Y/n menutup pintu kamar rawat Mark. Dia membawa kotak makanan buatannya yang dia bawa diam-diam karena permintaan suaminya yang tak suka makanan rumah sakit.
"Wah istriku sudah datang," pekik Mark senang seperti anak kecil menyambut Y/n.
Mark memberi tempat untuk Y/n agar duduk di ranjang yang sama dengannya.
Y/n duduk di hadapan Mark membuka kotak makan yang dibawanya. "Kau berkata seolah aku pergi sangat lama, padahal aku hanya meninggalkanmu sejam untuk membuat ini atas permintaanmu."
"Apa kau keberatan?"
Y/n menggeleng. "Tidak sama sekali."
"Suapi aku ya."
Y/n mengambil sedikit makanan menggunakan sumpit, mulai menyuapi suamianya.
"Terimakasih," gumam Mark. Pria itu mengambil ponselnya menunjukan beberapa barang pesanannya pada sebuah marketplace, "lihat aku sudah beli sedikit barang untuk mengisi kamar anak kita. Kemungkinan barang ini akan datang setelah aku pulang dari rumah sakit."
Y/n mengambil ponsel itu. Terkejut karena kata sedikit yang Mark ucapkan, terbilang banyak bagi Y/n. "Ini banyak, Mark. Kenapa kau juga membeli kasur bayi dan... ya ampun, bahkan kau juga membeli mainan anak untuk usia 2 tahun keatas? Anak kita saja belum lahir."
"Tidak apa-apa," Mark menunjukan cengirannya, "semua mainan ini lucu, sayang sekali kalau aku tidak bisa membelinya karena kehabisan."
Dia kalap sendiri saat melihat barang-barang untuk anak kecil, niat hanya ingin membeli satu kasur dan dekorasi lain, malah membeli barang yang memang dia sadari tidak begitu berguna untuk bayi yang baru lahir.
"Padahal kita bisa mencarinya di store saja."
"Tidak, kau harus mengurangi aktivitasmu di luar rumah," sahut Mark, "aku tidak mau kau kelelahan, kemudian terjadi sesuatu padamu."
"Aku baru menyadari kalau aku memiliki suami yang perhatian." Y/n mengulum senyum senang.
Mark terkekeh. "Kan selama menikah denganku kau selalu menganggap aku ini buruk. Bahkan jauh sebelum kita menikah."
"Karena banyak kesalah pahaman yang tidak berani aku sampaikan."
"Kalau begitu mau meluruskan semua kesalah pahaman yang selama ini menghantui pikiranmu? Semenjak hubungan kita mulai membaik, kau sama sekali tidak pernah membahas hal yang membuat sudut pandangmu buruk terhadapku. Aku tidak mau kita kembali bertengkar karena penyebab yang sama lagi."
Y/n memang menghindari pembahasan itu.
Dia menganggap itu angin lalu, dan berusaha mengenyahkan segala pemikiran buruk di masa lalu karena tidak ingin hal itu dapat mengusik hatinya yang membuat dia tidak mempercayai Mark lagi.
Tapi sepertinya Mark benar, dengan tidak adanya titik terang mengenai banyak pertanyaan dikepalanya. Bisa saja itu akan jadi boomerang di masa depan yang mengakibatkan permasalahan muncul karena penyebab yang sama.
Mark mengambil kotak makan dan sumpit yang ada di tangan Y/n, dia menaruhnya di nakas samping ranjang yang mereka duduki, sebelum mengganggam kedua tangan Y/n.
"Aku akan menjawab jujur semua yang ingin kau tanyakan. Hanya saja aku ingin kau ingat, bahwa sejak aku mengenalmu dan tentunya di masa depan nanti, hanya kau yang aku cinta. Istriku, Y/n seorang."
Mark menatapnya dalam, berharap Y/n mempercayainya.
"Baiklah, baiklah," ujar Y/n pada akhirnya, "terlalu banyak yang ingin aku tanyakan sampai aku bingung harus bertanya yang mana dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker » Mark X You✔
FanfictionObsession Series Book 3 WARNING! Rating 22+ Rape, Mature, Angst 🚫Not Children *** "Aku menyukaimu. Bahkan sebelum kau menjadi bintang besar seperti sekarang." Y/n menelan ludah. Tak mungkin dia melupakan pria itu. Pria yang pernah menyewanya untuk...