"Y/n! Ada kiriman coffe truck untukmu," ujar salah satu staff yang menghampiri Y/n.
Hari ini jadwalnya syuting video klip untuk album terbarunya. Mendapat hal seperti itu sudah terbiasa baginya. Paling yang mengirimkan adalah rekan sesama artis atau penggemarnya.
Meski begitu dia tetap bertanya. "Siapa yang mengirimkannya?"
"Salah satu penggemarmu. Bahkan dia juga ada di sini."
Y/n antusias mendengarnya. Dia tidak punya pikiran buruk sama sekali mendengar hal tersebut. Dia masih bernalar, tidak mungkin stalkernya yang gila itu, yang mengganggunya hampir setiap malam, akan muncul di depan public.
"Aku ingin bertemu dengannya."
Staff itu tertawa, menggandeng tangan untuk Y/n menemui penggemarnya. "Dia bilang dia dekat sekali denganmu. Bahkan semalam dia bertemu denganmu."
Y/n mengernyit. Langkahnya memelan, merasakan ada yang janggal dengan kalimat yang diucapkan staff tersebut.
Semalam, dia hanya berdiam diri di rumah. Dia tidak bertemu dengan siapa pun, jika semalam ada yang melihat dirinya. Sudah pasti orang itu adalah...
"Mark?" gumam Y/n pelan, namun staff pria yang di sampingnya itu masih dapat mendengarnya.
"Sudah kuduga kalian saling memang saling mengenal dekat," ujar staff tersebut seraya menunjuk Mark dan Y/n.
Agar tidak terlihat mencurigakan, Y/n membalasnya dengan kekehan pelan.
Dia memperhatikan Mark yang tengah berbincang dengan staff tersebut dan juga beberapa staff lainnya. Sebelum mereka meninggalkan Y/n dan Mark berdua karena mengira mereka sudah saling mengenal.
Terlebih ini bukan pertemuan pertama mereka di saat jam kerja Y/n.
Mark mendekatinya. Y/n berusaha mengontrol kendali dirinya agar tidak spontan melangkah mundur menjauhi Mark.
"Kau belakangan ini sangat menikmati pekerjaanmu. Apa ini adalah bentuk pelarian dari pertengkaranmu dengan kekasihmu?" sindir pria itu.
"Aku tidak bertengkar dengannya, kami hanya sedang sibuk masing-masing." Y/n berdalih.
Mark menutup mulutnya seakan menahan tawa.
Pikiran Y/n semakin memburuk.
"Sibuk? Kau 'kan selama ini tidak mau menjawab panggilan telepon darinya atau membalas pesan darinya. Dan dia, tampaknya tidak begitu peduli menanggapi amarahmu. Buktinya kau sudah selama ini mendiamkan dia, dia malah hanya meminta maaf padamu lewat chat."
"Kau... menyadap ponselku juga?" curiga Y/n.
Mark mengangguk. "Memangnya kau tidak merasa aneh? Selama inikan kau tidak pernah mendapatkan pesan merepotkan dari sasaeng atau haters mu. Kehidupanmu yang belakangan lebih tenang seperti orang biasa, rasanya hampir mustahil dialami seorang idol. Kau tahu seharusnya kau berterimakasih padaku." Mark mencondongkan tubuhnya, berbisik pada wanita di depannya ini. "Bisakah aku minta imbalan rasa terimakasihmu malam ini? Aku bosan tiap hari hubungan kita hanya satu sisi saja."
Dengan lengannya Y/n mendorong pelan Mark, menciptakan jarak aman antara dirinya dan pria itu. "Untuk apa aku harus berterimakasih dengan seorang stalker yang membuat tidurku tidak pernah tenang?"
Mark menaikan sebelah alisnya. "Masa belakangan ini kau tidak pernah tertidur pulas? Aku 'kan selalu memasukan obat tidur di minuman yang akan kau minum sebelum tidur."
"Kau–!"
"Y/n..."
Suara wanita mengintrupsi obrolan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker » Mark X You✔
FanficObsession Series Book 3 WARNING! Rating 22+ Rape, Mature, Angst 🚫Not Children *** "Aku menyukaimu. Bahkan sebelum kau menjadi bintang besar seperti sekarang." Y/n menelan ludah. Tak mungkin dia melupakan pria itu. Pria yang pernah menyewanya untuk...