"Kata orang, anak adalah anugerah terindah bagi setiap orang tuanya. Seorang anak akan menjadi tempat limpahan kasih sayang tanpa tepi bagi orang tuanya. Seorang
anak adalah pelipur lara bagi orang tuanya. Tapi mengapa tidak denganku?"
(Azkayra Aulia Nafis)🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Deg!
"Mata itu ... mata itu kenapa seperti tidak asing, seperti aku pernah melihat bahkan memilikinya." gumam pria paruh baya itu dalam hati saat matanya bersibobrok dengan mata Kayra.
Sementara Kayra tertegun namun tatapannya datar dan sulit diartikan pada pria paruh baya itu.
"Oh, jadi si manja lebay ini anak dari si penghianat ini ...." pikir Kayra dalam hati.
"Ck, Papi kok malah bengong sih? Bukannya marahin anak sial itu, gimana sih Papi ini." ucap Ibu Anita protes.
"Sudahlah Anita, gak usah di perpanjang lagi, masalahnya kan cuma masalah sepele saja, kenapa harus ribut seperti ini?" ucap suami Ibu Anita.
"What?! masalah sepele kata Papi? Ini putri kita kesakitan lho, Pi. Kalo kulit Debby bener-bener sampe lecet gimana? Kasihan Debbynya kan, Pi." protes Ibu Anita pada suaminya.
"Ya, tapi nyatanya gak lecet kan, Nit .... sudahlah, gak usah diperpanjang lagi." ucap suami Ibu Anita lagi.
Kayra hanya menggeleng-geleng kepalanya menyaksikan perdebatan keluarga itu.
"Eh, mo kemana lho ...?! teriak Debby saat melihat Kayra ingin pergi.
"Ya pergi lah, ngapain juga gue disini? mo nonton perdebatan kalian?" ucap Kayra membalikkan tubuhnya kembali.
"Kurang ajar banget sih lo!" hardik Debby lalu menarik tangan Kayra dan mendorong tubuh Kayra tapi malah Debby yang terdorong balik karena Kayra menepis tangan Debby dengan kasar. Anita dan suaminya terkejut. Reflek suami Anita mengangkat tangan kanannya ingin memukul Kayra. Namun urung karena suara lantang dari seorang pria seumurannya menghentikan niatnya.
"Jangan sentuh putri saya dengan tangan kotormu!" Semua menoleh pada arah suara itu. Kedua orang tua Debby terkejut dengan hadirnya dua orang beda jenis seumuran mereka.
"E–Erik? Ra–dha ...." lirih suami Anita terbata-bata.
Pak Erik dan Bu Radha juga terkejut melihat keberadaan dua orang paruh baya yang sangat mereka kenal. Terutama Bu Radha yang saat ini hatinya sangat bergemuruh kala matanya menatap tajam pada suami Anita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jomblo Fii Sabilillah
Romansa" Jarak tidaklah akan menjadi sebuah pemisah akan tetapi hanyalah sebagai jeda, supaya kita bisa saling memperbaiki diri kita masing-masing, agar kelak kamu pantas untukku dan aku pantas untuk memilikimu." _Ammar Barra Atharrazqa_ "Jika namamu yang...