"Ugh..."
Sehabis bangun tidur, bukannya merasa rileks, tubuh Y/n malah terasa remuk. Dia duduk di ranjang yang spreinya sudah tak karuan ini. Tak ada Mark di sampingnya, pria itu mungkin sudah berangkat kerja. Atau mungkin bertemu dengan temannya. Y/n tidak tahu, dia tidak peduli.
Yang paling penting, wujud pria itu tidak tertangkap oleh pengelihatannya.
"Dia benar-benar menganggap aku budak seks nya," gumam Y/n menatap pantulan tubuhnya di kaca besar yang ada berhadapan langsung dengan ranjang. Memar di beberapa bagian dan tanda kemerahan di sekitar leher dan dada.
Y/n jijik sendiri melihat tubuhnya.
Dia segera memakai kemeja kebesaran milik Mark saat melihat knop pintu kamar di putar. Hendak membukanya.
Tak ada yang berani masuk selain Mark. Jadi dia yakin itu adalah Mark. Tapi matanya membelalak saat tahu Mark tidak masuk sendirian ke kamar, melainkan bersama wanita yang sudah sangat Y/n kenal.
"Chaeyoung..." panggilnya lirih.
Seolah tahu isi pikiran Y/n. Mark memperkenalkan wanita di sampingnya. "Chaeyoung adalah tangan kananku, yang aku percayai untuk urusan pribadimu. Termasuk aku yang menyuruhnya menjadi teman mu."
Chaeyoung tidak menunjukan ekspresi apa pun, tapi mata wanita itu tidak berani melihat Y/n yang menatapnya dengan pandangan terluka karena selama ini Y/n menganggap Chaeyoung adalah teman sungguhan.
"Karena pergerakan mu diluar sudah aku batasi dan kau tidak bisa keluar dari rumah tanpa ijin dari ku. Chaeyoung yang akan menjaga mu secara khusus."
"Kenapa?" tanya Y/n tanpa sadar, masih tidak terima.
Tapi tentu saja Chaeyoung tidak merespon apa pun.
"Chaeyoung, tinggalkan kami berdua."
Wanita itu membungkuk dengan sopan pada Mark sebelum pergi dan meninggalkan Y/n yang masih termangu dengan Mark yang sudah mengunci pintu dari dalam.
Selepas kepergian Chaeyoung, Mark menunjukan seringainya. Dia mendekati Y/n dan menyentuh dagu wanita itu, memaksa Y/n beradu pandang dengannya.
"Dengar kataku baik-baik. Tak ada seorang pun yang bisa kau percayai selain aku. Aku satu-satunya orang yang tidak pernah memakai topeng saat bersama dengan mu."
"Karena hanya kau satu-satunya iblis yang ada di sekitarku. Dan tak punya malu untuk menunjukan sifat aslimu yang buruk itu," desis Y/n.
"Lalu kau apa? Pemuja iblis? Karena kau bisa menjalani hidup tanpa kekurangan apa pun karena aku."
"Aku tidak pernah minta pada mu untuk hidup seperti ini!" teriak Y/n.
Dengan tenaga yang ada dia menarik Mark agar berbaring di ranjang, sementara dirinya berada di atas tubuh pria itu.
PRANG!
Dengan tergesa Y/n mengambil garpu yang berada di atas piring bekas menaruh buah. Menggenggam kuat garpu tersebut, dan siap menerjang Mark dengan benda berbahan logam tersebut.
Garpu itu hampir mengenai mata kiri Mark. Jika Mark tidak punya tenaga yang kuat untuk menahan tangan Y/n.
Tangan si wanita bergetar karena masih berupaya menusuk Mark. Tapi usahanya nihil, malah garpu itu semakin menjauhi Mark dengan mudahnya.
"Brengsek!" makinya, tidak menunjukan emosi, tapi lebih mengeluarkan perasaan sedih yang dia tahan agar terlihat kuat.
Air matanya turun mengenai baju yang Mark pakai.
"Hidupku sudah sulit sebelum bertemu dengan mu. Yang tersisa dari ku yang menyedihkan ini hanya harga diriku. Dan kau merebutnya begitu saja."
Masa bodo dengan harus terlihat kuat seperti yang mendiang ayahnya ajarkan padanya. Dia ingin menangis detik ini juga di hadapan pria yang membuat hidupnya benar-benar hancur.
"Memangnya apa salahku...." Tanyanya begitu menyanyat hati.
Hanya mampu membuat Mark terdiam menatap wanita yang menangis di atas tubuhnya seraya menutup wajah dengan kedua tangannya.
***
"Y/n tidak pernah datang ke kampus lagi tak lama setelah Mark datang ke kampus."
Jungkook mengusap kasar wajahnya. Dia melirik Jihyo yang juga tidak tahu harus berbuat apa. Padahal dia sudah berjanji pada Y/n akan membebaskan wanita yang sudah dia anggap sebagai adiknya itu.
Padahal rencana mereka sudah matang untuk mengambil Y/n dari Mark tapi mereka malah kehilangan jejak Y/n.
"Aku tidak dapat menemukan tanda keberadaan Y/n," ucap Jungkook.
Suara ketukan pintu, membuat mereka menoleh, seorang lelaki yang merupakan asisten Jungkook masuk ke ruangan, memberitahu ada wanita yang ingin bertemu dengan mereka. Jungkook berpikir mungkin itu salah satu penyanyi dibawah naungan agensi yang dibangun sahabatnya.
Dia cukup terkejut ketika memperbolehkan tamu tersebut masuk ruangnnya, ternyata wanita yang ingin bertemu dengannya adalah Chaeyoung. Yang Jungkook kenal sebagai teman Y/n.
"Bukankah kau teman dekat Y/n di kampus?"
Chaeyoung mengangguk.
Ekspetasi Jungkook, mungkin Chaeyoung bertanya pada Jungkook di mana keberadaan Y/n, mengingat wanita itu tahu Jungkook dekat dengan Y/n.
Dia tidak pernah berekspetasi bahwa Chaeyoung akan berkata,
"Aku tahu di mana keberadaan Y/n." Dia menelan ludah sebelum kembali melanjutkan ucapannya, "sebenarnya aku adalah tangan kanan Mark Lee, CEO yang mengurung Y/n di rumahnya."
Jihyo membelalakan matanya, dia sudah bersiap berdiri menerjang Chaeyoung, jika saja Jungkook tidak menahannya.
Jungkook yang sebenarnya panik pun, berusaha tenang untuk bertanya lebih lanjut pada Chaeyoung. "Apa Y/n berbuat kesalahan pada Mark?"
"Kesalahan Y/n hanyalah dekat dengan mu," ungkap Chaeyoung, "aku sudah mengenal Mark sejak kecil, aku tumbuh besar bersamanya untuk bekerja dan menjadi orang kepercayaannya. Aku tahu Mark mulai mencintai Y/n. Dan dia mengurung Y/n karena tidak ingin kehilangan Y/n seperti dia kehilangan orang yang dia cinta dulu, yaitu... adikmu Jeon Jungkook."
Jihyo tidak paham maksud dari perkataan Chaeyoung, karena ini ada sangkut pautnya dengan masalah internal keluarga.
Jungkook sendiri tahu adik tirinya kembar. Tapi dia tidak pernah tahu siapa kembaran adiknya itu karena mereka terpisah sejak masih kecil sebab ibu tirinya menikah dengan ayahnya.
Otaknya berputar memikirkan fakta yang baru diketahuinya.
"Jadi tujuanmu ke sini apa?" tanya Jungkook, masih berusaha mengalihkan pikirannya.
"Aku ingin membantu kalian untuk membebaskan Y/n dari Mark. Aku benar-benar merasa bersalah padanya."
Lucu sekali.
Dia sempat mengubur perasaannya untuk adik tirinya karena merasa perasaan itu salah. Tapi sekarang dia malah jatuh cinta dengan kembaran adik tirinya sendiri.
Bisa-bisanya dia menjadi rival dari pria yang kisah percintaannya tak jauh beda dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker » Mark X You✔
Fiksi PenggemarObsession Series Book 3 WARNING! Rating 22+ Rape, Mature, Angst 🚫Not Children *** "Aku menyukaimu. Bahkan sebelum kau menjadi bintang besar seperti sekarang." Y/n menelan ludah. Tak mungkin dia melupakan pria itu. Pria yang pernah menyewanya untuk...