Y/n : Kau di mana Chaeyoung?
Chaeyoung : Starbucks, kau mau kopi?
Y/n : Boleh. Tapi tolong belikan aku jajangmyeon di tempat biasa aku beli ya
Chaeyoung : Itu jauh Y/n
Y/n : Tidak apa. Aku mau itu
"Y/n," panggil salah satu staff.
Y/n menyimpan ponselnya lebih duluu sebelum menjawab, "ada apa?"
"Salah satu sponsor mau bertemu denganmu. Katanya dia salah satu penggemarmu juga."
Y/n menggenggam lengan staff tersebut. "Ada staff lain yang menemaniku bertemu sponsor itu 'kan? Aku tidak hanya berdua saja dengannya 'kan?"
Staff tersenyum tersenyum kecil. "Dia hanya minta bertemu berdua saja denganmu. Kau tenang saja, di sini ada CCTV dia tidak akan macam-macam denganmu. Dia salah satu pemilik perusahaan besar dan masih muda, wajahnya sering muncul di majalah-majalah bisnis. Dia juga punya citra yang baik. Kau juga pasti mengenalnya, namanya Mark Lee."
Justru karena dirinya sangat mengenal pria yang selalu berakting sempurna di depan media itu. Dia jadi tidak ingin bertemu dengan Mark.
Pintu ruangannya terbuka. Y/n berusaha menyembunyikan raut wajah cemasnya agar tidak ada yang curiga. Dia kembali melihat pria itu memasuki ruangan.
Berbicara dengan beberapa staff, menunjukan kepribadian palsunya agar terlihat baik di mata orang lain.
Tidak lama pintu tertutup. Menyisahkan dirinya dan pria itu. Y/n menoleh ke CCTV. Dia mencari posisi duduk di mana dirinya terekspos sempurna.
"Tenanglah. Aku tidak akan lama di sini. Kau bisa bernapas lega untuk sekarang, karena aku sedang mempersiapkan banyak hal untuk kita."
Pria itu menarik bangku, duduk tak jauh darinya.
"Mana Chaeyoung?" tanya Mark.
"Keluar, membeli makanan untukku."
Mark menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, pria itu melipat tangan di depan dada. "Kau pasti sengaja ya. Agar Chaeyoung tidak tahu kalau aku sudah kembali."
Y/n tidak menjawab. Tapi sepertinya pria itu mengerti isi pikiran Y/n dengan hanya melihat wanita itu tengah meremas tangannya sendiri. Tanda sedang gusar.
"Kau pasti bingung kenapa aku muncul kembali setelah 7 tahun lamanya."
Ucapan yang sangat mewakili isi kepala Y/n saat ini.
"Sebenarnya mudah bagiku mengambilmu sejak dulu. Tapi aku menunggu waktu yang tepat."
Y/n mengernyit, tidak mengerti. Dia bergumam, "waktu yang tepat?"
"Iya. Karena sekarang ini adalah moment yang tepat supaya kau bisa lebih membuka matamu bahwa pria yang kau cintai itu. Tidak pernah menyukaimu sama sekali." Mark melirik jam tangannya, dia menghela napas pelan.
Pria itu berdiri dari bangku. Satu langkah mendekati Y/n. Dia mencondongkan tubuhnya untuk berbisik. "Pria yang kau kira mencintaimu itu, sebenarnya tidak peduli padamu. Makanya aku dengan mudah lolos menemuimu. Akan aku perlihatkan banyak hal, kalau aku lebih baik dalam menjagamu dari pada dia."
***
Di suatu malam, beberapa hari setelah pertemuannya dengan Mark, saat ingin pulang ke apartemennya Y/n mendengar suara raungan sirine, dia ingin berlari menjauh karena menurutnya orang penakut sepertinya lebih baik tidak tahu apa pun.
Tapi sialnya dia melihat sendiri di depan matanya sesorang bersimbah darah tengah dibawa menggunakan tandu untuk dimasukan ke ambulan.
Dan wajah wanita itu pun pucat pasi. Bukan, bukan karena melihat mayat yang lewat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker » Mark X You✔
FanfictionObsession Series Book 3 WARNING! Rating 22+ Rape, Mature, Angst 🚫Not Children *** "Aku menyukaimu. Bahkan sebelum kau menjadi bintang besar seperti sekarang." Y/n menelan ludah. Tak mungkin dia melupakan pria itu. Pria yang pernah menyewanya untuk...