"Hati-hati tanganmu terluka, nak."
Hyojeong membawa Y/n duduk di kursi bar dapur. Wanita itu memanggil pekerja rumah yang lewat untuk mengambil kotak P3K.
"Mark pasti akan mengomel karena kau membantuku memasak. 'Kan sudah kubilang kau duduk sana, menemaniku tanpa harus membantu."
Y/n terkekeh pelan. "Tidak apa-apa, sepertinya aku hanya kurang hati-hati."
Hyojeong mengobati luka goresan pisau di jari manis Y/n dengan hati-hati. "Masih terasa sakit tidak?"
Y/n menggeleng pelan.
"Kau istirahat saja ya, aku temani ke kamar Mark. Biar urusan dapur dilanjutkan pekerja rumah saja."
Hyojeong menuntun Y/n menuju lantai dua, tempat di mana kamar Mark berada. Sesekali dia masih menanyakan mengenai tangan Y/n yang jika masih terasa sakit akan dipanggilkan dokter.
Itu membuat Y/n tidak enak karena merasa merepotkan. Padahal dia sering memasak, tapi mungkin karena gugup dia jadi tidak fokus dan melukai dirinya sendiri.
Saat Mark berangkat kerja. Y/n tadinya ingin menghabiskan waktu di rumah saja untuk mencari dokumen miliknya yang disembunyikan Mark. Namun ibu dari pria itu mengunjunginya dan membawa Y/n ke rumahnya karena ayah dan juga kakak Mark kerja sehingga dia merasa kesepian di rumah.
Padahal di rumah ini lebih banyak pekerja rumah dibandingkan di rumahnya.
"Ah iya! Aku lupa, ada yang ingin kutunjukan padamu."
Y/n duduk di pinggir ranjang, sementara Hyojeong mencari sesuatu di rak buku.
Y/n melihat sekeliling kamar ini. Tak ada yang special, kamar background putih polos, satu ranjang berukuran king size, satu lemari pakaian besar, pojok ruang terdapat meja belajar dan di dekatnya terdapat rak buku.
Monoton sekali, sama seperti ke pribadian pria itu. Tidak ada istimewanya sama sekali bagi Y/n.
"Y/n. Mari kita lihat foto masa kecil Mark."
Hyojeong mengambil dua album foto ukuran besar dengan tulisan nama Mark di sana. Dia duduk di samping Y/n, memberikan satu album tersebut ke Y/n sementara dia membuka satu album yang lain.
"Ini waktu Mark masih bayi." Hyojeong menunjuk foto bayi laki-laki yang tengah tersenyum seolah sadar kamera, "menggemaskan ya? Kalau kalian nanti memiliki anak , mungkin seperti ini gambarannya."
Y/n meresponnya dengan tertawa canggung.
Hyojeong menunjukan beberapa foto lain ketika Mark masih kecil. Y/n pun memperhatikan tiap potret pria itu. Ketika Hyojeong hendak membalikan halaman lagi, mata Y/n tertuju pada potret Mark yang tengah merangkul anak perempuan.
"Ini siapa?"
Hyojeong mengernyit seperti mencoba mengingat sosok anak perempuan di foto tersebut, dalam beberapa saat dia baru menjawab, "oh ini adalah anak tetangga kami saat tinggal di Korea. Dia dekat dengan Mark, rumah kami bersebelahan sampai ibu dari anak ini menikah."
"Um... apa ada foto Mark dengan anak perempuan ini lagi."
"Oh tentu."
Lewat dari dua halaman selanjutnya. Y/n mendapati banyak foto anak perempuan yang tak asing lagi baginya ini.
Jungkook selalu membanggakan sosok adik tirinya itu. Tak mungkin jika Y/n tak pernah melihat foto adik tiri dari kekasihnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker » Mark X You✔
FanfictionObsession Series Book 3 WARNING! Rating 22+ Rape, Mature, Angst 🚫Not Children *** "Aku menyukaimu. Bahkan sebelum kau menjadi bintang besar seperti sekarang." Y/n menelan ludah. Tak mungkin dia melupakan pria itu. Pria yang pernah menyewanya untuk...