32. Cara Bertahan

2 2 0
                                    

"Ketidakberdayaan diri membuat kita terus gagal, namun karena keteguhan hati, kita mampu bertahan."

-Aldian Brasatya

***

Kini para rainbow tengah mengobati Elza, Ana pun belajar pengobatan untuk pertolongan pertama dari seniornya. Rupanya seorang rainbow tidak hanya bekerja dengan mengandalkan spektrum cahaya, mereka juga menggunakan obat yang diracik dari tumbuhan, karena seorang rainbow juga memiliki batas penggunaan kemampuan.

Setelah berlatih mengeluarkan spektrum cahaya dan beberapa pemaparan dari senior-seniornya, Ana diajak menyusuri hutan yang dituntun oleh starseed. Ujian pertama rainbow dan starseed tidak terlalu berat, karena rainbow hanya mencari tumbuhan obat, sedangkan starseed menjadi penuntun agar mereka tidak tersesat.

Di sisi lain ujian empath cukup berat seperti crystal. Dari pagi hingga senja mereka terus bermeditasi untuk mengumpulkan energi alam, sangat berat bagi Aldian yang jiwa empathnya baru bangkit.

Aldian harus tetap terjaga, jika ia dialihkan barang sedetik pun, dadanya terasa sesak karena energi alam yang diserap tidak stabil. Bagi Aldian ini sama seperti penyiksaan, namun ia tidak boleh menyerah.

Di samping Aldian ada Radi yang seumuran dengannya, Radi begitu tangguh sebagai seorang empath. Di umurnya yang masih dini dia menjadi Keturunan ke-III, pontensi yang dia miliki pasti sangat besar.

Aldian menggaruk tengkuknya, ia yakin ada banyak ruam merah di kulitnya akibat gigitan nyamuk. Semakin gelapnya hari, semakin banyak nyamuk di sini dan parahnya direktur sengaja tidak membolehkan para empath berada dalam lindungan barier crystal, karena katanya ini termasuk peningkatan jiwa bagi seorang empath yang dikukuhkan.

"Meditasimu ditambah lagi, karena kau melakukan sebuah gerakan," ujar direktur empath kepada Aldian melalui telepati.

Aldian sungguh tidak ingin menjadi bahadur, ia hanya terlibat dalam ketidak tahuan, lalu terlempar ke sebuah portal yang mengantarkannya pada tempat penyiksaan ini. Namun sekarang ia harus fokus, karena para empath lainnya sudah selesai bermeditasi dan tinggallah dirinya yang harus mengulang.

"Apa gak masalah ditinggal sendiri? dia bahadur yang baru," ujar Virgo. Lelaki itu begitu iba kepada Aldian yang harus mengulang meditasi, sementara hari sudah gelap.

"Gak masalah, dia serpent. Dia pasti udah biasa dengan kegelapan malam," ujar Kiky.

Aldian membatin, "Lagi-lagi serpent ...."

Sial, dadanya kembali sesak saat ia tidak fokus menyerap energi alam. Aldian pun memutuskan untuk berhenti bermeditasi terlebih dahulu, lalu meyambut kepergian seniornya.

Sama seperti Virgo, Angelo iba kepada Aldian. Angelo mengepalkan tangannya ke hadapan Aldian, memberi isyarat bahwa Aldian pasti bisa melalui ujian pertamanya.

Setelah berlalunya Kiky, Virgo dan Angelo, Radi menghampiri Aldian, "Sabar adalah kuncinya, untuk sekarang kamu belum cukup sabar," desisinya di telinga Aldian.

Radi berlalu dalam kegelapan malam bersamaan dengan siluetnya yang memburam, kabut yang melingkupi hutan menutupi pengelihatan Aldian yang bahkan merupakan seorang serpent.

Tinggallah dirinya di Hutan Kabut bagian utara. Aldian merinding, ia tahu apa yang dikatakan Kak Kiky benar bahwa dirinya seorang serpent, namun kehidupannya tidak dilingkupi kegelapan, terlebih apa yang bisa anak kecil sepertinya lakukan?

Aldian menepis pikiran negatif, ia pun mengikuti arahan Radi dan kembali bermeditasi agar ujian pertamanya selesai, sehingga dapat bergabung dengan bahadur-bahaduri lainnya. Namun tiba-tiba muncul seorang pria bertopeng di hadapannya, pria itu mengenakan seragam berwarna hitam yang senada dengan kegelapan malam.

Konstelasi Baru Vol.01 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang