30. Pengukuhan

2 2 0
                                    

"Saat kau telah menetapkan pilihanmu, janganlah berpaling, karena itu akan membawamu pada pencapaian yang gemilang. Mimpi akan menjadi kenyataan dan harapan dapat terwujud."

-Anggi Rahma

***

Tepat pukul dua belas malam, Upacara Pembukaan Portal dimulai dengan dihadiri oleh para roh dan para penerus.

Roh kudus dan para penerus yang telah gugur berada di awang-awang Inti Sistem Mimpi, sementara para penerus yang masih bertahan berdiri pada Lingkaran Bintang didampingi oleh roh zodiaknya.

Roh zodiak memberi sebuah mustika yang berbentuk pola orbit bintang kepada masing-masing penerus, namun mustika zodiak leo dan zodiak pisces tetap berada di tangan roh zodiak, karena keduanya dianggap tidak layak untuk mendapatkan mustika.

Gita yang telah gugur hanya dapat menyaksikan pemberian mustika dengan tatapan nanar. Perjalanan para penerus masih panjang, sementara dirinya telah gugur di usia dini.

Di ambang kekecewaan, Gita masih bersyukur dapat mengikuti Upacara Pembukaan Portal. Ada banyak penerus yang telah gugur dengan cara sepertinya, namun tidak dapat mengikuti Upacara Pembukaan Portal.

Setelah pemberian mustika, Freya membaca ikrar, "Satu, toleransi antar keyakinan dan ras. Dua, menjaga citra alam. Tiga, menjunjung tinggi impian. Empat, membantu sesama. Lima, berjanjilah atas nama bahadur-bahaduri."

Para penerus membungkuk, "Kami berjanji atas nama bahadur-bahaduri akan melaksanakan ikrar dengan sungguh-sungguh."

Mengheningkan cipta pun dimulai untuk menghormati para penerus yang telah gugur.

Sejujurnya Keturunan ke-IV dan Keturunan ke-V melakukannya dengan berat hati, karena kadatangan mereka ke Sistem Mimpi yang seharusnya disambut hangat malah disambut dengan kekacauan oleh para roh yang berkeliaran di Sistem Mimpi, tak lain merupakan para penerus yang telah gugur.

Upacara Pembukaan Portal berlanjut, kini Freya berpidato di mimbar dengan suara yang lantang, "Bagi para penerus yang telah gugur, jangan berkecil hati, karena masih ada seseorang yang meneruskan jejak kalian dan bagi para penerus yang masih bertahan, jalankan tugas kalian dengan sungguh-sungguh dan teruslah bermimpi. Sampai saatnya tiba, kalian dapat mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan."

Para penerus tertunduk, baik yang telah gugur atau masih bertahan sama saja, sama-sama berat untuk dijalani, namun kata-kata Freya mampu menyadarkan mereka bahwa sekarang bukanlah saat untuk menyerah dengan keadaan.

Pidato berlanjut, Freya mengisahkan sejarah Menara Mimpi yang ada di Sistem Mimpi. Ia memberi harapan kepada para penerus, bahwa barang siapa yang gagal dalam bermimpi maka dapat mengunjungi Menara Mimpi untuk mewujudkan mimpinya kembali.

"Selama mimpi kalian masih tertanam, selalu ada kesempatan baru meski telah gagal berkali-kali," jelas Freya sembari menatap kubah Menara Mimpi yang berdiri kokoh, para penerus pun mengikuti arah pandang Freya.

Anggi memicingkan matanya, "Dengan mangandalkan Menara Mimpi?"

"Itu adalah jalan terakhirnya," ujar Freya tanpa mengalihkan pandangan dari Menara Mimpi.

"Kalau begitu kenapa sesuatu yang dicita-citakan Sang Leluhur tidak dapat terwujud melalui menara itu?"

"Karena itu adalah sesuatu yang sangat besar, jadi mewujudkannya pun butuh pengorbanan."

"Pengorbanan ... maksudnya dengan mengorbankan banyak nyawa para penerus, kan?" ujar Anggi seraya melirik ke arah Gita.

Anggi tahu bahwa Gita salah telah membuat kekacauan di Sistem Mimpi, namun itu semua dilakukan karena dia ingin merasakan hidup lagi. Jiwa rainbow yang diturunkan Gita kepadanya adalah saksi bisu perjuangan dan pengorbanan Gita selama ini, hingga Gita menjadi roh.

Konstelasi Baru Vol.01 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang