Chapter 5: Permasalahan yang sama.

3.7K 283 9
                                    

Happy reading
Stay healthy and keep smiling

√√√

Sedangkan di belahan bumi yang lain. Seorang pria yang dengan kemeja yang melekat mencetak otot tubuhnya dan jas yang tersampir di bangku kebanggaannya, menatap tajam seseorang yang masuk tanpa mengetuk pintu ruangannya terlebih dahulu.

"Kemana sopan santun mu?" Tanya pria dengan rahang tegas, hidung mancung, mata tajam berwarna hitam, rambut tebalnya berwarna hitam legam, dan jangan lupakan wajah angkuh yang terpasang apik di wajahnya.

"Tenang, bro jangan marah dulu. Ada sesuatu yang sangat penting ingin aku bicarakan." Jawab pria satunya yang sudah duduk tenang di sofa, padahal belum di izinkan oleh pemilik ruangan itu.

Zargo Cardellion Nicholas namanya. Pembisnis sukses yang mempunyai beberapa anak perusahaan dari berbagai negara, ia saat ini menjabat sebagai CEO menggantikan sang ayah yang sudah pensiun. Ia anak ke-2 dari empat bersaudara, ia pun sudah menikah dan memiliki anak.

Dan lelaki yang sedang duduk di sofa itu adalah adik pertamanya yang berprofesi sebagai dosen di salah satu universitas milik keluarganya.

Arya Chandra Nicholas pria itu adalah 'paman baik' yang memborong semua dagangannya Azkano waktu itu. ( Cek chapter 1 )

"Katakanlah, ada keperluan apa kau kesini?" Tanya Zargo dengan tatapan tajam andalannya.

"Tapi ada syaratnya..." Zargo yang mengerti kode sang adik pun menghela napasnya.

"Tristan." Yang di panggil pun segera masuk, Tristan wirayudha asisten pribadi Zargo yang sudah bekerja bersamanya selama 10 tahun lamanya.

"Ya, tuan." Jawabnya dengan kaku.

"Kirim uang senilai 5 juta ke rekening dia." Tunjuknya kepada sang adik yang tersenyum masam.

"Bang tolong lebihkan nominal uangnya." Definisi di kasih hati minta ginjal.

Zargo tidak menjawab "Segera kirim ke rekeningnya."

"Baik tuan." Tristan sempat melirik pada Arya lalu keluar dari ruangan itu.

Hingga beberapa menit....

Ting

Arya tersenyum setelah melihat notifikasi di handphonenya, ia menatap Zargo lalu melayangkan flying kiss pada kakaknya yang mana di balas raut menjijikan.

"Cepat beritahu.... Sepenting apa sampai kau datang kemari." Zargo tau sang adik tidak mungkin ke perusahaannya kalau tidak ada yang penting sama sekali. Sang adik yang berprofesi sebagai dosen itu biasanya hanya menelpon dirinya ketika ada yang di bahas dengannya.

Seketika Arya menegakkan duduknya "Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan anak kecil sekitaran usia 13, Maybe."

Zargo mengangkat sebelah alisnya "Lalu?"

"Namanya Azkano Arkan Nicholas, wajahnya sangat mirip dengan kak Yara." Seketika ruangan itu terasa hening.

"Apakah kau yakin? Mungkin itu hanya kebetulan." Zargo masih berusaha berfikir positif.

Happiness for AzkanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang