Chapter 15: Kantin.

2.3K 151 1
                                    

Happy reading
Stay healthy and keep smiling

√√√

Sudah seminggu lamanya Azkano bersekolah di N'C school dan selama seminggu itu juga ia mendapat banyak teman. Banyak yang ingin berteman dengannya tapi dalam niat yang berbeda. Ada yang berteman dengannya karena ia imut, menggemaskan, dan lainnya. Ada juga yang berteman dengannya karena ia adalah 'Anggota keluarga Nicholas' atau agar dekat dengan Nevan. Namun.... Yang namanya Azkano si berhati baik. Ia selalu menerima mereka semua.

Tidak peduli mereka berteman dengannya atas niat lain. Intinya, ia mendapatkan teman.

Selama bersekolah. Hal yang paling disukanya adalah teman sekelasnya yang sangat baik terhadapnya. Dan hal yang paling tidak disukanya adalah kantin sekolah, di karenakan makanannya yang tidak masuk dalam seleranya. N'C school menyiapkan makanan dengan bentuk bento dan lauk pauknya adalah 4 sehat 5 sempurna, sedangkan Azkano lebih menyukai penjual kaki lima yang dulu sering di beli olehnya. Tapi makanan dalam kantinnya masih bisa di makan karena rasanya tidak buruk.

"Azkano mau ke kantin?" Azkano mengangkat pandangannya menatap seorang perempuan cantik dengan rambut panjang bergelombang yang berdiri dengan jarak 2 meja darinya, dia Celine sang ketua kelas.

"Iya, tapi Ano nungguin Abang." Celine pun mendekati anak manis itu.

"Sama kakak aja mau?" Azkano tampak berpikir tapi detik selanjutnya ia menggelengkan kepalanya tanda menolak.

"Gak usah kak. Kata Abang, Ano suruh tunggu di kelas biar kekantinnya bareng Abang." Celine tampak kecewa terlihat sekali dengan senyuman di wajahnya yang luntur.

"Yaudah kita ke kantin duluan ya Ano. Ano gapapa nunggu bareng Farzan?" Ujar seorang perempuan berambut pendek sebahu, dia Elsia yang selalu bersama dengan Celine. Ia sedari tadi ke toilet dan baru saja datang.

"Iya kak gapapa." Lalu kedua perempuan itupun pergi setelah memberikan dua batang coklat kepada Azkano.

Kelas pun mendadak sepi karena hanya tersisa Farzan dan Azkano di dalam kelas, yang lainnya sudah pergi entah ke kantin, entah kebelakang sekolah, entah kemana pun.

"Kenapa Ano suka nungguin Nevan?" Azkano tersentak kaget saat mendengar suara Farzan. Ia menoleh menatap wajah bantal Farzan yang sedang menatapnya, pemuda satu ini sedari tadi tertidur namun terbangun saat mendengar suara orang mengobrol di sampingnya.

Azkano menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia bingung menjawabnya "Karna disuruh tunggu sama bang Nevan." Ujarnya.

Farzan menghela nafas mendengar jawaban si manis dihadapannya. Ia bangkit dari duduknya dan menarik pelan pergelangan tangan yang lebih kecil darinya, ia keluar dari kelas bersama Azkano yang berjalan tertatih-tatih karna sedikit sulit mengimbangi langkah pria yang menariknya.

"Abang kita mau kemana?" Tanya Azkano namun tidak dijawab olehnya. Azkano pun terdiam saat tak mendapat jawaban, ia dengan diam mengikuti langkah pemuda di hadapannya. Ternyata langkah itu membawanya ke kantin.

Farzan mengedarkan pandangannya dan matanya terhenti di salah satu kursi kosong yang berada di pojok dekat jendela. Ia kembali melangkah mendekati kursi itu "Ano tunggu disini biar Abang yang ambilin makanannya." Setelah mengucapkan itu Farzan berlalu pergi menuju stand makanan.

Happiness for AzkanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang