Chapter 14: Menggemaskan ><

2.5K 190 0
                                    

Happy reading
Stay healthy and keep smiling

√√√

Suara gelak tawa yang berasal dari mulut Nevan memenuhi ruang keluarga yang saat ini diisi oleh satu keluarga kecil itu. Terdiri dari sang kepala keluarga dengan sang bungsu di pangkuannya mata Azkano selalu berbinar setiap melihat kartun yang di tontonnya, sang istri -Keeyara- duduk di sebelah suaminya dengan tangan yang mengelus dengan sayang punggung tangan bungsunya. Ardion, Manaf, dan Nevan sedang bercanda ria atau tepatnya Nevan yang melontarkan lelucon mereka bertiga duduk di bawah dengan karpet bulu tebal sebagai alas duduk mereka. Dan Rai yang duduk di sofa single dengan laptop kerja yang berada di pangkuannya.

"Adek...." Azkano menjawab namun tidak menoleh ke arah bundanya, matanya terus berfokus pada televisi yang menampilkan kucing dan tikus yang sedang kejar-kejaran.

Zargo sedari tadi memainkan hp-nya dengan sebelah tangan, tangan sebelah di pakai untuk menahan tubuh depan Azkano agar tidak jatuh. Kepala bocah itu di senderkan ke dada bidang sang ayah dengan nyaman.

"Adek...." Panggil Keeyara lagi. Kali ini Azkano menoleh, ia menatap bundanya dengan pandangan bertanya yang lucu.

"Gimana sekolah adek tadi?" Tanya Keeyara dengan lembut. Tangan lentiknya berpindah mengelus kepala anaknya dengan lembut "Udah dapet temen belum?"

Teringat sekolahnya, seketika Azkano menjadi semangat untuk menceritakan kesehariannya tadi siang "Ano udah dapet bunda. Namanya bang Farzan, terus ada satu lagi tapi gak tau namanya." Nada semangat itu membuat semua orang yang ada di ruang keluarga itu menghentikan aktivitas mereka. Mereka semua lebih memilih melihat wajah menggemaskan itu bercerita dengan semangatnya, dan Keeyara sebagai yang menanggapi cerita bocah itu.

"Iya? Wahh, baik gak bang Farzannya?" Dengan semangat juga Keeyara menanggapi celotehan Azkano.

Azkano mengangguk "Baik bunda. Tapi dia suka tidur di kelas, tadi aja dia bang Farzan bobo di kelas padahal ada guru di depan loh."

Kali ini Zargo yang menanggapi cerita anak itu "Nah kalau adek ngeliat temen adek tidur di kelas jangan di contoh ya. Itu perbuatan buruk."

"Iya ayah, Ano juga gak mau kena hukum Bu guru. Muka Bu gurunya galak banget tau, terus tadi pelajarannya seru banget. Ano gak sabar mau sekolah lagi." Begitulah kira-kira celotehannya. Yang lainnya terkadang mendengarkan, terkadang menanggapinya.

Mereka terus mendengarkan anak itu berceloteh ria hingga tidak sadar waktu semakin larut. Zargo yang menyadari hari mulai larut pun menyuruh semua anaknya tidur, karna besok mereka juga punya kesibukan masing-masing.

"Adek tidur sama gua!" Nevan langsung merebut Azkano dari gendongan Manaf dan lari menuju kamarnya dengan Azkano yang terguncang-guncang dalam gendongannya.

"HEH!!! Gak bisa gitu ya." Manaf pun tidak tinggal diam. Ia ikut berlari mengejar Nevan yang sudah hampir sampai di kamarnya, kedua anak itu sedang berebut siapa yang akan tidur bersama anak manis itu malam ini.

Zargo dan Keeyara sudah masuk duluan ke kamar mereka. Kedua pasangan itu tidak mau ikut campur dalam perdebatan anak-anak mereka, biarlah Azkano yang memutuskan. Sedangkan Rai dan Ardion menatap jengah pada kedua adiknya yang tidak ada habisnya, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk masuk kekamar masing-masing mengabaikan perdebatan unfaedah itu. Mereka kasian dengan Azkano pasti anak itu tertekan oleh kedua abangnya, semoga saja ia tidak stress menghadapi tingkah absurd abangnya.

Happiness for AzkanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang