Chapter 1: Pertemuan.

7.6K 386 26
                                    

Happy reading
Always healthy and keep smiling

✓✓✓

Namanya Azkano Arkan Nicholas seorang anak berusia tiga belas tahun, saat ini anak yang bernama Azkano itu sedang duduk di bangku taman yang ramai pengunjung. Disana banyak orang dari berbagai usia tapi yang membuat menarik perhatiannya adalah sekumpulan anak sekolah yang sedang bercanda ria.

"Ano ingin sekolah." Ia tersenyum kecil, lalu menghela nafasnya "Kalo bilang ke ayah boleh gak ya?"

Azkano termenung kemudian menggelengkan kepalanya "Ah... Ano mikir apa sihh? Pasti gak akan di bolehin sama ayah, mending Ano lanjut cari uang." Anak itu bangkit dari duduknya dan lanjut berjualan menawarkan tisu, minuman, atau makanan yang pas untuk berkendara

Ia berhenti di lampu merah, menunggu lampu berubah menjadi merah. Hingga beberapa menit, barulah lampu jalan itu berubah menjadi merah. Ia langsung menghampiri mobil-mobil yang sedang menunggu lampu berganti menjadi hijau.

Azkano menghampiri salah satu mobil yang menarik perhatian, mobil itu terlihat mewah. Ia mengetuk kaca mobil hingga di bukakan oleh sang pengemudi mobil.

"Ada apa?" Pengemudi itu bertanya dengan nada datar yang membuatnya menjadi ragu untuk menawarkan jualan, apalagi wajahnya tanpa ekspresi sama sekali.

"A-ah... Itu Ano ingin menawarkan ini paman." Ano menjawab dengan nada ragunya.

"Menawarkan apa?" Tanya pria pengemudi itu. Pria itu sedikit tertarik terhadap anak berwajah manis ini, apalagi kulit putihnya yang memerah semerah tomat menambah kesan menggemaskan.

Mendengar respon itu, rasa ragu Azkano seketika menghilang. Dengan, sedikit semangat ia menawarkan kembali jualannya. Ingat hanya sedikit semangat.

"Ano ingin menawarkan tisu, permen dan yang lainnya. Apakah paman ingin membelinya?" Dengan mata berbinar Azkano menatap pria itu.

Pria dengan rahang tegas itu tidak menjawab, ia memperhatikan wajah Azkano dengan seksama lalu membukakan pintu mobilnya, yang malah membuat Azkano bingung.

Mengerti raut wajah bingung Azkano pria itu berbicara "Masuk, apakah kau ingin mengganggu pengendara lainnya. Lampu sebentar lagi akan hijau."

Azkano yang mendengar itu sedikit meringis, ia lupa. Saking lamanya ia berdiri di samping mobil itu, ia melupakan lampu yang sebentar lagi berubah hijau. Azkano pun masuk karna ia takut dengan tatapan tajam mata pria itu yang serasa menusuk.

Tanpa banyak tanya, pria itu segera melajukan mobilnya karna lampu sudah berubah menjadi hijau.

"M-maaf Paman... Kita ingin kemana ya?" Azkano dengan hati-hati bertanya kepada pria itu.

"Ke taman." Azkano mengangguk, seketika di dalam mobil itu hening.

Selang beberapa menit mobil yang mereka kendarai sampai di taman yang tadi didatangi oleh Azkano. Lalu keduanya turun dan segera mencari bangku untuk duduk.

"Apa yang kau jual?." Pria itu bertanya kepada Azkano setelah mereka duduk.

Dengan riang Azkano menawarkan kembali jualannya kepada pria yang di sebut paman olehnya. "Ano jualan tisu, permen, makanan ringan, dan minuman dingin paman. Apakah paman ingin beli?."

"Apakah boleh paman membeli semuanya?." Azkano terdiam mendengar itu. Karena baru kali ini ada yang mau membeli semua dagangannya.

"Heyy... Kenapa kau diam?." Azkano segera tersadar setelah merasakan tepukan di bahunya.

Happiness for AzkanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang