15. PERTEMUAN 2

28 3 0
                                    

"Ketika tiba saatnya bagi jiwa untuk bertemu, tidak ada apa pun di bumi yang dapat mencegah mereka untuk bertemu dimana pun masing-masing berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika tiba saatnya bagi jiwa untuk bertemu, tidak ada apa pun di bumi yang dapat mencegah mereka untuk bertemu dimana pun masing-masing berada. Ketika dua hati ditakdirkan untuk satu sama lain, tidak ada jarak yang terlalu jauh, tidak ada waktu yang terlalu panjang, dan tidak ada cinta yang lain yang dapat memisahkan mereka."
(Jaime Lichauco)

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

"Tapi Nada gimana...?" ucap Athifa ragu.

"Nada kita kasih tahu lewat pesan aja nanti.  udah ayo cepetan, gue takut si Kayra berulah, diakan bar-bar." ujar Nury sambil menarik tangan Athifa agar mengikutinya mengejar Kayra. Mau tak mau Athifa mengikuti Nury menyusul sahabat bar-bar yang satu itu.

Kayra melangkah kan kakinya sambil celingak-celinguk mencari keberadaan sahabat fillah, terutama sosok Mohammad Zaidan Ali Al Fatih.

Sampai di ambang pintu keluar area BEM FAI, ternyata sang pujaan hati ada disana. Kayra tersenyum senang.

"Kak Zidan!" panggil Kayra kencang.

Mendengar namanya dipanggil Zidan berhenti melangkah dan membuat langkah ketiga sahabatnya ikut berhenti.

"Kenapa Dan? Kok berhenti?" tanya Athar heran.

"Sebentar, kayak ada yang nyebut nama ane gitu." ucap Zidan pelan.

"Mana? Gak ada kok." sahut Fadhil.

"Perasaan kamu aja kali, Dan." timpal Raka yang berada disampingnya.

Zidan hanya manggut-manggut meski ragu. Mereka kembali melangkahkan kakinya.

"Kak Zidan, tunggu!!!" panggil Kayra lagi lebih keras sambil berlari kecil kearah Zidan dkk.

"Tuh kan bener, ada yang manggil nama ane." seru Zidan pada sahabat fillah dan diangguki oleh mereka.

Mereka berempat menoleh dan membalikkan badannya kebelakang secara serentak. Dan terlihatlah oleh mereka seorang gadis manis berambut pendek sebahu tengah berlari kecil menuju mereka berempat.

"Hai... Eh, as... assalamu'alaikum kakak-kakak semua..." sapa Kayra terbata-bata karena gugup saat sudah sampai di hadapan keempat sahabat fillah.

"Wa'alakaikum salam." sahut mereka berempat ramah menjawab salam Kayra dengan perasaan bingung terhadap gadis manis di hadapan mereka itu.

"Kak Zidan apa kabar?" basa-basi Kayra pada Zidan sok akrab. Athar, Raka dan Fadhil reflek menoleh pada Zidan seolah bertanya siapa.

Jomblo Fii SabilillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang