Chapter 8: Piknik kecil.

4.2K 270 6
                                    

Happy reading
Stay healthy and keep smiling

√√√

"

"Dimana kau? Kenapa tidak pulang semalam?"

"Aku sedang di rumah sakit."

"Ada apa? Apa kau sakit?"

"Tidak, aku baik-baik saja. Aku sedang menemani bungsu kita sayang."

"Benarkah? Kalau begitu kirim alamatnya, akan aku susul."

Tut

Dan telpon itu di matikan sepihak oleh sang istri. Zargo menghela napasnya dan tersenyum kecil mendengar ke antusiasan sang istri, segera ia mengirim alamat rumah sakit.

"Ayah." Panggilan lembut itu mengalun dari bibir kecil yang pucat dari bungsunya.

Zargo menghampiri brankar sang anak dan duduk di bangku yang tersedia di sebelah brankar.

"Ya? Kenapa sayang?" Dan suara berat lembut itu mengalun dari bibir tebal Zargo.

"Apa ayah tidak pulang?" Tanya si manis Azkano.

"Kenapa ayah harus pulang?" Zargo mengelus dengan sayang kepala Azkano.

"Karna ayah tidak beristirahat semalaman, ayah pasti lelah kan?" Lihatlah pengertian sekali anaknya ini, tidak seperti empat anak lainnya.

Oh ya Azkano sudah tidak terlalu canggung sekarang seperti di awal, jadi ia bisa dengan santai berbicara dengan sang ayah.

"Ayah tidak akan lelah kalau untuk bungsu ayah." Mengecup kedua pipi Azkano dengan gemas.

Azkano yang mendengar itu tersenyum kecil. Lalu mereka pun mengobrol ringan dengan sedikit candaan di sela obrolan mereka.

Brak

"Sayang, mana bungsu kita?!!" Suara itu membuat Azkano dan Zargo menghentikan candaannya.

Keduanya menatap seorang wanita cantik dan elegan dengan napas ngos-ngosan akibat berlarian di lorong rumah sakit.

"Hey kenapa kalian berdua terdiam? ASTAGA SIAPA INI?" Keeyara mendekati ranjang Azkano dengan perasaan gemas di hatinya.

"Apakah ini bungsu kita? Apakah ini anakku? Ya Tuhan kenapa ia sangat imut? Lebih imut dari di foto. Dia sangat berbeda dengan keempat anak ku yang lainnya, Rai, Dion, Manaf, dan Nevan saja mukanya kopian wajahmu. Hay sayang aku adalah mommy mu panggil aku bunda ya.... Muach." Keeyara terus mengoceh, mengunyel-ngunyel dengan gemas pipi Azkano, dan mngecupinya.

"A-ayah ...." Melas Azkano meminta pertolongan kepada sang ayah, ia sedikit risih di ciumi seperti ini.

Zargo tertawa kecil, segera ia menghampiri kedua orang berbeda ekspresi itu "Sayang sudah cukup, lihat bungsu mu jadi risih karna mu."

Keeyara pun langsung berhenti, ia menatap Azkano yang juga menatapnya dengan takut dan risih. Namun walaupun Azkano risih ia juga tidak menyangkal bahwa ia senang di perlakukan seperti itu oleh wanita dewasa di sampingnya.

"Aduh maaf ya sayang. Oh ya kenalin keeyara bunda kamu sayang, jadi sekarang panggilnya bunda ya?"

"B-bunda ...." Hening. Keeyara memeluk Azkano dengan mata berkaca-kaca, ini yang ingin dia dengar waktu bungsunya lahir.

"Iya sayang ini bunda kamu." Keeyara tersenyum tulus di balik pelukannya dengan Azkano.

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Happiness for AzkanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang