Nagi dan Reo kembali mendatangi tempat dimana Nagi menandai Reo sebagai matenya. Suhu hari ini sangat dingin. Keduanya kini tengah duduk dibawah pohon Acer Griseum. Nagi memeluk tubuh Reo dari belakang. Dagunya ia letakkan di atas kepala Reo yang sedang bersandar nyaman di dada bidangnya. Hamparan bunga lavender tertiup angin bergerak begitu indah. Dekapan Nagi kian erat saat angin dingin menyapa kulit. Reo mendongak untuk melihat wajah Nagi. Tangannya menggenggam tangan Nagi yang melingkar pada perutnya guna menyalurkan kehangatan. Reo tersenyum manis ketika netranya bertubrukan dengan netra kelabu milik suaminya.
" Ayo kembali ke istana. Cuaca semakin dingin, nanti kau bisa terkena demam jika berlama-lama di luar " Nagi melepas pelukannya pada tubuh Reo.
" Tidak mau. Aku ingin melihat salju pertama turun " tolak Reo
" Terlalu lama berada di luar saat musim dingin tidak bagus untuk kesehatanmu Reo. Kau nanti akan demam atau masuk angin. "
" Tidak!! jika kau ingin kembali ke istana maka kembalilah sendiri. Aku bisa menunggu turunnya salju pertama sendirian disini "
Nagi menghela nafas kasar. Dia tidak bisa mengalahkan keras kepala sang istri. Akhirnya Nagi pun pasrah dan mengikuti kemauan Reo. Dia kembali memeluk tubuh Reo agar tetap hangat.
" Sei " panggil Reo
" Hm? "
" Kau marah? "
" Aku tidak marah "
" Benarkah? "
" Iya, aku tidak marah sayang. Mana mungkin aku bisa marah dengan istri manisku ini " kalimat Nagi membuat pipi Reo menghangat. Reo semakin menyamankah tubuhnya pada dekapan Nagi.
" Sei, apakah Damian masih marah padaku? uhm aku ingin bertemu dengannya apakah boleh? aku ingin meminta maaf kepadanya "
" Tentu saja boleh. Kau boleh bertemu dengannya " ujar Nagi, kemudian secara tiba-tiba tubuh Nagi berubah menjadi serigala besar berbulu abu-abu. Serigala itu melingkari tubuh mungil Reo dengan tubuh besarnya.
Damian tidak berbicara sama sekali. Dia lebih memilih untuk menutup matanya dan tetap menjaga kehangatan tubuh Reo. Sebenarnya dia sama sekali tidak marah kepada Reo. Dia hanya ingin sedikit menjahili Reo.
" Damian " panggil Reo
" ... "
" Damian maafkan aku, waktu itu aku tidak bermaksud untuk menyinggungmu "
" ... "
" Damian, kau masih marah padaku ya? " tanpa sadar Reo sedikit merengek kepada Damian. Dalam tidurnya, Damian terkekeh pelan karena tingkah lucu Reo.
" ... "
Reo membenamkan wajahnya pada perut Damian. Dia mengusal-usalkan wajahnya di bulu halus serigala abu-abu itu. Dia memeluk tubuh Damian.
" Damian~ jangan marah "
Damian menoleh untuk melihat Reo. Moncongnya ia usakkan di tubuh Reo.
" Aku tidak marah mate " ujar Damian lembut
Reo mendongakkan kepalanya menghadap Damian. Tangannya masih setia memeluk tubuh Damian yang berkali-kali lipat lebih besar darinya.
" Kau tidak berbohong kan? "
" Aku tidak pernah berbohong mate " kali ini Damian mengusakkan moncongnya di perut Reo.
Reo terkekeh geli. Dia berganti posisi di depan Damian. Tangannya beralih untuk memeluk leher Damian. Sementara Damian menyandarkan kepalanya di pangkuan Reo. Karena kehangatan yang diberikan oleh Damian, akhirnya Reo tertidur dan tidak mendapati salju pertama yang turun. Dia bangun saat salju sudah sedikit menumpuk di rumput dan dedaunan. Reo sedikit kecewa karena itu. Tapi dia juga bahagia karena bisa merasakan bulu Damian yang halus dan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Mate ] - Nagi Seishiro x Mikage Reo
مستذئبMate adalah pasangan hidup atau jodoh yang diberikan oleh Moon Goddess kepada para werewolf. Dan setiap werewolf hanya memiliki satu mate dalam hidupnya. Reo adalah omega langka yang menjadi incaran dari bangsa werewolf dan vampir. Mereka mengingink...