"Jangan mencintai orang yang tidak mencintai Allah SWT. Jika mereka bisa meninggalkan Allah, maka mereka akan bisa meninggalkanmu juga"
(Imam As Syafi'i)
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
"Ke kantin yuk ah... laper nih!" ajak Kayra pada ketiga temannya sambil mengusap-usap perut ratanya.
"Kuy lah, cacing-cacing diperut gue juga udah pada demo minta di isi." sahut Nury menyambut ajakan Kayra. Nada dan Athifa mengangguk Mengiyakan.
Mereka berempat beranjak melangkah Keluar dari kelas lalu menuju kantin tuk mengisi perut mereka yang sudah lapar. Setelah mendapatkan tempat serta duduk mereka memesan makanan dan minuman.
Beberapa menit setelahnya, makanan dan minuman yang mereka pesanpun tersaji. Dengan Santainya mereka menikmati lunch disuasana kantin kampus yang ramai.
"Habis ini kita masih ada class nggak?" tanya Nury ditengah-tengah menikmati makan siangnya.
"Masih ada satu class lagi." jawab Kayra namun masih fokus pada makanannya.
"Eh, kayaknya udah gak ada deh, bukannya pak David udah inform ya dari kemarin-kemarin kalo hari ini bakal kosong class nya beliau and diganti sama tugas". jelas Athifa setelahnya.
"Emmm ya juga ya, kok gue jadi lupa!" seru Kayra.
"Sama!" sambung Nury sambil nyengir.
"Ah... Berarti sekarang kita free dong... Yeeee ...." sahut Kayra sambil tepuk tangan antusias.
"Eh, kok happy gitu? Ada apa nih..." tanya Nury keheranan. Begitu juga dengan Athifa dan Nada.
"Emmm gue tahu nih... lo pasti mau mampir ke masjid yang kemarin kan, dan lo mau lihat si Zidan!" ucap Nury pada Kayra.
"Iiih, apaan sih lo, ya nggak lah... Orang gue mau nemenin nyokap gue ke mall kok. Lagian kan kak Zidan belum tentu kesana lagi." protes Kayra bersungut-sungut.
"Ya... Kali aja lo punya niat seperti itu."
"Nggak Nuryyyy, tau ah gelap!"
"Udah-udah kalian gak usah ribut-ribut. Dilanjut itu makannya!" ucap Nada merelai Kayra dan Nury. Keduanya pun langsung terdiam.
"Eh, kayaknya gue mesti cabut nih, kata Ayah gue calon mertua gue mau kerumah sekarang." ucap Athifa setelah membaca pesan dari sang Ayah diponselnya.
"Emang ada apaan sih, kok tumben-tumbenan calon mertua lo kerumah lo?" tanya Nury kepo.
"Ya gak tahu juga gue, bang Kevin juga ikut katanya." Jelas Athifa singkat.
"Ciyeeee yang mau ketemu sama calon suami nih yeee, utu tutututu senengnya..." Kayra menggoda Athifa.
"Diih, apaan sih lo, gaje banget!" ucap Athifa sambil geleng-geleng kepala.
"Kok gaje sih,,, ya jelas dong kalo mau ketemu camer tuh seneeeng banget." ucap Kayra.
"Betul itu, ditambah lagi calon pak suami juga ikut, pasti hati lo tambah bahagia dong..." tambah Nury ikut menimpali. Athifa tersenyum tipis.
"Bahagia? Entahlah... Apa yang ku rasakan ini bahagia atau apa dengan perjodohan ini. Aku pun tak mengerti hingga saat ini." Gumam Athifa dalam hati.
"Oh ya udah cepetan gih pulang, kasihan calon suami dan camer kamu nungguin lama di rumah." ucap Nada setelah menghabiskan makanannya. Athifa mengangguk sambil tersenyum.
Setelah mengucap salam Athifa beranjak pamit pada ketiga sahabatnya. Disusul oleh Kayra dan Nury yang juga pamit duluan menuju pada tujuan masing-masing.
Kini tinggallah Nada seorang diri di meja kantin. Namun tak berselang lama Nada juga beranjak dari kantin.
Karena suasana masih siang, Nada berniat untuk ke toko buku saja untuk mengisi waktu yang tersisa.
***
Seorang perempuan dengan baju mini seksinya serta dandanannya yang glamor tengah mengejar-ngejar seorang laki-laki yang melangkah cepat di depannya.Dengan sekuat tenaga gadis itu berhasil meraih lengan si laki-laki tersebut membuat laki-laki itu berdecak kesal.
"Ada apa lagi sih Win, gue udah bilang jangan ganggu gue lagi. Gue ini udah punya tunangan dan bentar lagi gue bakal nikah sama tunangan gue. Kapan lo ngertinya sih, Winda!" seru laki-laki itu dengan nada kesal.
"Tega banget lo vin ngomong gitu sama gue. Terus lo anggap apa hubungan kita selama ini? Lo pikir gue ini cewek apaan? Sebagai apa gue selama ini buat lo?!" ucap Winda dengan nada tinggi hampir berteriak.
"Apa sih lo Win, gak usah teriak-teriak gitu. Lagian selama ini gue cuma nganggep lo sebagai temen dan rekan kerja doang, itu aja gak lebih. Lo nya aja yang ganjen ngejar-ngejar gue terus, sok perhatian sama gue!" ucap Kevin sambil menarik Tangannya dari genggaman Winda.
"Tapi gue itu masih cinta sama lo Kevin. Lo tahu sendiri kan kalo gue itu cinta mati sama lo semenjak kita masih SMA. Dulu kita saling mencintai kan Vin dan gue yakin sekarang lo juga masih cinta sama gue. Masih ada gue di hat lo." Paksa Winda pada Kevin yang tersenyum kecut mendengarnya.
"Ok. Gue akui kalo gue emang cinta banget sama lo, tapi itu dulu. Tidak dengan sekarang. Cinta gue ke lo itu sudah mati pada saat gue tahu kalo lo berselingkuh dengan laki-laki lain di belakang gue!" ucap Kevin dengan menekan emosinya.
"Padahal lo tahu sendiri kalo laki-laki yang menjadi selingkuhan lo itu adalah rival gue yang sangat gue benci." Tambah Kevin lagi.
"Ok, gue akui kalo dulu gue pernah selingkuh di belakang lo. Tapi sekarang gue udah nyesel Vin, gue udah sadar sepenuhnya kalo apa yang gue lakuin itu salah. Makanya gue mutusin selingkuhan gue dan mau kembali lagi sama lo. Lo mau kan Vin balik lagi sama gue. Kita jalanin lagi hubungan kita seperti dulu." ucap Winda merayu Kevin dan kembali meraih lengan Kevin.
"Udah telat Win, sorry gue gak bisa balik ke lo lagi. Gue udah move on dari lo. Sekarang gue udah punya tunangan dan calon istri gue jauh lebih baik dari pada lo!" Tegas Kevin tetap menolak Winda. Membuat hati Winda tercabik-cabik mendengarnya.
"Jadi lo udah cinta sama cewek kampung itu. Apa di hati lo bener-bener sudah di isi sama cewek kampung itu?" Pertanyaan Winda kali ini membuat Kevin bungkam. Entah kenapa ia tak bisa menjawabnya. Terdiamnya Kevin membuat Winda tersenyum sinis.
"Kenapa diam? Gak bisa jawab karna lo itu gak cinta sama tuh cewek. Lo cuma buat dia sebagai pelarian lo doang kan?"
"Whatever and it's none of your business, yang jelas gue gak mau lagi berurusan dengan lo, paham!!!" ucap Kevin tegas sambil melepas kasar lengannya dalam genggaman Winda. Setelah berucap seperti itu Kevin melangkah pergi dari hadapan winda. Tak peduli pada Winda yang terus memanggil-manggil dirinya.
"Aaaargh, sial! Nggak-nggak, pokoknya gue gak boleh nyerah. Gue pastiin lo gak bakal nikah sama cewek kampungan itu. Sampai kapanpun gue gak bakalan lepasin lo lagi Kevin." gumam Winda dalam hati sambil menatap kepergian Kevin.
Tidak jauh dari mereka rupanya ada sepasang mata yang sedari tadi menyaksikan perdebatan mereka berdua.
To be continue
==========
Assalamu'alaikum...
Haaai kakak... ini karyaku yang pertama disini. Minta like n sarannya di kolom komentar ya...
Salam sayang dari author.
Terima kasih kakak 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Fii Sabilillah
Любовные романы" Jarak tidaklah akan menjadi sebuah pemisah akan tetapi hanyalah sebagai jeda, supaya kita bisa saling memperbaiki diri kita masing-masing, agar kelak kamu pantas untukku dan aku pantas untuk memilikimu." _Ammar Barra Atharrazqa_ "Jika namamu yang...