𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑-𝐗𝐕𝐈𝐈𝐈

1K 84 4
                                    

Semilir angin begitu sejuk menyapa kulit seputih susu milik Reo. Mata tertutup menikmati hembusan sang angin. Helai rambut bergoyang menutupi wajah ayunya. Reo tengah berada di bawah pohon rimbun berteduh dari sengatan cahaya sang surya dengan hamparan bunga lavender di depan mata. Tangannya terus bergerak mengelus surai putih milik si dominan. Elusannya kian berhenti disaat angin berhembus sedikit kencang. Matanya memandang hamparan bunga lavender yang bergoyang. Sangat indah, begitu pikirnya.

( pict from : pinterest )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( pict from : pinterest )


Mata Nagi terbuka kala merasakan elusan pada surainya berhenti seketika. Dipandangnya wajah elok milik si omega. Rambut ungu yang bergerak menutupi sebagian wajahnya, ia selipkan di telinga. Reo menunduk ketika merasakan Nagi bangun dari tidurnya. Kepalanya ia tundukkan sehingga manik Amethyst miliknya bertatapan dengan manik kelabu milik Nagi. Sudut bibirnya terangkat menampakkan senyum manis miliknya. Hati Nagi menghangat hingga menjalar mulus ke pipinya. Senyuman Reo benar-benar sangat mempesona.

Nagi menenggelamkan wajahnya di perut Reo. Hal itu tentu saja membuat sang empu merasa geli.

" Seiii geli, jangan seperti itu " Reo terkikik

Bukannya menjauhkan wajahnya dari sana, justru Nagi semakin menenggelamkan wajahnya. Dia mengusakkan wajahnya pada perut Reo. Reo tidak tahan dengan itu, akhirnya dia tertawa dan ambruk.

" Hahaha sudah cukup!! itu menggelikan Sei hahaha "

Nagi menghentikan kegiatannya. Tubuhnya beranjak dari posisi sebelumnya dan kini beralih menindih tubuh kecil Reo dengan tubuh besarnya. Reo belum sadar karena masih tertawa. Sehingga tawanya berhenti kala merasakan ada benda kenyal menempel pada bibirnya. Benda itu melumat lembut bibirnya. Mulutnya yang masih terbuka memberi kesempatan Nagi untuk melesakkan lidahnya masuk dan mengabsen gigi Reo. Reo tak menolak, dia menikmati itu. Tak hanya tinggal diam, Reo melilitkan lidahnya dengan lidah Nagi. Tangannya bergerak melingkari leher Nagi. Mereka saling bertukar saliva. Nagi melepaskan pagutannya saat Reo memukul pelan dadanya. Ia tahu jika omeganya butuh asupan oksigen untuk paru-parunya. Ia mengelap sisa saliva yang menempel pada ujung bibir Reo. Kemudian dia mendekatkan bibirnya pada telinga Reo.

" Boleh aku melakukannya sekarang mate? " bisiknya

Reo tahu apa yang dimaksud oleh alphanya itu. Dia mengangguk menyetujui permintaan si dominan. Nagi tersenyum senang akan hal itu. Ia mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Reo. Matanya berkilat serta taring tajam keluar dari deretan giginya. Ia mengendus mencari titik scent glands milik si omega. Senyumnya semakin lebar disertai seringai ketika menemukannya. Sumber aroma yang sangat memabukkan para alpha adalah pada tengkuknya. Nagi menjilat tengkuk Reo sehingga membuat Reo meremang. Nagi mulai menancapkan taring tajamnya pada scent glands Reo. Ia semakin memperdalam gigitannya. Sekarang Reo adalah miliknya seorang. Tidak ada yang bisa mengambil omeganya.

Air mata Reo mengalir deras saat merasakan taring Nagi menancap pada tengkuknya. Rasa perih, ngilu dan panas menjalar pada tubuhnya. Ia meremat baju yang di kenakan Nagi untuk menyalurkan rasa sakitnya. Walaupun dia sangat kesakitan, hatinya terasa ingin meledak karena banyaknya kupu-kupu yang berterbangan. Kini dia dan Nagi tidak akan bisa dipisahkan oleh siapapun. Nagi menjadi miliknya dan dia menjadi milik Nagi.

[ Mate ] - Nagi Seishiro x Mikage ReoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang