Chapter 3: Serasa memiliki teman.

3.8K 299 21
                                    

Happy reading
Stay healthy and keep smiling

√√√

"Aw..." Keluh seorang pemuda yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Kakak, gimana keadaannya ada yang sakit gak?." Azkano pun mendekatkan telapak tangannya ke kening pemuda itu.

Pemuda itu hanya diam memperhatikan apa saja yang dilakukan Azkano.

"Syukurlah, demam kakak udah turun." Pemuda yang di bawa Azkano itu sempat terkena demam ringan. Hingga, Azkano yang merasakan panas tubuh pemuda itu pun segera membawanya menuju kamarnya.

Beruntung rumah dalam keadaan sepi jadi ia bisa membawa pemuda itu tanpa harus sembunyi-sembunyi dari sang ayah.

"Kakak laper gak? Aku cuman masak nasi goreng. Gapapa kan kak?." Tanya Azkano kepada pemuda yang tua 5 tahun diatasnya itu.

Melihat pemuda itu bengong sambil melihat wajahnya membuat Azkano menempuk lembut pipi pemuda itu.

"A-ah ya?..." Bingung pemuda itu.

"Kakak gapapa? Kakak laper gak? Aku cuman masak nasi goreng gapapa kan kak?" Tanya Azkano sekali lagi.

"Ah... Gapapa kok. Btw ini gua ada dimana ya?." Tanya pemuda itu kepada Azkano yang sedari tadi menatap wajah linglung nya.

"Kakak ada di rumah Ano, maap ya kalo kamar Ano berantakan." Pemuda itu segera menggeleng kan kepalanya melihat raut wajah tidak enak dari Azkano.

"Gak kok, gak berantakan, ini rapi kok." Ya memang kenyataannya kamar Azkano rapi tidak berantakan sama sekali. Karna, Azkano selalu menyukai kebersihan makanya kamarnya selalu rapi bersih.

Azkano tersenyum lembut "Oh ya kak, tunggu di sini ya aku mau ngambil nasi goreng dulu." Tanpa menunggu jawaban pemuda itu Azkano segera berlari keluar dari kamarnya.

Pemuda itu terkekeh geli melihat kelakuan Azkano. Ia melihat ke sekeliling kamar Azkano yang terlihat rapi, dan ia menemukan foto di atas nakas di sampingnya.

Ia mengambil foto yang terdapat satu orang wanita dewasa bersama dengan seorang anak mungkin sekitar 8 tahun dan memperhatikan dengan lekat wajah anak yang ada di foto itu.

Saking seriusnya memperhatikan foto itu, ia tidak menyadari Azkano yang sudah memasuki kamarnya dengan dua piring nasi goreng di tangannya.

"Kak...?." Pemuda itu tersentak kaget mendengar nada lembut itu memanggil namanya.

"I-iya..." Jawab pemuda itu dengan gugup. Sial kenapa ia jadi gugup begini pikirnya.

Azkano yang melihat pemuda itu kaget pun tidak bisa menahan senyumannya dan ia pun bertanya "Apa yang kakak liat?."

"A-ah... Itu Abang melihat foto ini." Menunjukan foto yang berada di tangannya.

"Oh itu foto Ano sama ibu Ano." Padahal pemuda itu tidak bertanya, tapi Azkano sudah memberitahu. Ya tanpa di kasih tau pun pemuda itu tau, kalau yang di dalam foto itu seorang ibu-ibu dengan anaknya.

"Ayok kak makan dulu, keburu nasi gorengnya dingin." Cengiran imut khas Azkano pun terbit di wajahnya.

Mereka pun makan dengan di selingi candaan atau obrolan unfaedah mereka sendiri.

Sedang asik-asiknya makan mereka terjolak kaget mendengar suara berat yang menggelegar di seluruh rumah.

"AZKANO!!" Itu suara Septian. Seketika Azkano panik, ia pasti sang ayah akan meminta uang kepadanya dan ia tidak membawa uang itu.

Happiness for AzkanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang