24. KEINGINAN AYAH IRFAN

37 4 0
                                    

"Ada saatnya kamu memperjuangkan dan diperjuangkan oleh seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada saatnya kamu memperjuangkan dan diperjuangkan oleh seseorang. Bersabarlah dan fokuslah untuk memantaskan dirimu. Yakinlah Allah akan hadirkan dan tunjukkan penyempurna agamamu di saat yang tepat."

(Islamic Pearl)


🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Sementara di tempat lain, tiga orang gadis tertawa bahagia atas gagalnya pernikahan Kevin dengan Athifa. Mereka yang tak lain adalah Winda, Sintia dan Fera.

"Cheers ...."

Mereka bertiga bersulang ria dengan minuman yang ada di tangan mereka masing-masing. Lalu kembali tertawa bersama.

"Gue gak nyangka rencana kita akan selancar ini," ucap Winda dengan senyum sumringah.

"Ya, gue juga gak nyangka lho, Win," sahut Fera.

"Padahal gue udah deg-degan lho takut ketahuan sama pacar gue, hampir aja gue keceplosan!" Sintia menimpali.

"Kudu dirayain ini Win," usul Fera.

"Betul itu," Sintia sambut usulan Fera.

"Okay ... Malam ini kita berpesta dan gue yang teraktir ...." putus Winda.

"Yes!" seru Fera dan Sintia kompak.

"Di tempat biasa kan, Win?" tanya Fera.

"Pastinya dong beb ...." Winda menyanggupi apa yang tengah menjadi keinginan Fera dan Sintia. Rupanya mood-nya kali ini benar-benar baik hanya karena Kevin tidak jadi nikah.

"Akhirnya, sebentar lagi Kevin akan kembali lagi ke pelukan gue. Setelah ini gue harus cari cara agar Kevin mau balikan sama gue, setelah itu gue juga bakal rayu Kevin agar mau menikah dengan gue," gumam Winda dalam hati yang penuh intrik.

***

Di rumah sakit ...

Athifa terlihat mondar mandir di depan pintu ruang ICU dengan hati yang gelisah. Nada, Nury dan Kayra terlihat sesekali mengusap air mata menatap keadaan Athifa yang berantakan.

"Athifa, sayang, duduk sini nak dekat Bunda." Bunda Rahma akhirnya menyuruh Athifa agar duduk di sebelahnya.

"Ya Fa, dari tadi lo mondar mandir gak jelas gitu, masa lo gak capek sih?" Nury berusaha menghibur Athifa meskipun itu tak mengurangi rasa kekhawatiran hatinya.

Nada menuntun Athifa supaya duduk di samping Bunda Rahma. Mau tidak mau Athifa menurut duduk di samping Bunda Rahma.

Bunda Rahma memeluk Athifa dan mengusap-usap kepala yang terbungkus hijab itu.

Jomblo Fii SabilillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang