"Terkadang ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan sendiri dan itulah gunanya rekan."
-Yudhystira Brasatya & Kairan Armandita
***
Setelah Angel melakukan penerawangan, Yudhy berperan untuk mengobati kerusakan chakra manipura yang ada di tubuh Panca, meskipun ia sempat berdebat dengan Kairan sebelumnya.
Yudhy meletakkan telapak tangan di bagian ulu hati Panca, kemudian memancarkan spektrum cahaya berwarna kuning yang bersumber dari chakra surya matahari untuk menyerap dan mengasimilasi prana dari matahari itu sendiri.
Asimilasi prana yang disalurkan ke chakra manipura, membuat tubuh Panca yang transparan berangsur memulih.
"Hmm, begitu, ya?" gumam Yudhy yang sudah menghentikan pengobatan, "Tubuh Panca emang lemah dengan cahaya, tapi sama kayak tubuh kita, dia butuh chakra manipura yang berusumber dari cahaya matahari buat netralin cahaya yang masuk ke tubuhnya."
"Jadi kerusakan di chakra manipuranya udah teratasi?" selisik Kairan seraya menyeka peluh di wajah Panca.
Yudhy mengangguk, "Cuma butuh waktu buat dia siuman."
Kairan menghembuskan napas lega. Hatinya bergemuruh, Kairan begitu tak sabar menantikan Panca siuman, sekalipun dia bukan adiknya yang sebenarnya.
"Apa Kak Yudhy dan Kak Angel punya kemampuan yang serupa?" selisik Ana yang sedari tadi mencari celah menanyai hal ini untuk menjawab rasa penasarannya, karena ia mengamati bahwa kemampuan keduanya sama-sama berkaitan dengan chakra.
"Gak jauh bedalah. Aku rainbow dan Angel crystal," ungkap Yudhy.
Seorang rainbow memiliki kemampuan yang bersumber dari cahaya, sedangkan seorang crystal memiliki kemampuan yang bersumber dari aura. Keduanya memang sama-sama dapat melakukan penanganan, rainbow dengan pengobatan dan crystal dengah penerawangan.
"Huh?" Panca mengernyit saat menyadari dirinya dikelilingi oleh para penerus.
Para penerus yang mengetahui bahwa Panca telah siuman begitu berbahagia, terlebih Kairan.
"Akhirnya kamu siuman," lirih Kairan.
Kairan mengurungkan niatnya untuk memeluk Panca lagi, ia ingin mengetahui reaksi dari Panca, apa Panca sama rindunya dengan ia? walau mungkin Panca akan sulit memaafkannya akibat kesalahannya dahulu.
Panca bergeming, ia tak tahu harus menunjukkan ekspresi apa terhadap sosok buruk itu, namun bahkan sampai sekarang pun Kairan masih menjadi kebagaan baginya.
"M-maaf," lirih Kairan sembari memejamkan mata, berusaha menepis ingatan yang ingin dibuang jauh olehnya, namun nihil
Kairan akui, ia bukanlah pendengar yang baik seperti Angelo atau kakak baik hati seperti Angel, bahkan ia juga tak seperti Yudhy yang hangat kepada adik-adiknya, Kairan hanyalah seorang keras kepala dan pemarah.
"...."
"Sekali lagi maaf," suaranya yang bergetar diusahakan agar terdengar jelas.
"...."
Lagi-lagi tak ada sahutan dari adiknya, lagi-lagi Kairan merasa gagal menjadi sosok abang yang hebat, lagi-lagi ia hanya bisa mengucapkan permintaan maaf dan lagi-lagi ia tak bisa mejelaskan sesuatu yang membuatnya terbebani selama ini.
"Aku dan kamu bukan siapa-siapa, kita cuma dua orang yang diikat dalam ikatan yang disebut persaudaraan," ujar Panca dengan tatapan nanar.
"Itu gak ben--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Konstelasi Baru Vol.01
FantasyDunia memiliki dua alam, yaitu alam sadar dan bawah sadar. Namun, seseorang justru terjebak di antara kesadaran, sehingga mengharuskannya menjalani dua kehidupan yang berbeda. Berbagai macam ujian dan kendala dilaluinya untuk mencari jati diri, dan...