Chapter 7: Bungsunya II.

4.5K 289 5
                                    

Happy reading
Stay healthy and keep smiling

√√√

"SEDANG APA KALIAN?"

Suara berat dan tegas itu menghentikan dua orang pria berperut buncit yang sedang melakukan hal yang tidak pantas terhadap tubuh anak itu Azkano.

Zargo menatap marah kepada kedua pria itu. Ia menatap wajah para pria berperut buncit lalu beralih menatap Azkano yang sudah sangat mengenaskan.

Tubuh penuh luka dengan beberapa bercak darah di mana-mana, kulit kemerahan yang sangat kontras dengan kulit putihnya, wajah yang basah akan air mata yang masih mengalir membasahi pipinya, keadaan tidak sadarkan diri, dan tubuh yang tidak terbalut apapun atau telanjang.

"Heh ...." Salah satu pria berperut buncit itu terkekeh "Siapa kau?" Tanyanya dengan wajah angkuh.

Zargo menatap tajam pria itu "Siapa aku apakah itu penting bagimu? Jawab saja pertanyaan ku, apa yang sedang kalian lakukan terhadap anak itu?"

"Apakah kau tidak tau kitaa sedang melakukan apa? Tentu saja kita menikmati tubuhnya." Pria berperut buncit dan berkepala botak di samping Azkano maju mendekati Zargo.

Zargo murka tapi ia masih bisa menahannya. Tanpa menanggapi pertanyaan atau perkataan bodoh yang keluar dari mulut pria botak itu Zargo berjalan mendekati Azkano mengabaikan pria botak yang berjalan mendekat ke arahnya.

Rasanya Zargo ingin mengamuk sekarang juga melihat keadaan Azkano saat sudah berada di dekatnya, tapi ia harus mementingkan keadaan Azkano yang sudah sangat mengenaskan.

Langsung saja ia menggendong Azkano dengan perlahan lalu berjalan keluar dari kamar suram itu mengabaikan teriakan dan makian kedua pria bodoh itu.

"Hey mau kau bawa kemana mangsaku?!" Pekik kedua pria perut buncit dan berkepala plontos itu.

Namun, baru sampai di ruang tamu selangkah lagi mendekat ke pintu keluar ia malah di hadang oleh Septian yang katanya ayah Azkano.

"Siapa kau? Dan kenapa kau seenaknya membawa anakku?" Tanya Septian dengan nada tenang.

"Anak? Kau yakin ini anak mu?" Zargo tersenyum miring dengan sedikit kekehan.

Septian terdiam, apa orang ini tau kalo Azkano bukanlah anak kandungnya? Tidak, tidak mungkin pria ini tau Septian menggeleng kepalanya mencoba menghilangkan negative thinking nya.

"Ku tanya sekali lagi siapa kau? Dan apa urusanmu? Kenapa kau seenaknya membawa anakku?" Septian menatap tajam Zargo berusaha membuat pria itu takut namun sepertinya itu sia-sia, buktinya Zargo tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya.

"Lagi-lagi anak, Septian apakah kau lupa denganku?" Zargo menjeda ucapan ia mendekati Septian yang menatapnya.

"S-siapa kau?" Septian menjadi gugup saat Zargo sudah berada di depan wajahnya, ia mendongak mencoba berani menatap Zargo.

Pandangan Zargo berubah menjadi tajam, senyum miring yang tercetak tadi di wajahnya hilang di gantikan dengan wajah datar.

"Zargo Cadellion Nicholas, apa kau ingat nama itu?" Septian seketika bergetar ketakutan mengingat nama itu.

"Aku adalah Zargo. Seseorang yang menghancurkan perusahaan keluargamu, seseorang yaang kehilangan anak bungsunya karna dendam, seseorang yang akan menghancurkan mu sekali lagi sekarang." Zargo kembali tersenyum miring.

Melihat Septian yang gemetar ketakutan membuat kesenangan tersendiri untuk Zargo. Tanpa memperdulikan Septian yang mematung dan gemetar ia segera keluar dari rumah suram itu.

Happiness for AzkanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang