dan Abraham buat nikah?"

"Bukan merusak, tapi udah jalannya. Jangan merasa jadi perusak terus, Kania. Lo bertiga itu udah bersahabat sejak lama. Gue paham kalo ada yang jatuh cinta dalam lingkaran persahabatan itu, semuanya akan berubah."

Kania menoleh menatap mata Bryan. "Bry, lo gak beneran suka sama gue kan? Maaf sebelumnya, gue jadi takut kalo cerita gue dari tadi sebenarnya nyakitin hati lo," ujar Kania yang baru ingat kalau Bryan pernah berkata ingin membuka hati untuknya.

Bryan tertawa getir. "It's okay, Kan. Gue cuma baru sadar kalo lo bener-bener suka sama Abraham sedalam itu."

"Jadi nyakitin??!" Ekspresi wajah Kania berubah kaget.

Bryan mengusap kepala Kania, melihat perempuan itu selalu saja gemas. "Gak apa-apa, Kan. Gue merasa nyaman sama lo, tapi apa pun yang lo rasain dan buat lo seneng gue juga ikut seneng. Mungkin perasaan gue ini kayak kakak ke adiknya," kata Bryan dengan senyuman.

"Bryan, gak boong kan?"

"Gak dong."

"Kalo sama mantan gimana?"

"Udah deh, jangan mulai. Udah ikhlas, dia juga udah punya orang lain dan bahagia."

"Tapi 8 tahun lo sama dia, emang gampang? Gue yang suka dalam diam aja rasanya susah buat ikhlas padahal cuma 2 tahun."

Expect A Happy Ending [completed🧚🏻‍♀️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang