Chapter 10: Sulung Nicholas.

3.1K 202 3
                                    

Happy reading
Stay healthy and keep smiling

√√√

Masih dihari yang sama namun di waktu yang berbeda. Malam ini keluarga kecil Nicholas sedang berkumpul di ruang keluarga kecuali anak sulungnya, dan anak keduanya. Kedua orang itu katanya akan pulang larut malam jadi yang berkumpul sekarang hanya mereka berempat saja.

"Ayah ...." Suara Azkano mengalihkan semua tatapan keluarganya dari televisi. Azkano ingin bilang sesuatu namun ia ragu, takut tidak di perbolehkan oleh orangtuanya.

"Ya? Kenapa nak?" Suara berat itu memasuki Indra pendengarannya.

"Emm.... Ano ingin susu, apakah boleh?" Dengan sedikit keberanian ia pun mengungkapkannya.

Semua yang ada di sana saling pandang dalam diam, dan itu malah membuat Azkano tambah gugup takut tidak di perbolehkan. Hening, hingga kekehan orangtuanya dan abangnya memecah keheningan itu.

"OMG kenapa anak bunda sangat menggemaskan hm?" Ujar Keeyara, ia menarik Azkano agar masuk ke pelukannya lalu menciumi seluruh wajah anak bungsunya yang menggemaskan itu.

"Tentu saja boleh." Ucap Manaf dengan senyuman lebar terpatri di wajahnya.

Azkano pun tersenyum. Ia memeluk sang bunda dengan perasaan gembira, dulu waktu bersama Septian ayah angkatnya. Ia sangat menginginkan minuman berwarna putih itu dengan rasa manis yang menghanyutkan. Namun, ia selalu tidak memiliki uang untuk membelinya, mungkin kalau sepuluh ribu atau dua puluh ribu ia ada namun itu untuk makannya selama dua hari.

"Tapi disini tidak ada susu." Ucap Nevan secara tiba-tiba yang membuat senyuman Azkano luntur seketika.

Manaf menyenggol pinggang Nevan dengan sikunya.

"Tidak apa-apa, kalian ke supermarket sana beli stock susu yang banyak." Ujar Zargo menyodorkan kartu hitamnya kepada Manaf.

Nevan pun berdiri dari duduknya lalu membawa Azkano ke gendongannya, mengajaknya kekamar untuk berganti baju karna Azkano memakai piyama yang cukup tipis. Kenapa tidak memakai jaket saja? Entah, mungkin itu hanya akal-akalan Nevan saja agar bisa berduaan dengan adiknya.

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Dan disinilah mereka bertiga berada. Di sebuah supermarket samping komplek perumahannya namun sedikit cukup jauh.

Azkano dengan kalem mengikuti dari belakang sang Abang. Kalau Nevan ia sudah berkeliling supermarket dengan membawa troli sendiri, sedangkan Azkano berdua dengan Manaf.

"Adek mau susu yang mana?" Tanya Manaf begitu sampai di rak-rak yang penuh susu bubuk dari berbagai usia.

Azkano menatap susunan susu bubuk itu. Ia menatap satu persatu dengan ekspresi lucu di wajahnya.

"Kayaknya bukan yang ini bang. Yang kotak itu loh yang bisa langsung di minum." Manaf mengangguk-angguk mengerti. Ia meraih tangan Azkano lalu menggandengnya dengan sebelah tangannya, karna tangan sebelahnya mendorong troli.

Dan mereka berhenti di susunan kulkas yang berisi dengan berbagai minuman. Azkano langsung mengamati susunan minuman itu, setelah menemukan yang dicarinya ia menghampiri Manaf yang sedang melihat-lihat Snack di rak dekat kulkas.

Happiness for AzkanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang