Chapter 18: Keluarga besar Nicholas II

2.1K 154 4
                                    

Happy reading
Stay healthy and keep smiling

VOTE DAN KOMENT NYA DONG TOLONG!!!

√√√

"Ayah...." Azkano mendongak menatap wajah sang ayah dari bawah. Azkano berada dipangkuan sang ayah sedari tadi. Saat ini mereka semua sedang berkumpul diruang keluarga setelah sarapan tadi, tapi tidak dengan para wanita yang menjabat sebagai 'Ibu' mereka semua membuat beberapa camilan dan kue-kue didapur. Padahal mereka tau kalau semua pria di keluarga Nicholas tidak menyukai makanan manis. Mungkin para keponakan wanita akan doyan, bagaimana pun mereka wanita kan? Perempuan pasti menyukai manis.

Selera orang berbeda-beda.

"Ayah...." Zargo tidak menjawabnya. Pria itu terlalu fokus dengan iPad yang dipegangnya. Walaupun fokus namun ia mendengar kan semua yang ada disekitarnya, termasuk sang bungsu yang memanggilnya dari tadi. Jahil sedikit tidak apa-apakan?

Karena tidak mendapat jawaban dari sang ayah Azkano pun turun dari pangkuannya, beralih duduk dilantai yang dilapisi oleh karpet bulu tebal. Dengan santai ia mengambil camilan diatas meja dan memakan dalam diam dengan kedua mata yang fokus memandang televisi yang menampilkan sebuah game bola atau PS yang dimainkan oleh empat orang.

"Ano makan apa?" Seorang gadis muda cantik merangkak mendekati Azkano yang anteng sendiri di balik meja dengan setoples camilan dipangkuannya.

Azkano menoleh, menatap wajah cantik dengan rambut sebahu perempuan disebelahnya. Kedua tangan bantetnya mengangkat toples itu untuk menunjukkan apa yang dimakannya "Makan ini." Jawabnya dengan pipi yang mengembung lucu.

"Kakak siapa? Ano gak kenal." Lanjutnya lagi.

Wanita itu memekik tertahan. Kedua netra hazel coklatnya menatap gemas kearah pipi Azkano yang mengembung oleh keripik, gerakan naik turun mengunyah keripik itu pun terlihat lucu.

"Kakak anaknya Papa Artemio. Kenalkan nama kakak Flora Elowyn, panggil aja kak Flora." Flora Elowyn anak pertama dari pasangan Artemio dan Veronica. Usianya lebih tua dua tahun dari Rai, usia Rai 23 tahun dan usia Flora 25 tahun. Berprofesi sebagai model papan atas yang sangat diminati.

"Oh~" Lihatlah respon bocah yang anteng memakan camilannya itu, sangat menguji kegemasan semua orang. Jari jemari yang dibaluti oleh kutek milik Flora sangat gatal ingin mencubiti kedua pipi itu.

"Tahan Flora~ tahan, jangan dicubit." Suara batin Flora.

Sudahlah daripada terus merasa gemas lebih baik Flora kembali ketempat duduknya semula dan memainkan handphone mahalnya untuk memotret sepupu menggemaskannya secara diam-diam.
Azkano hanya acuh. Mengacuhkan orang-orang disekitarnya yang menatapnya sedari tadi, mungkin dari ia mengobrol dengan kakak cantik tadi.

"Camilan dan kue datang." Ketiga istri menaruh nampan penuh camilan manis diatas meja yang juga penuh oleh toples berisi camilan. Karna meja yang luas dan besar jadi mereka tidak perlu repot-repot memindahkan para toples itu ketempat lain.

Mendengar kata kue, bocah imut berkulit putih itu mengangkat wajahnya. Matanya menatap berbinar pada nampan yang tepat berada didepan wajahnya. Sedari tadi anak itu duduk dibawah dengan punggung yang bersandar ke sofa dibelakangnya dan meja kayu elegan berada tepat dihadapannya, jadi ketika ia mengambil toples berisi makanan ringan hanya tinggal mengulurkan lengan saja. Apalagi yang membuat gemas semua orang yang ada disitu; karena Azkano pendek dan meja tinggi maka ketika ia duduk yang terlihat hanya sebagian wajahnya saja, dari mata ke rambut pahamkan?

Happiness for AzkanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang