"Song Y/n adalah adik kembar dari tunangan Huang Renjun, mereka hanya sekilas mirip karena kembar tidak identik.
Saat umur 3 tahun, orangtua mereka bercerai karena masalah finansial, itu mengapa mereka tidak mengenal satu sama lain. Kakak kembar Y/n mengikuti ibunya yang menikah lagi dengan Tuan Jeon, yang merupakan pemilik dari salah satu perusahaan mabel di Seoul. Sementara Y/n mengikuti mendiang ayahnya dan neneknya, yang ekonominya cukup sulit, sehingga Y/n harus membantu keluarganya."
Jaemin menganga tak percaya mendengar penjelasan informan yang disewa oleh Mark. "Gila! Ternyata wanita itu adalah saudari tunangannya Renjun. Dan terlebih lagi... kembar? Pantas saja sekilas mirip, ternyata mereka kembali tak identic. Aku kira hanya orang yang sekilas mirip."
Jaemin terlihat lebih antusias dari pada Mark yang masih fokus dengan penjelasan informan bernama Sunghoon itu.
"Dulu Y/n sekolah khusus musik saat ayahnya masih hidup. Namun berhenti saat hampir lulus karena ayahnya meninggal dan neneknya jatuh sakit. Sekarang kesibukannya hanya kerja di berbagai tempat untuk biaya berobat neneknya dan mengumpulkan uang untuk melanjutkan sekolahnya."
Jaemin menutup kuping dengan kedua tangannya. "Aku harap hanya sampai situ saja mendengar kisah sedihnya. Hidupnya sangat berbanding terbalik dengan saudari kembarnya."
"Iya benar," ucap Mark yang pada akhirnya mengeluarkan suara, "aku jadi yakin mudah sekali mendapatkannya."
"Memang mu –ehh?" Jaemin menoleh, dia mengerutkan kening menatap Mark, "hyung, bicara apa kau? Kau masih mau mengusiknya yang hidupnya sudah susah begitu?"
"Setelah tahu kisah hidupnya, aku semakin tertarik dengannya," Mark tersenyum miring, "dia yang tak punya apa-apa begitu, berbanding jauh dengan kembarannya, tapi berani menatapku tajam dan tidak menunjukan ketakutannya sama sekali. Harga dirinya itu, sepertinya menjadi satu-satunya hal yang dia pertahankan. Aku ingin merebutnya."
"Hyung, kau jangan jadi brengsek seperti Jeno. Y/n sama sekali tidak mengusikmu, dia berkata seperti itu padamu karena memang kau kurang ajar!" teriak Jaemin frustasi, kemudian melanjutkan, "mana ada orang waras yang langsung mengajak one night stand di pertemuan yang belum ada 5 menit."
Mark tidak menghiraukan omongan panjang lebar dari Jaemin. Dia kembali bertanya pada Sunghoon.
"Kau bilang dia bekerja untuk biaya berobat neneknya. Neneknya itu sedang di rawat?"
Sunghoon mengangguk. "Lebih tepatnya sedang koma, dan sekarang di rawat di rumah sakit milik Taehyun, sepupu dari Tuan Mark sendiri. Karenanya Y/n lebih membutuhkan uang banyak sebab dia sudah menunggak biaya perawatan."
"Jadi begitu," respon Mark singkat, dia membuka ponselnya seperti ingin menghubungi seseorang.
"Hyung berniat tidak jadi mengganggu Y/n 'kan?" tanya Jaemin penuh harap.
Yang dihancurkan begitu saja oleh obrolan Mark dan seseorang yang dihubunginya melalui telepon. "Taehyun, aku butuh bantuan mu. Pasien yang memiliki wali atas nama Song Y/n, biar aku yang mengurusnya."
Setelah itu, Mark langsung mematikan sambungan teleponnya, tanpa menunggu persetujuan dari pria bernama Taehyun yang barusan saja di teleponnya.
"Dasar brengsek," umpat Jaemin, "Song Y/n benar-benar bernasip sial sejak kecil, kali ini hal buruk apa yang akan hyung lakukan untuk menambah deretan kesialan wanita itu?"
Mark mendengus geli. "Kesialan apa? Aku datang karena ingin membawa keberuntungan untuknya, aku ingin memberikan banyak uang padanya dalam waktu singkat."
Jaemin yakin, Mark tidak mungkin berdonasi secara sukarela begitu saja.
Terlebih lagi setelah tahu Song Y/n adalah kembaran dari wanita yang dicintainya, namun sampai mati pun tidak pernah bisa Mark gapai.
***
Tunggakan pembayaran harus diselesaikan minggu ini Y/n, kalau tidak semua alat harus di cabut, dan nenek mu tidak bisa di rawat di sini lagi.
Prang!
"Hei... kau kenapa Y/n?"
Deru kaki dan suara khas Jihyo terdengar olehnya, tapi tidak cukup membuat pandangannya teralihkan pada pecahan gelas kaca yang hampir mengenainya, dia berjongkok hendak membersihkan pecahan tersebut dengan tangan kosong.
Namun berhasil Jihyo tahan. "Ada apa?"
"Eonni, apa gelas ini masuk ketagihanku bulan ini?" Bukannya menjawab, Y/n malah bertanya hal lain.
Jihyo menggeleng. "Biar aku saja yang bayar," balas Jihyo, "asalkan kau mau menjawab pertanyaanku, sebenarnya ada apa? Kau seperti sedang tidak fokus bekerja."
"Aku tidak apa-apa," balas Y/n lirih.
Pikirannya kalut, ditelinganya bergemu suara perawat rumah sakit yang terus berkata bahwa dirinya harus melunasi tunggakan secepatnya. Dalam nominal sebesar itu walau dia mencari lima pekerjaan paruh waktu lain, tidak akan bisa terbayarkan.
Tanpa sadar air matanya jatuh. Dan satu usapan dari Jihyo pada punggung Y/n, berhasil membuat Y/n menangis keras.
"Eonni, apa aku boleh meminjam uang lagi padamu dalam jumlah banyak? Aku harus melunasi biaya pengobatan nenekku, paling lama minggu depan. Aku butuh 8 juta won lagi."
"Kau tahu, aku selalu meminjami uang padamu kalau aku juga punya. Tapi uang sebanyak itu dalam waktu singkat, bagiku juga sulit Y/n."
"Bukankah eonni bisa membantuku memiliki uang sebanyak itu dalam waktu cepat?"
Jihyo mengernyit. "Aku sudah membawa mu ke tempat-tempat di mana kau bisa bekerja paruh waktu. Dan sekarang sudah tidak ada lowongan yang aku tahu lagi."
"Bukan itu. Maksudku, tidur dengan seorang pria yang bisa membayarku dengan tarif tinggi. Eonni bisa membantuku kan?"
Jihyo menggeleng kuat. "Kau sudah aku anggap sebagai adikku sendiri Y/n, aku tidak mau menjerumuskan mu untuk menjual diri."
"Tidak. Ini adalah pilihanku eonni."
Pilihan terakhir karena tidak ada jalan lagi untuk mendapatkan uang dalam jumlah banyak untuk waktu yang sebentar.
Persetan dengan prinsip hidupnya yang sesulit apa pun, tidak akan pernah menjual diri. Asalkan neneknya bisa selamat, sisa hidupnya pun jika bisa dijual dengan nilai tinggi akan dirinya jual juga.
Sebab jika neneknya tidak ada. Y/n tidak tahu lagi apa tujuannya hidup.
"Kau sedang merintis karir mengejar mimpi mu untuk menjadi seorang penyanyi Y/n. Kalau skandal mu ini terungkap, riwayatmu akan habis di masa depan."
"Aku tidak peduli," tegas Y/n, "asalkan aku bisa selamat, aku tidak peduli dengan mimpiku selama ini. Tolong bantu aku eonni."
Jihyo terlihat menimbang.
"Ayo bantu aku eonni," desak Y/n.
Jihyo menghela napas pelan. "Iya, aku bisa membantu mu."
"Apa bisa dalam waktu yang cepat juga?"
Jihyo mengangguk. "Kebetulan sekali ada pelanggan baru yang menawarkan 10 juta won, untuk seorang wanita yang masih perawan dan usianya cukup muda. Apa kau mau?"
Tidak butuh waktu lama bagi Y/n untuk menjawab. "Iya, aku mau."
"Aku akan kirim nomor Mark Lee agar kau bisa menghubunginya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker » Mark X You✔
FanfictionObsession Series Book 3 WARNING! Rating 22+ Rape, Mature, Angst 🚫Not Children *** "Aku menyukaimu. Bahkan sebelum kau menjadi bintang besar seperti sekarang." Y/n menelan ludah. Tak mungkin dia melupakan pria itu. Pria yang pernah menyewanya untuk...