|¹²|Awal Konflik|

18 4 0
                                    

"Kalau gue bilang, gue suka sama Daelyn gimana?"

"Apa??? Gak, gak boleh!"

"Kenapa gak boleh? Jangan bilang.....lo suka sama Daelyn juga?"Jay berdecak.

"Ck, asal lo tau, Daelyn sama gue itu sahabatan dan selamanya begitu. Dan gue gak bakal biarin sahabat gue deket sama cowok kaya lo!"

"Oh, ya? Apa lo pernah denger, gak ada istilah sowok sama cewek sahabatan. Pasti diantara keduanya bakal ada yang suka entah itu lo atau dia. Lo yakin gak suka sama dia? Kalau lo suka gapapa, ini masih awal dan biarin kita bertarung secara sehat. Tapi, kalau lo gak suka sama dia, gue yang bakal dapetin Daelyn."

"Jangan harap lo bisa deketin Daelyn! Gue tau, lo deketin dia cuma mau manfaatin dia doang, kan? Atau....lo mau gunain dia buat taruhan sama geng lo?!"Nicholas tersenyum miring.

"Sorry, gue bukan tipe cowok brengsek kaya yang lo bilang. Terserah juga lo mau ngatain gue apa, yang pasti gue bakal deketin Daelyn dengan cara gue sendiri."setelah berkata demikian, Nicholas melepaskan tangannya kasar dan segera keluar dari kamar Jay.

Jay menatap tajam ke depan sembari mengeraskan rahang hingga giginya bergeletuk. Kembali pada Nicholas, tepat saat ia keluar, ia berpapasan dengan Johan yang tersenyum kearahnya.

"Hai Kak?"

Nicholas tak menanggapi sapaan itu dan melengos pergi. Johan tersenyum menatap kepergiannya bersamaan dengan kakaknya yang berteriak kesal dikamarnya.

"ARRGHH!!!"

Beberapa waktu kemudian....

Johan berniat untuk untuk ke kamar kakaknya untuk menanyai sesuatu padanya. Baru saja di lorong kamar, tak sengaja indra pendengarannya mendengar suara keributan di kamar kakaknya. Itu adalah suara kakaknya sendiri yang berdebat dengan Nicholas.

"Kenapa gak boleh? Jangan bilang.....lo suka sama Daelyn juga?"

"Ck, asal lo tau, Daelyn sama gue itu sahabatan dan selamanya begitu. Dan gue gak bakal biarin sahabat gue deket sama cowok kaya lo!"

"Wah, apa nih? Jadi Kak Nichol suka sama Kak Daelyn? Kayaknya menarik,"

"Oh, ya? Apa lo pernah denger, gak ada istilah sowok sama cewek sahabatan. Pasti diantara keduanya bakal ada yang suka entah itu lo atau dia. Lo yakin gak suka sama dia? Kalau lo suka gapapa, ini masih awal dan biarin kita bertarung secara sehat. Tapi, kalau lo gak suka sama dia, gue yang bakal dapetin Daelyn."

"Jangan harap lo bisa deketin Daelyn! Gue tau, lo deketin dia cuma mau manfaatin dia doang, kan? Atau....lo mau gunain dia buat taruhan sama geng lo?!"

"Sorry, gue bukan tipe cowok brengsek kaya yang lo bilang. Terserah juga lo mau ngatain gue apa, yang pasti gue bakal deketin Daelyn dengan cara gue sendiri."

Tak lama, ia mendengar suara langkah kaki yang hendak keluar dari ruang kamar itu. Dengan cepat, ia langsung bersikap seolah tidak mendengar apa-apa.

"Hai Kak?"Johan tersenyum menatap kepergiannya bersamaan dengan kakaknya yang berteriak kesal dikamarnya.

"ARRGHH!!!"

....

Di belakang sekolah, Gavian dan gengnya tengah berkumpul seperti biasa sembari bergurau 'ria'. Tiba-tiba, Joe berguman sesuatu yang membuat teman-temannya menoleh.

"Eh, kenapa Nichol gak berangkat ya, dari kemarin?"

"Bolos kali?"mendengar ucapan Dimas, Joe yang emosian ingin memukul bahunya.

Nada Yang Hilang| Enhypen (ii)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang