Y/n mengeratkan jaket milik Mark yang dipakaian pria itu ke tubuhnya setelah mereka menginjakan kaki di bandara Canada. Wangi tubuh pria itu seperti bercampur dengan wanginya, Y/n tidak begitu menyukainya, terlalu menyengat. Ini membuatnya sedikit mual.
Beberapa kali dia mengusap minyak angin ke hidungnya agar tidak memuntahkan isi perutnya.
Dia berdiri karena sudah tidak betah duduk menunggu pria itu yang berbicara dengan dua orang yang sepertinya adalah bawahannya.
Begitu Y/n berdiri, orang-orang yang perintahkan Mark langsung waspada.
"Aku tidak akan kabur," kesal Y/n.
Mark yang selesai berbicara dengan dua orang itu segera menghampiri Y/n, mencoba merangkul pinggang Y/n dan segera di tahan oleh wanita itu. "Maaf membuatmu menunggu lama," ujar Mark.
"Lama atau tidak. Tidak masalah sama sekali untukku."
"Orangtuaku sudah menunggu di luar bandara."
Y/n hanya menjawabnya dengan gumaman tidak jelas.
Mereka berjalan beriringan tanpa ada kontak fisik sama sekali. Sama sekali tidak menunjukan jika mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Padahal dalam beberapa hari mereka sama sekali tidak bertemu.
Entah apa drama yang dipermainkan pria itu sampai semua keluarganya percaya. Dan anehnya, hanya ibu dari pria itu sendiri yang sepertinya mulai menyadari ini.
"Apa kalian bertengkar setelah Mark berhasil membawamu kembali ke sini, Y/n?" bisik Hyojeong yang hanya di dengar oleh Y/n.
Y/n meremas pelan lengan Hyojeong yang memeluk. Dia tidak menjawab selama beberapa saat sampai Hyojeong melepaskan pelukannya. Y/n pun hanya menjawab dengan gelengan pelan karena tidak mau Mark mendengarnya.
Hyojeong pun berkata pada anak bungsunya itu. "Mark, sepertinya Y/n masih terguncang. Kita bicarakan lain kali saja mengenai pernikahan kalian."
"Tidak, eomoni," tolak Mark dengan cepat, "aku dan Y/n pun sudah membicarakan ini setelah kita bertemu kembali. Dan kami sepakat untuk melangsungkannya sesegara mungkin meski tanpa banyak persiapan. Karena dengan aku yang sudah menjadi suaminya, aku bisa lebih menjaganya tanpa ada batasan."
"Benar begitu, Y/n?" Hyojeong bertanya, seakan menyimpan sedikit kecurigaan pada anaknya.
Y/n mengigit bibir bawahnya sesaat, sebelum akhirnya menjawan dengan senyum kecil di wajahnya. "Iya benar, aku sudah membahas ini dengan Mark."
Tahu terdapat ancaman pada dirinya. Mark beberapa kali menghindari agar Y/n tidak berbicara dengan ibunya selama di perjalanan mereka menuju kediaman pribadi milik Mark.
Tidak menimbang pendapat Y/n. Mark langsung menolak ajakan ibunya agar mereka berdua menginap di rumah keluarga pria itu.
Padahal jika ibu dari pria itu hanya bertanya padanya, Y/n dengan lantang ingin menginap di rumah keluarga Mark. Dari pada harus berada di satu atap yang sama dengan pria itu saja.
"Kau jangan sekali-sekali menunjukan sikap yang membuat ibuku curiga jika sebenarnya aku yang memaksamu untuk menikah denganmu."
Di hari pertama Y/n datang kembali ke rumah ini. Pria itu tidak mendatangkan pekerja rumah yang biasa membersihkan rumah mereka.
Itu mengapa begitu keluarga Mark sudah pulang, pria itu dengan lugas memberikan perintah yang tak masuk akal bagi Y/n meski sekarang mereka sedang berada di ruang tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker » Mark X You✔
FanfictionObsession Series Book 3 WARNING! Rating 22+ Rape, Mature, Angst 🚫Not Children *** "Aku menyukaimu. Bahkan sebelum kau menjadi bintang besar seperti sekarang." Y/n menelan ludah. Tak mungkin dia melupakan pria itu. Pria yang pernah menyewanya untuk...